Sabtu, 16 November 2013

Me,You,and Us..



Created by Aii D.Luffi or Aii Cicuit





..Bagiku..
Hidup seperti ini sudah melebihi dari cukup. Dan aku juga telah mempercayai sebuah kisah indah dari balik semua kehidupan. Kalau dalam dongeng,sang pangeran bersama dengan permaisurinya,lalu memiliki anak dan hidup bagahia tuk selamanya. Maka kalau pada diriku,hal itu juga sama. Hanya...tidakkah kalian tahu bahwa dunia tidak selalu berjalan mulus bagai dongeng sebelum tidur? Ini adalah versi lain dari cerita sakhibul hikayat yang terelisasikan dengan pandangan masing-masing. Terserah kau mau melihatnya menyimpang atau tidak.

Yang pasti..aku sudah bahagia..



KLAK!

Pria bermata tajam namun sedikit sayu itu menutup laptop hitam legam seperti rambutnya hingga menimbulkan bunyi. Wajahnya tenang,dan mengeras. Seolah-olah dia adalah patung berjalan. Sulit sekali tuk mengeluarkan senyum satu detik saja.
Hampir pukul 5. Sudah waktunya bank tempat ia membanting tulang –sebagai teller pembuka kartu kredit biasa—untuk tutup. Dia melonggarkan dasinya lalu membereskan laptop beserta beberapa dokumen yang ada dimeja masuk ke tas ransel hitam. Dokumen itu sudah lecek,tapi ia sama sekali tidak peduli.

Kemudian setelah selesai,ia berjalan meninggalkan mejanya bergegas pulang dan tak ada niatan untuk berbelok kemanapun.
“Tuan Lee sudah mau pulang?” sapa wanita cantik berambut panjang merah disemir. Tatapan dan senyumnya itu genit-genit menjijikkan dimata elangnya. Apalagi memamerkan kakinya yang terbuka karena rok kerjanya melebihi di atas paha. Tapi dia sama sekali tidak repot untuk tergiur.
“hmm..” jawab pria tersebut dingin tanpa banyak menoleh banyak. Seketika wanita merah itu merengut.

Diluar mendung cukup gelap. Segelap wajah dirinya. Kelam dan tak tertembus. Menyusuri jalan tol yang sangat lenggang dengan kecepatan maksimal bersama pikiran merajuk kuat. Dan..jatuhlah tetesan bening dari tumpahan awan dilangit. Hanya sebatas rintik-rintik,namun cukup membuat pemandangan diluar jendela mobil berkabut.  Seakan kota ini teramat horor. Karena pada kenyataannya pun seperti itu.

Nafas pria bermata elang itu terhirup kasar ketika sebuah dentingan aneh merebak disudut mobil. Ia merogoh ranselnya sambil menyetir,lalu mengeluarkan sebuah pager. Aneh memang,ditahun 2013 yang serba canggih,pria tampan nan dingin tersebut masih mempunyai alat komunikasi jadul beberapa abad lalu. pager hitam itu kecil,dapat disembunyikan dimana saja hingga orang lain tak tahu. Dan itulah multi fungsinya bagi pria macam dia.

Dia membaca sebuah pesan aneh bertuliskan simbol-simbol italia. Seperti..teka-teki..atau kode? Entahlah,pria itu meremasnya,melemparnya ke dalam ransel kembali—kesal—lalu menukikkan ban mobil dengan tajam hingga menimbulkan bunyi berdecit keras. Dalam waktu setengah detik,mobilnya sudah berbelok melawan arus. Tapi toh dia tak peduli. Yang penting,urusannya itu segera terselasaikan. Dan ia bisa tidur dirumah.

**o0o**

Memasuki komplek perumahan yang masih terasa asing,dari kejauhan..terlihat seorang bocah sekitar 6 tahun duduk dirumput basah dan memegang sesuatu,tak tahu apa. Dan ia sadari,bocah itu tidak sendiri. Bersama seorang wanita muda,cantik,mungil,dan dingin. Wanita itu hanya mengawasi sang bocah dari dekat tanpa senyum. Lalu seketika mobil meluncur ahli ke pelataran parkir sebuah rumah besar bergaya Eropa. Dan kedua orang yang tengah asik dirumput,mendongak.

“ayah!!!” Seru bocah itu senang. Tapi ia sama sekali tidak berniat untuk bangkit berlari dan memeluk ayah yang ia maksud. Pria berwajah kelam itu—keluar dari mobil berwarna sama seperti rambutnya,tersenyum samar mendengar bocah tampan itu menjerit senang. Disaat bersamaan,dia melirik wanita cantik yang memakai gaun merah pudar selutut tersenyum kecil menatapnya.

“apa yang kau lakukan?” tanya pria itu setelah berjongkok didepan anaknya,mengusap rambut lebat  si bocah penuh sayang. Anak itu terkekeh tapi tidak menjawab. Melanjutkan permainannya. Merasa diacuhkan,pria ini mendongak,berdiri lalu mencium sebuah kening halus yang sangat ia cintai. Wanita itu memejamkan mata merasakan kehangatan yang mengalir dari bibir suaminya.
“tidak ada yang aneh kan?” bisiknya sembari menunduk. Wanita itu menggeleng mantap. Bermain dengan kerah baju suaminya.
“ayo,sayang kita masuk. Sepertinya akan hujan lagi”

Darisitulah sang pria mengisyaratkan wanita dan anaknya untuk masuk kedalam rumah. Tampak dari sudut matanya terdapat 3 orang ibu-ibu paruh baya tengah berbisik-bisik diujung dan sesekali melihat keluarga kecil mereka. Sengaja menampakkan keharmonisan,pria itu meraih bahu istrinya lalu menggiringnya masuk.

“..lihat! Pasangan yang cocok ya? Yang satu tampan,dan yang satu lagi cantik. Anaknya saja seganteng bapaknya” sahut si ibu kagum memakai baju biru.
“Sepertinya mereka masih muda ya? anaknya saja baru satu dan masih SD. Aduhhh romantis sekali” timpal seorang ibu bergaun putih kusam.
“Tapi..mereka sedikit tertutup. Istrinya saja jarang berkumpul seperti kita-kita. Apa karena masih muda ya?” Dan yang berbaju hijau bertanya heran. Memandangi rumah besar yang ada dihadapan ketiganya.
Si bergaun putih mengangkat bahu bingung.
“entah. Atau mungkin karena baru pindah..sulit beradaptasi. Padahal orang sini kan ramah-ramah”
“oiya..siapa namanya?”
“Nyonya Lee? klo tidak salah..Hae sun? Hee sun? Hye..sun?? Aku lupa. Panggil saja dia Nyonya Lee Minho”

Lalu ketiganya tertawa sumbang,menikmati sore yang basah selepas hujan. membuat bocah itu yang hendak berjalan ke dalam rumah—menoleh ke arah mereka. Ia menyatukan alisnya,memasang wajah aneh nan misterius. Mata elang yang diturunkan dari sang ayah—memandang tajam seakan ingin melahap mereka yang menertawakan sesuatu. Tapi sudahlah. Ia tak peduli dengan ibu-ibu.

Kemudian ia melemparkan bonekanya yang ia ajak bermain ke sampah dan masuk ke rumah,tanpa ia sadari kalau bidikannya meleset. Memperlihatkan boneka beruang yang sudah rusak karena beberapa tusukan pisau hingga isi kapuknya keluar berserakan. Senyum manis beruang pun menghilang. Dan seakan-akan..dia marah. Marah karena sudah dimutilasi badannya oleh sang majikan penuh kekejaman.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar