Sabtu, 16 November 2013

LOVE FROM THE HELL (bab 5)



Created by Aii D.Luffi or Aii Cicuit


Alfian keluar dari kamarnya mengenakan kaos putih tipis yang memperlihatkan seberapa berotot dan bidang dadanya,serta celana selutut santai berwarna coklat. Kedua tangan masuk ke dalam saku,rambutnya basah sehabis mandi dan acak-acakan semakin membuat nilai plus pada ketampanannya. Bibirnya menyungging senyum kecil nan lembut tatkala melihat wanita itu—Andrea sedang duduk dikursi tinggi pada bar dapur. Wajahnya murung,setelah pertengkaran tidak penting itu terjadi semalam ia sedikit menjauh dari Alfian.


Dimainkannya roti panggang menggunakan garpu tanpa bermaksud melahap, menyadari suami palsunya mendekat,Andrea sedikit melengus sebal. Sorot mata pria ganteng itu menilai penampilan santai Andrea, hanya hot pants jeans sebatas paha,kaos ketat biru langit,agaknya Andrea sangat suka pada warna biru,dan wajah alami tanpa polesan. Untuk kesekian kali Alfian terpesona dengan kecantikan Andrea. Wanita ini tidak bisa menghilangkan rasa takjub yang semakin besar dan selalu ingin mengetahui sesuatu yang lain.

“kau baik-baik saja?” diusapnya paha telanjang itu lembut berusaha semaksimal mungkin agar emosi Andrea turun. Andrea melirik suaminya tajam. Kejadian malam tadi sudah membuat dirinya merasa jijik pada Alfian. Ia cukup marah dengan keegoisan Alfian.
Dia hanya diam dan tetap bermain pada garpunya. Alfian tersenyum hangat.
“maafkan kata-kataku semalam. aku mengatakan hal yang benar, Andrea. pil-pil itu bisa melindungimu” terang Alfian lembut dibalas tatapan jengkel Andrea.
“tentu saja melindungi dari kehamilan.lalu kau mengambil keuntungan dariku dengan berbuat seenak nafsumu” bentak Andrea mulai tersulut.

“pil adalah pengaman yang sempurna. bisa kau bayangkan,bagaimana kalau kondom yang kupakai ketika bercinta denganmu robek?”
Andrea terdiam kembali. apa yang dikatakan si brengsek ini benar juga. Tapi bagaimana kalau pil itu dapat membahayakan tubuhnya? demi tuhan,Andrea tidak suka mengkonsumsi yang namanya obat kimia. Ia benci itu,apalagi sang ayah tercinta mati karena terlalu banyak meminum obat yang kata dokter “mujarab”. Omong kosong.

“pil kontrasepsi tidak membahayakan tubuhmu. Justru mengamankan dari kehamilan dan tidak membuat wanita terserang penyakit” jelas Alfian seperti sudah mengetahui pikiran Andrea.
“bisakah kita berhenti membicarakan hal ini? aku rasa aku mau muntah sekarang” geram Andrea melotot tapi Alfian semakin mendekatkan posisi duduknya hingga kulit lengan mereka bersentuhan.
“hanya sampai kau menyetujui untuk menggunakan pil itu”
Andrea sudah tak tahan lagi. Ia menggigit bibir dan mulai putus asa. Baru kali ini ada seseorang yang bisa mengontrol dirinya.

“BAIK.aku akan menggunakan itu. kau puas?” Alfian tersenyum kemenangan. Dirogohnya saku lalu meletakkan sebuah botol putih kecil dihadapan istrinya. Andrea mendelik tak percaya. Bagaimana... Ya ampun Andrea ingin sekali menenggelamkan Alfian saat ini dilaut.
“apa kau hanya melakukan ini padaku?”
Alfian mengangguk mantap.
“jadi..kau..hanya ingin bercinta..denganku?” tanya Andrea tersendat bersamaan dengan muka memerah.entah malu atau bangga.
“tentu saja tidak”
“apa? mengapa? mengapa semua ini hanya kau tujukan padaku,Alfi? lalu bagaimana dengan pelacurmu diluar sana?” lagi Andrea membentak sedikit kecewa.

Alfian terkikik. “bukankah kita sudah sepakat bahwa kita menikah hanya sebagai partner sex saja,sayangku. untuk yang lain,aku tetap akan menggunakan kondom. mereka hanya selingan. mungkin saja kalau aku sedikit..ehmm..bosan denganmu..siapa tahu.dan ini juga berlaku untukmu,sayang” dia menaikkan alis tebalnya riang seakan tak ada apa-apa. Tapi itu justru membuat hati Andrea ntah mengapa sedikit terluka. Ternyata pria ini masih ingin menyeleweng dengan wanita lain. Jauh dilubuk hati Andrea merasa, sakit.

Alfian membuka tutup botol pil tersebut dan menyorongkan ditangan Andrea. Raut muka Andrea sudah tak terbaca, topeng angkuhnya hilang kemana ia pun tak menyadari karena dia sudah sangat sangat tersudut. Ingin segera menyelesaikan masalah dengan pria bajingan yang notabene adalah suaminya sendiri, diambilnya satu pil dan diteguknya bersama air mineral. Sedikit mengernyit dan memejamkan mata menelan pil tersebut,saat Andrea membuka mata ia dapat menangkap seringaian puas. Menang, disengaja.

“sudah bahagia? seluruh spermamu yang ada ditubuhku sudah hancur sekarang” kata Andrea parau karena marah. Ia merasakan tangan Alfian mulai melilit pinggangnya dan bermain dipangkal pahanya. Memandang tajam pada payudara Andrea yang pria itu yakini semakin membesar karena ulahnya sendiri. Hendak menyingkap kaos birunya, tapi Andrea lebih gesit mendorong tubuh Alfian hingga sedikit terjungkal kebelakang. pria itu melongo dan Andrea berubah galak.

“menjauh dariku. aku merasa JIJIK padamu!” lalu ia bangkit pergi keluar dari vila.
“Andrea!” teriak Alfian kecut. Tapi suaranya tidak dapat menjangkau bayangan Andrea yang telah menghilang. disandarkan kepala pada pangkuan tangannya. memijat pelipis yang pusing,Alfian merasa kesulitan juga mengahadapi wanita itu. Dia sombong,tangguh,bengis, dan suka melawan. Ia tak terbiasa mendapatkan wanita semacam Andrea. semuanya selalu bertekuk lutut dan mematuhi apa yang dikatakan Alfian membuat Alfian mudah mendapatkan dan juga mencampakkan seorang wanita. Hanya saja Andrea punya suatu kelebihan yang dapat memikat Alfian. Cantik dan menggiurkan. Ia juga berhasil mendapat pengalaman pertama bercinta seorang Andrea Blunt,si Ratu es yang berstatus perawan tersebut. Sekuat tenaga Alfian harus bertahan,dan akan terus membuat luluh istrinya walau teramat sulit.

**o0o**


Angin laut berhembus kencang,matahari Afrika nampaknya suka menyinarkan cahaya berlebih pada pulai ini. Pulau yang begitu indah bagai disurga. Tapi sudah tidak seindah dimata Andrea sekarang. Ia kira bulan madunya ini akan berjalan spektakuler,gaya bercinta Alfian membuat dirinya kagum. Tempat yang eksotis,merasa hidup disebuah buku dongeng. Dan semuanya sudah rusak hanya karena argumen kotor Alfian semalam. Ia begitu benci pada Alfian untuk saat ini.
Pria egois,hidup seenak ususnya, berjalan keluar masuk tanpa punya rasa tanggung jawab.

Air laut yang terhempas ke pasir putih sedikit menggelitik telapak kaki putih Andrea yang berjalan tanpa sendal. Ia bermaksud menghilangkan api kemarahan yang ada pada dirinya,dan juga sekaligus menjaga jarak dari Pria berlibido besar itu.Alfian brengsek,bajingan,tolol. Segala umpatan yang ada diotak Andrea berkelebat.

Tiba-tiba Andrea teringat akan memori malam pertamanya,itu indah. Jujur ia bangga. Merasa sudah menjadi wanita seutuhnya,dan ia juga tak ada benak penyesalan melakukannya bersama Alfian yang jelas-jelas bereputasi playboy ulung. Lelah, Andrea duduk dilapisan pasir bersih—memeluk lututnya menghadap pada ombak. Coba pikirkan Andrea,kau dan dirinya sudah setuju kalau kalian memang hanya menjalani pernikahan sebagai partner sex. Gairah kalian menyatu saat kau dan dia bersama. Tak ada seorangpun yang bisa mengendalikan. Harusnya Andrea tak sesakit hati ini,bukankah ini memang sudah menjadi perjanjian menikah mereka?

Apa yang dikatakan Alfian tadi? kalau sedikit bosan,dia akan bermain bersama yang lain,dan aturan ini juga berlaku padanya. Ya ampun,Andrea jelas tak akan sudi,ia tidak serendah yang Alfian bayangkan. Buktinya diusia 26 tahun ia masih perawan bersih—sebelum menikah tentu saja. Mungkin Alfian bisa,tapi tidak untuknya.

kepala Andrea mulai pusing,akhirnya tubuh mungil itu terbaring. menatap silau cahaya sang pencerah membuatnya memicingkan mata. Suasana begitu tenang,dan hatinya yang tersulut sudah mulai mendingin.Andrea memang butuh waktu sendiri—menjaga jarak dari suami-bajingan-hobi-merayu didalam vilanya tersebut. Ditutupnya mata dengan lengan kanan.

Pernikahan tanpa komitmen..itu yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak masing-masing. Hanya berdasar pada nafsu,gairah,libido tinggi,tanpa adanya cerita indah seperti pernikahan lainnya.Sadarlah Andrea,kau juga mengiyakan. Mengapa setelah menikah Andrea merasa rendah,hina,dibawah kontrol. Bagaimana bisa Alfian melakukan ini padanya.
lama-kelamaan,Andrea mulai tak sadarkan diri terbawa oleh deru ombak dan panasnya matahari diatas.

**o0o**


dingin. perlahan kelopak cantik itu terbuka. Tidak secerah tadi, Andrea sadar ia sudah berbaring diranjang master miliknya. Tatapan pertama jatuh pada lukisan alam laut dari jendela kaca. Laut tampak berombak seperti biasa,tak ada yang berubah dan pohon kelapa pun melambai tenang. Kemudian ia menatap ke samping. Alfian dengan muka se.di.kit. cemas duduk ditepi ranjang.

“kau sudah bangun?” Andrea mencoba bangkit tapi kepalanya masih terasa pening.
“apa yang terjadi?” kata Andrea parau karena tenggorokannya kering.
“kau pingsan terkena panas matahari.kau berbaring cukup lama dipantai. jangan lakukan itu lagi,sayang. bagaimana kalau tubuhmu terseret ombak?” desis Alfian takut. Andrea mengernyit,apa suaminya ini berakting? mengkhawatirkan dirinya?
“aku baik-baik saja. jangan pedulikan aku” Alfian mendengus mendengar nada sarkasme dari Andrea yang ia pikir masih marah.
“ini,minumlah.kau akan segar kembali” dibantunya tubuh Andrea meminum segelas jus jeruk dingin. Benar saja, seketika tubuh Andrea tidak lemas dan merasa ringan. Ia tersenyum kecil.
“terima..kasih..”

untuk sejenak masalah kecil mereka terlupakan, Alfian menggeser duduknya lebih dekat dan mengecup bibir ranum tersebut begitu lembut hingga Andrea terkesiap. Diusapnya kening yang berpeluh dengan sayang dan ditatapnya bola mata coklat Andrea. Wajahnya sudah tinggal satu inci untuk melumat bibir itu tapi terhenti karena deringan nyaring ponsel Alfian meraung. Kesal—Alfian melihat siapa yang menggangu romantisme mereka. Tiba-tiba saja Andrea dapat melihat begitu dekat rahang itu mengeras,matanya menyipit. Lama dibiarkan ponsel itu meraung tak kunjung diangkat.
Andrea menyentak Alfian yang agaknya sedang berpikir keras oleh sesuatu. Ia mengisyaratkan Alfian untuk segera menjawab telpon tersebut. Suaminya mengecup keningnya sejenak.
“tunggu sebentar” kemudian dia keluar menuju teras dan menghadap laut menjawab panggilan itu teramat serius.

Andrea tersenyum kecil,baru beberapa jam lalu mereka bertengkar dan sudah kembali saling mencium satu sama lain. Ia tahu Alfian tengah berada pada perbincangan penting sehingga ia memutuskan untuk pergi mandi.

Air menyegarkan membasuh seluruh tubuh Andrea hingga rasa pening hilang. Seluruh tubuh indahnya basah. Dalam keheningan yang hanya terdengar suara percikan air, Andrea mengingat kembali kejadian dimana dirinya telah menjadi satu bersama Alfian. Rasa yang tidak pernah tertandingi oleh apapun. Sangat nikmat, sensual, Andrea dan Alfian bak pecandu yang sakau akan pil-pil ekstasi. Pria itu—suaminya—adalah pria spektakuler yang pernah Andrea kenal,tentu saja hanya dalam masalah sex.

Andrea masih bisa merasakan bibir padat penuh Alfian berada ditubuhnya. Dari bibir ke bibir,daun telinga,leher,payudara,dan hal yang paling nikmat saat bibir Alfian bermain diselangkangannya. Ohh begitu nikmat hingga ia mengeluarkan cairan cinta,apalagi ketika Alfian mulai memasukinya menggunakan kejantanannya yang perkasa. Menusuknya perlahan,lalu berganti tempo cepat hingga Andrea mengerang minta dipuaskan lebih. Bayangan erotis dirinya mengenai bercinta membuat dia tanpa sadar meraba-raba tubuhnya sendiri ditengah aliran air dari shower. Tubuhnya mendongak ke atas,Andrea membelai lembut tenggorokannya yang terkena air seolah-olah belaian tangannya itu adalah jemari kuat Alfian panas.

Tiba-tiba bayangan Alfian menjadi nyata. Andrea tersentak membuka matanya saat Alfian datang mendekat dari belakang,telanjang bulat. Lengan kiri menyampir dipinggang Andrea,sedangkan tangan kanannya meraih dagunya hingga Andrea terpaksa menengok ke samping dimana mata elang nan tajam itu membara bagai api. Siap membakar siapa saja.
“apa yang kau lakukan?” tanya Alfian serak tak bisa menahan nafsu lebih lama lagi. Andrea baru kali ini merasa begitu malu. Ia ditengah-tengah pikiran kotor dan seperti memuaskan diri sendiri. wajahnya berubah merah dan ia menatap ke tempat lain menghindari kontak mata dengan suaminya.

“aku..aku..mandi” Alfian mengeluarkan suara geraman tawa geli. Seketika Andrea begitu kikuk dihadapannya. Mencoba lepas dari kungkungan Alfian tapi pria itu masih terkikik dan mengencangkan pelukannya.
“jangan pernah seperti itu lagi, tidak akan nikmat saat kau membuat dirimu sendiri keluar. Kalau ingin,katakan saja padaku. dan aku akan membuatmu klimaks yang paling hebat” bisik Alfian tanpa babibu lagi,mengecup selembut sutra dibibir merah Andrea. wanita itu memejamkan mata,tak ada lumatan dan dia cukup tenang mendapatkan kecupan ini. Hanya saat kekerasan Alfian menyentuh bahkan menggesek pantatnya, Andrea mengerang,membuka bibirnya terpisah dan itu adalah kesempatan emas tuk lidah Alfian. Mereka berciuman begitu panas dibawah guyuran air dingin.

Tangan Alfian bergerilya,menggerayangi dari buah dada yang begitu besar dan usapan pada puncaknya. Andrea tak ingin menahan suara desahan indahnya bagi Alfian. Ia selalu mendesah dan semakin kencang. Diikutinya tangan Alfian yang bermain dipusat dadanya. Ikut memijat,atau membelai sembari masih berpagutan dalam perang lidah.

Lama-lama kepala Andrea pegal karena harus mengengok ke samping melulu,dia melepas ciuman ganasnya dan mengambil nafas banyak-banyak seperti mau mati. Alfian memanfaatkan hal itu untuk membalikkan tubuh Andrea hingga seluruh inci lekuk indah istrinya terlihat dan bola mata itu seakan-akan bisa copot dan jatuh. Andrea tertawa sexy melihat reaksi Alfian melihat payudaranya yang benar-benar sudah membesar karena hubungan mereka yang intim.
“tadi siapa yang menelpon?” Andrea mengalihkan perhatian Alfian pada dadanya dan menatap tidak suka.
“dari London” dengus Alfian sebal lalu mengacak rambutnya yang basah.
“apa itu?” tanya Andrea lembut.
“masalah perusahaan yang tak mau aku ungkit dibulan madu kita”
“ohh” Andrea manggut-manggut dan kembali melingkarkan lengannya dibahu kokoh Alfian menghilangkan rasa yang sempat turun.

Alfian menatap Andrea bergelora,tapi diiringi dengan kesenduan yang tersirat.
“hari ini hari terakhir kita loo”
Andrea mengulum senyum kecewa dan mengangguk pelan. Itu berarti seluruh cerita spektakuler yanga ada ditempat ini harus berakhir. Kembali ke pekerjaan berat dan membosankan. Apalagi ia akan berpisah dengan Alfian. Dia di London,dan suami palsunya di New York.
“aku tahu”

Tak ada lagi perbincangan, Andrea terdiam beberapa saat dan menyambut ciuman Alfian lagi. Untuk hari ini,biarlah mereka melepaskan nafsu mereka yang begitu besar. Karena besok tak ada lagi. Hanya segalag urusan memuakkan yang akan dihadapi Andrea selalu dan seperti biasa.
Ia membiarkan Alfian mengangkat dan menyandarkan tubuhnya didinding kaca shower.
“apa kau sudah basah?” tanya Alfian menggelitik leher Andrea.
“aku sudah basah sejak tadi dan seluruh tubuh” protes Andrea membuat Alfian terkekeh. Pelan dan lambat,tusukan dan percintaan mereka lebih dari sekedar sex. Ini begitu erotis, melambung, dan segala yang ada berkunang-kunang dipandangan Andrea. Ia yakin bisa pingsan lagi menerima gaya bercinta Alfian yang lambat dan terukur.

Nafas keduanya berubah terengah-engah. wajah Andrea terlempar ke belakang begitu muka Alfian bergumul diantara buah dadanya,tenggelam dan menghirup aroma unik istrinya.
Selanjutnya tubuh dan kaki Andrea menengang,ia semakin mengencangkan lingkaran kaki dipinggang Alfian dan menjerit tersendat.
“Alfian..aku hampir sampai..aahhh” Dan klimaks lah Andrea. Dadanya begitu sesak,ia butuh oksigen. Tapi ia tak bisa,karena Alfian masih terus mendorong kejantanannya karena pria itu belum juga ada tanda-tanda klimaks. Andrea teringat,Ya ampun pria ini kan perkasa. Andrea harus mati 3 kali dan Alfian baru bisa mengikuti dirinya.

Benar saja, Andrea sudah mengalami yang namanya multiorgasme,entah ia tak bisa menghitung. Dan ceracauan Alfian keluar,dia akan klimaks.
“oh yeah Andrea.ohh sayanggg” erangan panjang Alfian dan iringan orgasmenya membuat Andrea bangga akan diri sendiri. Alfian menyukai bersetubuh dengan dirinya. Dan disaat itulah Andrea tersadar,ia merasakan cairan hangat masuk di rahimnya,menggetarkan setiap urat nadi yang ia miliki. Andrea terkesiap,dia tersendat dan ikut mengerang. Ia lupa kalau Alfian sudah tidak akan menggunakan pengaman untuk dirinya. Dia melenguh panjang sampai semua milik Alfian habis.

Barulah setelah selesai,Andrea dan Alfian bisa bernafas. Menghirum semua oksigen dikamar mandi tersebut. Dinding kaca menguap mengaburkan pemandangan erotis pasangan ini. Alfian menyeringai melihat Andrea seakan menikmatinya.
“bagaimana ketika aku keluar dalam tubuhmu?”
Andrea tersipu,berusaha sekuat tenaga tidak memperlihatkannya pada Alfian. Gengsinya terlalu besar.
“itu..fantastis”
Alfian tertawa lembut,mengecup kening,hidung dan bibir Andrea. Selanjutnya ia mematikan keran air,menggendong Andrea berbaring di ranjang penuh kelembutan ekstra.

**o0o**

Mengalami jetlag yang sangat panjang karena melintasi dua benua berbeda,Andrea tertidur kelelahan dilimosin mewah menuju rumah. Alfian menutup laptopnya mengakhiri dokumen kerja dan memandang istrinya yang terlelap sedikit jauh dari jarak dia duduk. Alfian mengulum senyumnya dan mendekat. Andrea tampak begitu cantik,rapuh dan rentan saat tertidur. Tetapi ketika ia bangun,Andrea berubah sosok wanita penguasa. Sombong,dingin,tak tersentuh,licik bagai cleopatra atau wanita angkuh seperti itu lainnya.

Tapi ada satu hal, Alfian tak bisa melepaskan rasa puas didalam tubuh Andrea. Ia menginginkan wanita angkuh ini lagi dan lagi. mengapa harus Andrea? ada banyak gadis yang bisa ia tiduri tapi ia sama sekali tak punya rasa untuk melanjutkannya. hanya Andrea. apa karena wanita ini acuh pada Alfian hingga Alfian merasa gemas,jengkel,sekaligus ingin membalas tantangannya. Entahlah,Alfian tak tahu jawaban apa yang pantas.

Dia meraih remote,menutup gorden jendela antara kursi penumpang dengan sopir—tak ingin privasinya terganggu. Lalu menarik kepala Andrea lembut dan menyandarkannya dibahunya yang terbalut jas hitam. Direngkuhnya bahu Andrea erat menghirup aroma wangi dipucuk kepalanya. Itu sangat harum,Alfian tak pernah bosan untuk menciumnya. Pandangannya teralih pada paha Andrea yang terekspose. Alfian kagum. Andrea mengenakan gaun kuning tanpa lengan dan menutupnya bersama blazer coklat. gaunnya naik dan memperlihatkan kaki mempesona Alfian tersebut.

disentuh dan lama-lama dibelainya memutar ke pangkal paha Andrea semakin naik hingga mencapai batas celana dalam tipis. Alfian terkikik,sambil masih memainkan tangan ia mencium kening Andrea dalam-dalam membuat Andrea bangun. Ia merasa suatu kenikmatan aneh menjalar hingga membangunkan lelapan nikmat. Andrea melenguh parau khas orang bangun tidur. Ia melihat Alfian mencium pipi lalu telinga, dan jemarinya bermain pada pangkal paha sampai ia harus membuka pahanya sendiri.

“jam berapa ini?” tanya Andrea bingung menatap jalanan rimbun penuh pohon.
“empat sore” dan Andrea yang masih linglung membiarkan badannya terdorong sampai terbaring dijok kulit limosin. Alfian merangkak—menindih tubuhnya dengan pandangan bernafsu. Menurunkan wajah untuk menyesap leher jenjang Andrea,melepas blazer dan bermain dipotongan rendah pada dada atasnya. Andrea terkekeh manja,melingkarkan kakinya yang menggunakan stileto cream pudar dan merentangkan kedua tangan ke atas. Alfian sepenuhnya mengambil kontrol.

“kita mau kemana?” tanya Andrea lemah dan mengantuk setelah multiorgasmenya dimobil. Alfian sungguh menakjubkan.
“ke rumahku” jawab Alfian santai,merebahkan kepala dipayudara telanjang istrinya,lelah.
“apa?!!”

Andrea mendorong tubuh Alfian sampai duduk,terkejut matanya membelalak.
“rumah..mu?” tanyanya tak percaya.
“ya. aku memiliki satu rumah besar di London”
“apa kau akan meninggalkan aku sendiri dirumahmu?” tanya Andrea curiga. Alfian bingung tapi kemudian ia tertawa.
“tentu saja tidak. Kita akan tinggal bersama”
“bersama? lalu..bagaimana pekerjaanmu di..New York?”
“ayahku sudah mengutus kepala cabang untuk mengambil alih perusahaan disana. Karena aku sudah menikah,aku wajib untuk tinggal disini denganmu,dan semua pekerjaanku akan dipindahkan kemari”

Andrea menyatukan kedua alisnya tak menyangka. Jadi Alfian tidak akan meninggalkannya? Dan mereka akan tidur satu atap setiap hari? Dialihkannya pandangan pada jendela limo yang berjalan stabil masuk dari sebuah gerbang mewah—bak istana—dan memutari taman rumput bundar memperlihatkan sebuah rumah menjulang dengan gaya arsitektur prancis. Dalam hati wanita itu entah mengapa terjingkrak riang. Apakah dia senang? Andrea menutupi senyum manisnya,tak mau sampai Alfian memergoki.Dan disinilah Andrea,dirumah Alfian—suami palsunya.


tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar