Created by Aii D. Luffi
Bab 2
Hari ini, hari bahagia untuk Alfian. Senyum tampannya tersungging terus
menerus dari pagi hingga sekarang. Lagi-lagi pertemuan mengejutkan yang membuat
Alfian menyeringai menggoda, memainkan jari jemari didagu dengan gaya cukup
erotis. Keduanya masih duduk berhadapan. Hanya meja kaca ditengah memisahkan
mereka. Saling menatap dalam penuh arti dan mungkin..nafsu. Andrea mencoba
menyilangkan kaki dan rok mini biru ketat yang ia pakai sudah naik jauh dibatas
paha dan hidung Alfian bisa kembang kempis. Mata tajam bagai elang melotot
melirik kulit indah nan halus seorang Andrea. Ia ingin sekali meraba, mengusap,
bahkan mencium paha itu kalau saja tidak ada Charles didekat mereka.
Andrea menyeringai dingin puas—diam diam ia suka juga menggoda genit
lelaki itu. tingkat arogansi yang ia miliki naik dua langkah dengan cepat
membuat ia bangga pada diri sendiri—sombong.
Charles berbicara di sebuah interkom yang menghubungkan dengan
sekretaris diluar ruangan dan berkata ‘suruh mereka masuk’.
Pintu besar menjeblak terbuka. Andrea masih bertatapan dingin menoleh
sedikit sedangkan Alfian tak repot-repot untuk berpaling. Ia hanya tertarik
pada satu objek saja disini dan itu Andrea. Mark dan Arina datang. Andrea
berdiri lalu memeluk dan mengecup pipi ibunya.
“kau sudah datang”
“sebenarnya ada apa kalian mengundangku kemari?” Arina mendudukkan
Andrea dengan sabar disampingnya lalu melirik ke arah Alfian penuh senyum
misteri.
“ehm..begini sayang. Kami punya berita bagus untukmu..”
“berita bagus?” ulang Andrea.
Arina mengelus lengan putri tercinta. Ia sedikit berat untuk mengatakan
karena ia tahu Andrea pasti terkejut. Ia sempat menoleh pada Mark dan Charles.
“aku rasa hanya kau yang bisa bicara pada Andrea saja, sayang” ujar Mark meyakinkan
“mengenai apa ini?” Andrea mulai tak sabar. Sedikit menoleh pada Alfian
tapi pria itu masih membisu hanya saja senyum kemenangan terpancar disana.
“begini..Andrea. aku,Mark, dan Mr Dunkan bermaksud..”
“menjodohkanmu dengan Alfian” sambung Charles.
Biasanya, seorang wanita mendengar kata perjodohan akan terkejut
setengah mati dan menolak mentah-mentah. Alasannya banyak. Sudah ada pasangan
yang dicintai, tidak ingin menikah buru-buru, masih butuh mengejar karir. Tapi
tidak untuk Andrea. Dia diam—walau wajahnya mengeras. Pertama, dia belum punya
pasangan. Seorang single liar yang bisanya menggoda pria macam Alfian juga,
tapi tidak sampai dibawa ke ranjang. Dia hanya suka bersikap sok butuh dan
tiba-tiba membuang mereka ke tempat sampah. Arogansi yang tinggi adalah
kesukaan Andrea dan dia mempertahankan prinsip itu.
Kedua, dari awal bertemu, Andrea tertarik pada mata tajam dan wajah
dewa Yunani tersebut di depannya. Ada suatu desiran aneh merebak dan semakin
membesar di hati Andrea. Siapa yang tidak suka bersanding dengan pria tampannya
bukan main seperti Alfian? Ia pintar dan juga kaya raya. Selevel dengan
kedudukan dirinya.
Alasan terakhir, gairah yang muncul bagai singa bangun dari tidur
lelap. Andrea belum pernah merasakan ada nafsu liar yang terpendam didalam
tubuhnya. Sampai Alfian muncul, hasrat itu hidup. Tubuhnya panas bila
bersentuhan dengan tangan kekar itu. bayangan kotor hinggap dimana Alfian suatu
saat nanti akan membelai tubuhnya yang berpeluh untuk pertama kali.
Sadar Andrea..kau ditengah-tengah mereka.
Jiwa yang melayang seperti masuk kembali dalam tubuh. Andrea menatap
ibunya seketika dengan pandangan galak.
“apa kalian bersekongkol? Beri aku penjelasan mengapa aku harus
dijodohkan? Aku masih muda ibu..” tekannya untuk menyindir muka Mark. Pasti itu
ulah pria tua tersebut.
Arina menghembuskan nafas berat menatap sendu pada putrinya.
“kami..ibu dan Mark beserta tuan Duncan..merasa cocok satu sama lain.
Melihat anak-anak kami bersatu apa menurutmu tidak indah? Di pesta malam itu,
kalian terlihat sangat serasi. Ibu bisa merasakannya Andrea dan ibu juga suka
pada Alfian. Dan Alfian juga telah setuju menikahimu” dia menoleh pada Alfian
dan disambut kuluman senyum puas lelaki itu.
“lagipula,usiamu sudah lebih dari cukup untuk menjalankan rumah tangga.
Alfian pria yang cocok menurut segi penilaian kami. Hanya saja..”
“hanya?” dinaikkan satu alis angkuh Andrea.
“kalau..kau ingin menolak. Kami juga tidak akan memaksa kehendakmu”
sambung Arina lagi tapi Mark tersentak diposisi berdiri diamnya.
“Arina, tapi kita semua sudah sepakat” Mark berbicara nada tak terima
tapi dengan dibuat-dibuat kasihan. Apa agar Andrea mau menuruti perintah mereka
begitu?
“tahan, Mr Blunt. Biarkan aku..” sela Alfian cepat. Segera ia memandang
Andrea tatapan berkilau dan..memohon? playboy itu memohon?
“Andrea, percayalah padaku. Mungkin..aku seorang pria nakal dulunya, tapi waktu berubah dan aku menjadi dewasa sekarang. Aku juga harus mempunyai istri masa depan. Dan aku siap menanggung semua tanggung jawabmu, kita akan menempuh kehidupan bersama-sama. Hanya letakkan tanganmu dibahuku dan aku..akan menuntunmu” apa itu? apa Alfian berakting? Dia bukan lelaki yang sama disaat pertama kali berjumpa.
“Andrea, percayalah padaku. Mungkin..aku seorang pria nakal dulunya, tapi waktu berubah dan aku menjadi dewasa sekarang. Aku juga harus mempunyai istri masa depan. Dan aku siap menanggung semua tanggung jawabmu, kita akan menempuh kehidupan bersama-sama. Hanya letakkan tanganmu dibahuku dan aku..akan menuntunmu” apa itu? apa Alfian berakting? Dia bukan lelaki yang sama disaat pertama kali berjumpa.
Tapi perkataan Alfian tadi sukses membuat Andrea merasakan sebuah
desiran ombak meluluhkan hatinya. Meyakinkan diri kalau Alfian siap, dan dia
harus menerima. Hidup berumah tangga, bagi Andrea terlalu cepat. Sebenarnya, ia
tidak percaya akan sebuah pernikahan,cinta, ataupun keluarga harmonis.
Seindah-indahnya itu, salah satu pasti akan pergi. Seperti ayah meninggalkan
ibu. Kalau pria yang dijodohkan dengan dirinya itu bukan Alfian, mungkin Andrea
akan lebih memilih hidup sebatang kara dan menjadi perawan tua. Tapi ini
berbeda, ini Alfian. Seberapa banyak reputasi buruk yang dia miliki, Andrea
tetap tertarik padanya.
Keheningan menyelimuti ruangan
besar itu. semuanya hanya menunggu pada kepastian Andrea. Arina menunduk,
meremas ke sepuluh jari berharap putrinya dapat mengatakan YA. Karena ia ingin
Andrea bisa bahagia. Bersuami dan menjalani kehidupan teratur tidak seperti
sekarang yang melenceng berkat kematian Joseph.
“dari awal..” ada jeda sejenak. “aku sudah menyukai Alfian. Jadi aku
rasa..aku tidak bisa menolak. Maafkan aku, kalau ibu menjodohkanku dengan yang
lain, mungkin aku akan kabur”
Tak ada senyum setelah itu dari bibir indah Andrea. Lagi-lagi ia
bersikap dingin. Tapi ucapannya sudah menyenangkan hati semua terutama Alfian.
Tak dipedulikan tawa bahagia yang lain, Alfian terpaku pada sosok Andrea begitu
juga sebaliknya. Keduanya menatap dalam menyambung suatu koneksi mata berapi.
Mungkin itulah cara Alfian berterima kasih.
Seringai kemenangan bak memperoleh undian berhadiah besar, terpasang
diujung bibir Andrea dan Alfian. Dengan pemikiran berbeda.
Akhirnya..setelah ini..Alfian akan mendapatkan Andrea..semuanya..
**o0o**
Sepanjang perjalanan pasangan ini hanya diam. Limosin berjalan stabil,
tampak berjejer butik mewah yang sama sekali tidak berminat dihati Andrea saat
ini. Pikirannya hanya soal menikah. 3 bulan, waktu singkat. Tanpa ada
pertunangan apapun. ia tidak menyangka akan menyisipkan pernikahan di dokumen
perjalanan hidupnya. Sebetulnya ia tidak tertarik untuk menikah. Dan ini juga
sama yang dipikirkan oleh Alfian. Sejak tadi, ia melirik diam Andrea yang
menatap luar jendela. Perkataan sahabatnya beberapa malam lalu di pesta
teringat. Alfian tidak akan pernah menemukan seseorang yang spesial. Dia cepat
bosan, jadi lebih suka berganti dari satu wanita ke wanita lain.
Dia menganggap Andrea juga begitu. Setelah ia memainkan hasrat singa
mengamuknya, Alfian pasti akan puas dan meninggalkan wanita cantik ini. Hanya
saja Andrea terlalu sombong dan angkuh. Ia belum menyerahkan diri pada Alfian.
Tapi berkat sang ayah, ia berhasil. Wanita itu akan luluh dibawah lutut
kerasnya, hanya perlu satu langkah lagi. Pernikahan palsu tanpa ada rasa cinta
yang menurut Alfian memuakkan itu perlu ditinjau ulang.
“aku tahu..kau tidak menyukai gagasan menikah” Andrea memalingkan muka
dingin saat jendela kaca penghubung dengan sopir didepan tertutup oleh tirai
yang dijalankan dari remote Alfian pegang. Lelaki ganteng tersebut melempar
sejenak dan mendekat ke sisi duduk Andrea.
“kau juga?”
“pikirkan secara realistis Andrea. Aku seorang yang kaya, aku bisa
memenuhi kebutuhanku sendiri. Maka dari itu aku tidak suka bergantung pada satu
waktu,satu tempat, bahkan satu kehidupan dengan satu orang yang sama” kata
Alfian manis yang disetujui oleh Andrea dengan tawa bengis anggun miliknya.
“ya aku juga begitu. Aku seorang putri, untuk apa memerlukan rumah
tangga kalau aku bisa berdiri sendiri? Jangan harap setelah kita menikah, aku
akan menyajikanmu sarapan, baju-bajumu, bahkan tidur satu ranjang
bersamamu,Alfi”
“TIDAK UNTUK SATU ITU”
“apa?” Andrea sedikit terkejut mendengat bentakan Alfian baru saja.
Tapi ia dengan cepat dapat menutupi. Alfian mendekatkan muka beberapa inci dan
mencium aroma lavender dari tubuh indah Andrea, menyeringai sexy.
“maafkan aku,tapi kita sama-sama bergairah bila berdekatan satu sama
lain,sayang. Kau tidak bisa membohongi apa yang dikatakan oleh tubuh
menggiurkanmu. Jadi aku rasa..kita bisa berbagi tempat tidur, bila suamimu ini
minta dipuaskan” bisiknya nada kemenangan.
Andrea tertawa genit tidak merasa tersinggung sama sekali, ia justru
senang dengan semua pernyataan Alfian. Karena itu benar adanya.
“jadi maksudmu kita menikah hanya sebatas pelepas gairah begitu?” ujar
Andrea angkuh.
Alfian melipat kedua tangan bersedekap.
“kau benar. Jujur, aku sudah ingin sekali menyentuhmu dan ingin menatapmu
telanjang tepat dikedua mataku semenjak melihatmu berjalan bersama Arina. Lalu
memperkenalkan diri, suaramu teramat mendayu disetiap gendang telingaku,manis”
hanya berkata seperti itu nafas Alfian sedikit tersengal. Karena nafsunya cukup
memuncak diubun ubun tatkala melihat pakaian terbuka Andrea. Demi tuhan, kenapa
dia harus memakai kain-kain tipis sexy setiap bertemu dengannya?
“deal?”
Yang bisa dilakukan Andrea,menghembuskan nafas meremehkan dan membalas
jabat tangan Alfian.
“deal”
“karena kami telah setuju, bagaimana kalau aku mencoba mencicipimu
terlebih dulu agar dibulan madu kita nanti aku tidak kecewa terlalu banyak”
Suara benturan cukup kencang terdengar saat punggung Andrea menabrak
dinding mobil. Ia melolot tatkala tubuhnya merosot ke kursi kulit limosin dan
tubuh menjulang Alfian berada pas diatasnya. Mata Alfian memancarkan sorot mata
api gairah membuat Andrea kebingungan tapi semua yang ia ingin ucapkan
tersumpal ditenggorokan tak dapat keluar.
Sebuah kecupan ganas dan menuntut hinggap dikedua bibir mereka,
menempel begitu erat, ludah menjadi satu, berperang lidah dimana Alfian lebih
mendominasi permainan. Alfian tidak membiarkan Andrea menghirup oksigen semenit
saja membuat Andrea kewalahan. Ia mengerang didalam mulut lelaki bernafsu itu.
sebuah kulit panas terasa menyibak rok mini
biru langit yang Andrea pakai lalu mengusap memakai gerakan erotis
dipaha putih itu yang tidak pernah diduga Andrea. Belum pernah diperlakukan
begini, refleks saja kedua kaki Andrea yang masih memakai stileto hitam terentang
membuka lebar dan melingkar di pinggang Alfian diatasnya.
“ya tuhan..bibirmu teramat manis,sayang. Aku suka..astaga” Alfian
menyesap bibir Andrea berkali-kali. Tangannya lebih berani bermain dicelana
dalam tipis Andrea.Kejantanannya sudah mengeras sengaja ia dekatkan pada perut
wanita cantik dibawahnya bermaksud menggoda. Tapi kesadaran hadir, sebuah
tamparan mendarat dipipi dimana tempat itu pernah dikecup oleh Andrea.
Linglung, Alfian membuka mata tatapan orang bodoh. Wajah Andrea dingin
bagai es, membeku dan sangat sangat angkuh beserta seringaiannya. Mereka masih
saling memeluk. Bahkan tangan Alfian masih didalam roknya.
“kau tahu Alfian. Aku tidak semurahan itu. aku katakan padamu
sejujurnya, aku masih perawan. Aku belum pernah melakukan hubungan seks
sebelumnya”
Sebuah petir seakan menyambar otak dan saraf Alfian. Ia terkejut
setengah mati sampai mendelik.
“apa katamu? Tapi kau.. tidak mungkin..seorang wanita sexy dan menggoda
sepertimu..” geramnya dengan suara serak parah menahan nafsu.
Andrea tersenyum sinis, dihempaskan semua tubuh menempel pria itu dan
mendorong hingga Alfian duduk agak jauh dari duduknya.
“tubuhku sangat mahal. Tak ada yang bisa dengan mudah meniduriku begitu
saja. Pria manapun, Alfi. Tapi..pengecualian untuk keadaan sekarang. Kau akan
menjadi suamiku dan kesepakatan kita. Aku yang juga bergairah bila bersamamu.
Kau adalah orang yang mendapatkan diriku sepenuhnya nanti..pada saat kita telah
menikah” jakun Alfian naik turun berat saat melihat kaki Andrea masih terbuka
lebar mengangkang memperlihatkan celana dalam putihnya. Andrea tahu itu dan
sengaja, ia menurunkan kaki perlahan tanpa memperbaiki pakaian dan rambut yang
acak-acakan. Ereksi semakin kuat, Andrea benar-benar sexy dan ranum untuk
dilahap bagi Alfian. Sampai dia tak bisa berkata apa-apa.
“Andrea..kumohon..” Andrea menahan dada Alfian yang mendekat bersama
tatapan tidak kuat mengalahkan gairahnya sendiri.
“jangan nodahi sebuah pernikahan. Apalagi pernikahan milikku. Ingat
Alfian, aku seorang putri yang punya kuasa lebih banyak ketimbang dirimu. Dan
aku juga ingin bulan madu kita menjadi sangat spesial..kau harus belajar bersabar,Alfi”
bisik Andrea sangat panas. Air liur tak dapat ditelan dengan muda oleh Alfian.
Jari-jarinya terkepal erat. Andrea benar-benar sombong, angkuh dan tak
tersentuh. Ini tantangan berat baginya.
Dan Alfian harus menunggu 3 bulan untuk menikmati semua keindahan
Andrea? Apa dia bisa? Apa dia mampu?
Karena perilaku bejat mereka tadi tidak menyadari bahwa limosin sudah
berhenti cukup lama. Terparkir di depan gedung besar dan mewah, apartemen
Andrea. Wanita itu tersenyum.
“well, sudah sampai. Aku harus segera mandi air dingin untuk pemotretan
selanjutnya. Lalu ada fashion show juga. Aku sibuk, aku pulang dulu yaa”
disempatkan ia membelai pipi Alfian dan mengecup bibirnya yang beku. Jiwa
Alfian seperti melayang ke langit tujuh bidadari, dan bidadari itu tentu saja
Andrea.
Pintu dibanting keras membuyarkan lamunan kotor Alfian. Ia sadar
wanitanya sudah pergi. Tapi sebuah ketukan dijendela limo. Cepat Alfian
menurunkan kaca itu dan menghadapi muka sombong Andrea.
“andrea..”
“aku lupa mengatakan padamu kalau dalam beberapa hari aku akan fitting
baju pernikahan saran dari ibu. Kau temani aku ya? Dan ingat..kau harus
bersabar..calon suamiku..”
Lalu ia melenggang pergi.
Lama-kelamaan Alfian tertawa kecut. Mengusap bibirnya yang sempat
mencicipi rasa manis dimulut Andrea. Tak bisa dilupakan dengan mudah. Tubuh
wanita dewasa seutuhnya ada pada diri Andrea. Dan dia perawan? Alfian belum
pernah bermain bersama perawan, hanya wanita ahli diranjang. Apakah itu
menarik? Alfian menjadi seorang pertama dari wanita sombong macam Andrea? Tak
masalah. Karena dia Andrea Blunt. Wanita yang sudah mengacak semua saraf dan
pikirannya dengan magis liarnya. Alfian menggigit bibir, tak sabar menanti saat
pagelaran pernikahan palsu mereka usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar