Created by Aii D.Luffi or Aii
Cicuit
Alfian keluar dari kamarnya mengenakan kaos putih tipis yang
memperlihatkan seberapa berotot dan bidang dadanya,serta celana selutut santai
berwarna coklat. Kedua tangan masuk ke dalam saku,rambutnya basah sehabis mandi
dan acak-acakan semakin membuat nilai plus pada ketampanannya. Bibirnya
menyungging senyum kecil nan lembut tatkala melihat wanita itu—Andrea sedang
duduk dikursi tinggi pada bar dapur. Wajahnya murung,setelah pertengkaran tidak
penting itu terjadi semalam ia sedikit menjauh dari Alfian.
Dimainkannya roti panggang menggunakan garpu tanpa bermaksud melahap,
menyadari suami palsunya mendekat,Andrea sedikit melengus sebal. Sorot mata
pria ganteng itu menilai penampilan santai Andrea, hanya hot pants jeans
sebatas paha,kaos ketat biru langit,agaknya Andrea sangat suka pada warna biru,dan
wajah alami tanpa polesan. Untuk kesekian kali Alfian terpesona dengan
kecantikan Andrea. Wanita ini tidak bisa menghilangkan rasa takjub yang semakin
besar dan selalu ingin mengetahui sesuatu yang lain.
“kau baik-baik saja?” diusapnya paha telanjang itu lembut berusaha
semaksimal mungkin agar emosi Andrea turun. Andrea melirik suaminya tajam.
Kejadian malam tadi sudah membuat dirinya merasa jijik pada Alfian. Ia cukup
marah dengan keegoisan Alfian.
Dia hanya diam dan tetap bermain pada garpunya. Alfian tersenyum
hangat.
“maafkan kata-kataku semalam. aku mengatakan hal yang benar, Andrea.
pil-pil itu bisa melindungimu” terang Alfian lembut dibalas tatapan jengkel
Andrea.
“tentu saja melindungi dari kehamilan.lalu kau mengambil keuntungan
dariku dengan berbuat seenak nafsumu” bentak Andrea mulai tersulut.
“pil adalah pengaman yang sempurna. bisa kau bayangkan,bagaimana kalau
kondom yang kupakai ketika bercinta denganmu robek?”
Andrea terdiam kembali. apa yang dikatakan si brengsek ini benar juga.
Tapi bagaimana kalau pil itu dapat membahayakan tubuhnya? demi tuhan,Andrea
tidak suka mengkonsumsi yang namanya obat kimia. Ia benci itu,apalagi sang ayah
tercinta mati karena terlalu banyak meminum obat yang kata dokter “mujarab”.
Omong kosong.
“pil kontrasepsi tidak membahayakan tubuhmu. Justru mengamankan dari
kehamilan dan tidak membuat wanita terserang penyakit” jelas Alfian seperti
sudah mengetahui pikiran Andrea.
“bisakah kita berhenti membicarakan hal ini? aku rasa aku mau muntah
sekarang” geram Andrea melotot tapi Alfian semakin mendekatkan posisi duduknya
hingga kulit lengan mereka bersentuhan.
“hanya sampai kau menyetujui untuk menggunakan pil itu”
Andrea sudah tak tahan lagi. Ia menggigit bibir dan mulai putus asa.
Baru kali ini ada seseorang yang bisa mengontrol dirinya.
“BAIK.aku akan menggunakan itu. kau puas?” Alfian tersenyum kemenangan.
Dirogohnya saku lalu meletakkan sebuah botol putih kecil dihadapan istrinya.
Andrea mendelik tak percaya. Bagaimana... Ya ampun Andrea ingin sekali
menenggelamkan Alfian saat ini dilaut.
“apa kau hanya melakukan ini padaku?”
Alfian mengangguk mantap.
“jadi..kau..hanya ingin bercinta..denganku?” tanya Andrea tersendat
bersamaan dengan muka memerah.entah malu atau bangga.
“tentu saja tidak”
“apa? mengapa? mengapa semua ini hanya kau tujukan padaku,Alfi? lalu
bagaimana dengan pelacurmu diluar sana?” lagi Andrea membentak sedikit kecewa.
Alfian terkikik. “bukankah kita sudah sepakat bahwa kita menikah hanya
sebagai partner sex saja,sayangku. untuk yang lain,aku tetap akan menggunakan
kondom. mereka hanya selingan. mungkin saja kalau aku sedikit..ehmm..bosan
denganmu..siapa tahu.dan ini juga berlaku untukmu,sayang” dia menaikkan alis
tebalnya riang seakan tak ada apa-apa. Tapi itu justru membuat hati Andrea ntah
mengapa sedikit terluka. Ternyata pria ini masih ingin menyeleweng dengan
wanita lain. Jauh dilubuk hati Andrea merasa, sakit.
Alfian membuka tutup botol pil tersebut dan menyorongkan ditangan
Andrea. Raut muka Andrea sudah tak terbaca, topeng angkuhnya hilang kemana ia
pun tak menyadari karena dia sudah sangat sangat tersudut. Ingin segera
menyelesaikan masalah dengan pria bajingan yang notabene adalah suaminya
sendiri, diambilnya satu pil dan diteguknya bersama air mineral. Sedikit
mengernyit dan memejamkan mata menelan pil tersebut,saat Andrea membuka mata ia
dapat menangkap seringaian puas. Menang, disengaja.
“sudah bahagia? seluruh spermamu yang ada ditubuhku sudah hancur
sekarang” kata Andrea parau karena marah. Ia merasakan tangan Alfian mulai
melilit pinggangnya dan bermain dipangkal pahanya. Memandang tajam pada
payudara Andrea yang pria itu yakini semakin membesar karena ulahnya sendiri.
Hendak menyingkap kaos birunya, tapi Andrea lebih gesit mendorong tubuh Alfian
hingga sedikit terjungkal kebelakang. pria itu melongo dan Andrea berubah
galak.
“menjauh dariku. aku merasa JIJIK padamu!” lalu ia bangkit pergi keluar
dari vila.
“Andrea!” teriak Alfian kecut. Tapi suaranya tidak dapat menjangkau
bayangan Andrea yang telah menghilang. disandarkan kepala pada pangkuan
tangannya. memijat pelipis yang pusing,Alfian merasa kesulitan juga mengahadapi
wanita itu. Dia sombong,tangguh,bengis, dan suka melawan. Ia tak terbiasa
mendapatkan wanita semacam Andrea. semuanya selalu bertekuk lutut dan mematuhi
apa yang dikatakan Alfian membuat Alfian mudah mendapatkan dan juga
mencampakkan seorang wanita. Hanya saja Andrea punya suatu kelebihan yang dapat
memikat Alfian. Cantik dan menggiurkan. Ia juga berhasil mendapat pengalaman
pertama bercinta seorang Andrea Blunt,si Ratu es yang berstatus perawan tersebut.
Sekuat tenaga Alfian harus bertahan,dan akan terus membuat luluh istrinya walau
teramat sulit.
**o0o**
Angin laut berhembus kencang,matahari Afrika nampaknya suka menyinarkan
cahaya berlebih pada pulai ini. Pulau yang begitu indah bagai disurga. Tapi
sudah tidak seindah dimata Andrea sekarang. Ia kira bulan madunya ini akan
berjalan spektakuler,gaya bercinta Alfian membuat dirinya kagum. Tempat yang
eksotis,merasa hidup disebuah buku dongeng. Dan semuanya sudah rusak hanya
karena argumen kotor Alfian semalam. Ia begitu benci pada Alfian untuk saat
ini.
Pria egois,hidup seenak ususnya, berjalan keluar masuk tanpa punya rasa
tanggung jawab.
Air laut yang terhempas ke pasir putih sedikit menggelitik telapak kaki
putih Andrea yang berjalan tanpa sendal. Ia bermaksud menghilangkan api
kemarahan yang ada pada dirinya,dan juga sekaligus menjaga jarak dari Pria berlibido
besar itu.Alfian brengsek,bajingan,tolol. Segala umpatan yang ada diotak Andrea
berkelebat.
Tiba-tiba Andrea teringat akan memori malam pertamanya,itu indah. Jujur
ia bangga. Merasa sudah menjadi wanita seutuhnya,dan ia juga tak ada benak
penyesalan melakukannya bersama Alfian yang jelas-jelas bereputasi playboy
ulung. Lelah, Andrea duduk dilapisan pasir bersih—memeluk lututnya menghadap
pada ombak. Coba pikirkan Andrea,kau dan dirinya sudah setuju kalau kalian
memang hanya menjalani pernikahan sebagai partner sex. Gairah kalian menyatu
saat kau dan dia bersama. Tak ada seorangpun yang bisa mengendalikan. Harusnya
Andrea tak sesakit hati ini,bukankah ini memang sudah menjadi perjanjian
menikah mereka?
Apa yang dikatakan Alfian tadi? kalau sedikit bosan,dia akan bermain
bersama yang lain,dan aturan ini juga berlaku padanya. Ya ampun,Andrea jelas
tak akan sudi,ia tidak serendah yang Alfian bayangkan. Buktinya diusia 26 tahun
ia masih perawan bersih—sebelum menikah tentu saja. Mungkin Alfian bisa,tapi
tidak untuknya.
kepala Andrea mulai pusing,akhirnya tubuh mungil itu terbaring. menatap
silau cahaya sang pencerah membuatnya memicingkan mata. Suasana begitu
tenang,dan hatinya yang tersulut sudah mulai mendingin.Andrea memang butuh
waktu sendiri—menjaga jarak dari suami-bajingan-hobi-merayu didalam vilanya
tersebut. Ditutupnya mata dengan lengan kanan.
Pernikahan tanpa komitmen..itu yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak
masing-masing. Hanya berdasar pada nafsu,gairah,libido tinggi,tanpa adanya
cerita indah seperti pernikahan lainnya.Sadarlah Andrea,kau juga mengiyakan. Mengapa
setelah menikah Andrea merasa rendah,hina,dibawah kontrol. Bagaimana bisa
Alfian melakukan ini padanya.
lama-kelamaan,Andrea mulai tak sadarkan diri terbawa oleh deru ombak
dan panasnya matahari diatas.
**o0o**
dingin. perlahan kelopak cantik itu terbuka. Tidak secerah tadi, Andrea
sadar ia sudah berbaring diranjang master miliknya. Tatapan pertama jatuh pada
lukisan alam laut dari jendela kaca. Laut tampak berombak seperti biasa,tak ada
yang berubah dan pohon kelapa pun melambai tenang. Kemudian ia menatap ke
samping. Alfian dengan muka se.di.kit. cemas duduk ditepi ranjang.
“kau sudah bangun?” Andrea mencoba bangkit tapi kepalanya masih terasa
pening.
“apa yang terjadi?” kata Andrea parau karena tenggorokannya kering.
“kau pingsan terkena panas matahari.kau berbaring cukup lama dipantai.
jangan lakukan itu lagi,sayang. bagaimana kalau tubuhmu terseret ombak?” desis
Alfian takut. Andrea mengernyit,apa suaminya ini berakting? mengkhawatirkan
dirinya?
“aku baik-baik saja. jangan pedulikan aku” Alfian mendengus mendengar
nada sarkasme dari Andrea yang ia pikir masih marah.
“ini,minumlah.kau akan segar kembali” dibantunya tubuh Andrea meminum
segelas jus jeruk dingin. Benar saja, seketika tubuh Andrea tidak lemas dan
merasa ringan. Ia tersenyum kecil.
“terima..kasih..”
untuk sejenak masalah kecil mereka terlupakan, Alfian menggeser
duduknya lebih dekat dan mengecup bibir ranum tersebut begitu lembut hingga
Andrea terkesiap. Diusapnya kening yang berpeluh dengan sayang dan ditatapnya
bola mata coklat Andrea. Wajahnya sudah tinggal satu inci untuk melumat bibir
itu tapi terhenti karena deringan nyaring ponsel Alfian meraung. Kesal—Alfian
melihat siapa yang menggangu romantisme mereka. Tiba-tiba saja Andrea dapat
melihat begitu dekat rahang itu mengeras,matanya menyipit. Lama dibiarkan
ponsel itu meraung tak kunjung diangkat.
Andrea menyentak Alfian yang agaknya sedang berpikir keras oleh
sesuatu. Ia mengisyaratkan Alfian untuk segera menjawab telpon tersebut.
Suaminya mengecup keningnya sejenak.
“tunggu sebentar” kemudian dia keluar menuju teras dan menghadap laut
menjawab panggilan itu teramat serius.
Andrea tersenyum kecil,baru beberapa jam lalu mereka bertengkar dan
sudah kembali saling mencium satu sama lain. Ia tahu Alfian tengah berada pada
perbincangan penting sehingga ia memutuskan untuk pergi mandi.
Air menyegarkan membasuh seluruh tubuh Andrea hingga rasa pening
hilang. Seluruh tubuh indahnya basah. Dalam keheningan yang hanya terdengar
suara percikan air, Andrea mengingat kembali kejadian dimana dirinya telah
menjadi satu bersama Alfian. Rasa yang tidak pernah tertandingi oleh apapun.
Sangat nikmat, sensual, Andrea dan Alfian bak pecandu yang sakau akan pil-pil
ekstasi. Pria itu—suaminya—adalah pria spektakuler yang pernah Andrea
kenal,tentu saja hanya dalam masalah sex.
Andrea masih bisa merasakan bibir padat penuh Alfian berada ditubuhnya.
Dari bibir ke bibir,daun telinga,leher,payudara,dan hal yang paling nikmat saat
bibir Alfian bermain diselangkangannya. Ohh begitu nikmat hingga ia
mengeluarkan cairan cinta,apalagi ketika Alfian mulai memasukinya menggunakan
kejantanannya yang perkasa. Menusuknya perlahan,lalu berganti tempo cepat
hingga Andrea mengerang minta dipuaskan lebih. Bayangan erotis dirinya mengenai
bercinta membuat dia tanpa sadar meraba-raba tubuhnya sendiri ditengah aliran
air dari shower. Tubuhnya mendongak ke atas,Andrea membelai lembut
tenggorokannya yang terkena air seolah-olah belaian tangannya itu adalah jemari
kuat Alfian panas.
Tiba-tiba bayangan Alfian menjadi nyata. Andrea tersentak membuka
matanya saat Alfian datang mendekat dari belakang,telanjang bulat. Lengan kiri
menyampir dipinggang Andrea,sedangkan tangan kanannya meraih dagunya hingga
Andrea terpaksa menengok ke samping dimana mata elang nan tajam itu membara
bagai api. Siap membakar siapa saja.
“apa yang kau lakukan?” tanya Alfian serak tak bisa menahan nafsu lebih
lama lagi. Andrea baru kali ini merasa begitu malu. Ia ditengah-tengah pikiran
kotor dan seperti memuaskan diri sendiri. wajahnya berubah merah dan ia menatap
ke tempat lain menghindari kontak mata dengan suaminya.
“aku..aku..mandi” Alfian mengeluarkan suara geraman tawa geli. Seketika
Andrea begitu kikuk dihadapannya. Mencoba lepas dari kungkungan Alfian tapi
pria itu masih terkikik dan mengencangkan pelukannya.
“jangan pernah seperti itu lagi, tidak akan nikmat saat kau membuat
dirimu sendiri keluar. Kalau ingin,katakan saja padaku. dan aku akan membuatmu
klimaks yang paling hebat” bisik Alfian tanpa babibu lagi,mengecup selembut
sutra dibibir merah Andrea. wanita itu memejamkan mata,tak ada lumatan dan dia
cukup tenang mendapatkan kecupan ini. Hanya saat kekerasan Alfian menyentuh
bahkan menggesek pantatnya, Andrea mengerang,membuka bibirnya terpisah dan itu
adalah kesempatan emas tuk lidah Alfian. Mereka berciuman begitu panas dibawah
guyuran air dingin.
Tangan Alfian bergerilya,menggerayangi dari buah dada yang begitu besar
dan usapan pada puncaknya. Andrea tak ingin menahan suara desahan indahnya bagi
Alfian. Ia selalu mendesah dan semakin kencang. Diikutinya tangan Alfian yang
bermain dipusat dadanya. Ikut memijat,atau membelai sembari masih berpagutan
dalam perang lidah.
Lama-lama kepala Andrea pegal karena harus mengengok ke samping
melulu,dia melepas ciuman ganasnya dan mengambil nafas banyak-banyak seperti
mau mati. Alfian memanfaatkan hal itu untuk membalikkan tubuh Andrea hingga
seluruh inci lekuk indah istrinya terlihat dan bola mata itu seakan-akan bisa
copot dan jatuh. Andrea tertawa sexy melihat reaksi Alfian melihat payudaranya
yang benar-benar sudah membesar karena hubungan mereka yang intim.
“tadi siapa yang menelpon?” Andrea mengalihkan perhatian Alfian pada
dadanya dan menatap tidak suka.
“dari London” dengus Alfian sebal lalu mengacak rambutnya yang basah.
“apa itu?” tanya Andrea lembut.
“masalah perusahaan yang tak mau aku ungkit dibulan madu kita”
“ohh” Andrea manggut-manggut dan kembali melingkarkan lengannya dibahu
kokoh Alfian menghilangkan rasa yang sempat turun.
Alfian menatap Andrea bergelora,tapi diiringi dengan kesenduan yang
tersirat.
“hari ini hari terakhir kita loo”
Andrea mengulum senyum kecewa dan mengangguk pelan. Itu berarti seluruh
cerita spektakuler yanga ada ditempat ini harus berakhir. Kembali ke pekerjaan
berat dan membosankan. Apalagi ia akan berpisah dengan Alfian. Dia di
London,dan suami palsunya di New York.
“aku tahu”
Tak ada lagi perbincangan, Andrea terdiam beberapa saat dan menyambut
ciuman Alfian lagi. Untuk hari ini,biarlah mereka melepaskan nafsu mereka yang
begitu besar. Karena besok tak ada lagi. Hanya segalag urusan memuakkan yang
akan dihadapi Andrea selalu dan seperti biasa.
Ia membiarkan Alfian mengangkat dan menyandarkan tubuhnya didinding
kaca shower.
“apa kau sudah basah?” tanya Alfian menggelitik leher Andrea.
“aku sudah basah sejak tadi dan seluruh tubuh” protes Andrea membuat
Alfian terkekeh. Pelan dan lambat,tusukan dan percintaan mereka lebih dari
sekedar sex. Ini begitu erotis, melambung, dan segala yang ada berkunang-kunang
dipandangan Andrea. Ia yakin bisa pingsan lagi menerima gaya bercinta Alfian
yang lambat dan terukur.
Nafas keduanya berubah terengah-engah. wajah Andrea terlempar ke
belakang begitu muka Alfian bergumul diantara buah dadanya,tenggelam dan
menghirup aroma unik istrinya.
Selanjutnya tubuh dan kaki Andrea menengang,ia semakin mengencangkan
lingkaran kaki dipinggang Alfian dan menjerit tersendat.
“Alfian..aku hampir sampai..aahhh” Dan klimaks lah Andrea. Dadanya
begitu sesak,ia butuh oksigen. Tapi ia tak bisa,karena Alfian masih terus
mendorong kejantanannya karena pria itu belum juga ada tanda-tanda klimaks.
Andrea teringat,Ya ampun pria ini kan perkasa. Andrea harus mati 3 kali dan
Alfian baru bisa mengikuti dirinya.
Benar saja, Andrea sudah mengalami yang namanya multiorgasme,entah ia
tak bisa menghitung. Dan ceracauan Alfian keluar,dia akan klimaks.
“oh yeah Andrea.ohh sayanggg” erangan panjang Alfian dan iringan
orgasmenya membuat Andrea bangga akan diri sendiri. Alfian menyukai bersetubuh
dengan dirinya. Dan disaat itulah Andrea tersadar,ia merasakan cairan hangat
masuk di rahimnya,menggetarkan setiap urat nadi yang ia miliki. Andrea
terkesiap,dia tersendat dan ikut mengerang. Ia lupa kalau Alfian sudah tidak
akan menggunakan pengaman untuk dirinya. Dia melenguh panjang sampai semua
milik Alfian habis.
Barulah setelah selesai,Andrea dan Alfian bisa bernafas. Menghirum
semua oksigen dikamar mandi tersebut. Dinding kaca menguap mengaburkan
pemandangan erotis pasangan ini. Alfian menyeringai melihat Andrea seakan
menikmatinya.
“bagaimana ketika aku keluar dalam tubuhmu?”
Andrea tersipu,berusaha sekuat tenaga tidak memperlihatkannya pada
Alfian. Gengsinya terlalu besar.
“itu..fantastis”
Alfian tertawa lembut,mengecup kening,hidung dan bibir Andrea.
Selanjutnya ia mematikan keran air,menggendong Andrea berbaring di ranjang
penuh kelembutan ekstra.
**o0o**
Mengalami jetlag yang sangat panjang karena melintasi dua benua
berbeda,Andrea tertidur kelelahan dilimosin mewah menuju rumah. Alfian menutup
laptopnya mengakhiri dokumen kerja dan memandang istrinya yang terlelap sedikit
jauh dari jarak dia duduk. Alfian mengulum senyumnya dan mendekat. Andrea
tampak begitu cantik,rapuh dan rentan saat tertidur. Tetapi ketika ia
bangun,Andrea berubah sosok wanita penguasa. Sombong,dingin,tak tersentuh,licik
bagai cleopatra atau wanita angkuh seperti itu lainnya.
Tapi ada satu hal, Alfian tak bisa melepaskan rasa puas didalam tubuh
Andrea. Ia menginginkan wanita angkuh ini lagi dan lagi. mengapa harus Andrea?
ada banyak gadis yang bisa ia tiduri tapi ia sama sekali tak punya rasa untuk
melanjutkannya. hanya Andrea. apa karena wanita ini acuh pada Alfian hingga
Alfian merasa gemas,jengkel,sekaligus ingin membalas tantangannya.
Entahlah,Alfian tak tahu jawaban apa yang pantas.
Dia meraih remote,menutup gorden jendela antara kursi penumpang dengan
sopir—tak ingin privasinya terganggu. Lalu menarik kepala Andrea lembut dan
menyandarkannya dibahunya yang terbalut jas hitam. Direngkuhnya bahu Andrea
erat menghirup aroma wangi dipucuk kepalanya. Itu sangat harum,Alfian tak
pernah bosan untuk menciumnya. Pandangannya teralih pada paha Andrea yang
terekspose. Alfian kagum. Andrea mengenakan gaun kuning tanpa lengan dan
menutupnya bersama blazer coklat. gaunnya naik dan memperlihatkan kaki
mempesona Alfian tersebut.
disentuh dan lama-lama dibelainya memutar ke pangkal paha Andrea
semakin naik hingga mencapai batas celana dalam tipis. Alfian terkikik,sambil
masih memainkan tangan ia mencium kening Andrea dalam-dalam membuat Andrea
bangun. Ia merasa suatu kenikmatan aneh menjalar hingga membangunkan lelapan
nikmat. Andrea melenguh parau khas orang bangun tidur. Ia melihat Alfian
mencium pipi lalu telinga, dan jemarinya bermain pada pangkal paha sampai ia
harus membuka pahanya sendiri.
“jam berapa ini?” tanya Andrea bingung menatap jalanan rimbun penuh
pohon.
“empat sore” dan Andrea yang masih linglung membiarkan badannya
terdorong sampai terbaring dijok kulit limosin. Alfian merangkak—menindih
tubuhnya dengan pandangan bernafsu. Menurunkan wajah untuk menyesap leher
jenjang Andrea,melepas blazer dan bermain dipotongan rendah pada dada atasnya.
Andrea terkekeh manja,melingkarkan kakinya yang menggunakan stileto cream pudar
dan merentangkan kedua tangan ke atas. Alfian sepenuhnya mengambil kontrol.
“kita mau kemana?” tanya Andrea lemah dan mengantuk setelah
multiorgasmenya dimobil. Alfian sungguh menakjubkan.
“ke rumahku” jawab Alfian santai,merebahkan kepala dipayudara telanjang
istrinya,lelah.
“apa?!!”
Andrea mendorong tubuh Alfian sampai duduk,terkejut matanya membelalak.
“rumah..mu?” tanyanya tak percaya.
“ya. aku memiliki satu rumah besar di London”
“apa kau akan meninggalkan aku sendiri dirumahmu?” tanya Andrea curiga.
Alfian bingung tapi kemudian ia tertawa.
“tentu saja tidak. Kita akan tinggal bersama”
“bersama? lalu..bagaimana pekerjaanmu di..New York?”
“ayahku sudah mengutus kepala cabang untuk mengambil alih perusahaan
disana. Karena aku sudah menikah,aku wajib untuk tinggal disini denganmu,dan
semua pekerjaanku akan dipindahkan kemari”
Andrea menyatukan kedua alisnya tak menyangka. Jadi Alfian tidak akan
meninggalkannya? Dan mereka akan tidur satu atap setiap hari? Dialihkannya
pandangan pada jendela limo yang berjalan stabil masuk dari sebuah gerbang
mewah—bak istana—dan memutari taman rumput bundar memperlihatkan sebuah rumah
menjulang dengan gaya arsitektur prancis. Dalam hati wanita itu entah mengapa
terjingkrak riang. Apakah dia senang? Andrea menutupi senyum manisnya,tak mau
sampai Alfian memergoki.Dan disinilah Andrea,dirumah Alfian—suami palsunya.
tbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar