Minggu, 17 November 2013

LOVE FROM THE HELL (bab 12)



Jaguar gelap mengkilap milik Duncan Junior berhenti persis disebuah taman besar nan indah dipekarangan depan suatu rumah. Malam gelap menyelimuti dengan angin dingin yang semilir. Alfian menghembuskan nafas dalam sejenak lalu menyenderkan punggungnya pada jok kulit mobil. Mengamati rumah yang bisa dibilang mirip istana tersebut. Bahkan rumah ini 5 kali lebih besar daripada milik ayahnya dan rumahnya sendiri.


Kemudian perhatian Alfian tertuju pada wanita cantik yang duduk sedikit gelisah disampingnya. Dalam balutan gaun hitam selutut dan dipadu warna merah marun gelap,gaun tersebut nampak santai namun elegan. Tapi Alfian tak bisa berhenti takjub dan memang benar,Andrea selalu nampak begitu cantik memakai apapun. Dan mungkin..dalam ekspresi apapun-seperti sekarang ini.

“kau siap untuk menghadapi ibu dan ayah tirimu?” kata Alfian dengan nada melunak sedikit prihatin. Andrea menatapnya linglung.
“entahlah. Aku hanya malas menghadapi celotehan ibu,kau tahu kan..dia begitu protektif padaku dan selalu menginginkan putrinya untuk tampil sempurna. Dasar orang tua yang perfeksionis” cibir Andrea fokus pada pintu rumah utama yang begitu familiar dibenaknya.
“buah jatuh tidak jauh dari pohonnya bukan?” upsss sindiran yang tepat. Alfian meringis mendapati pukulan dirusuk kanannya dan oleng-terkejut Andrea membuka pintu mobil dan membantingnya kesal.

Terburu-buru,lelaki itu ikut keluar tapi seringaiannya yang tanpa batas tersebut tertoreh membuat Andrea semakin dongkol saja. Bibir merahnya cemberut.
“ayolah,sayang. Kita sudah disini. Kau mau kita berterngkar didepan ibumu yang perfeksionis itu?Kemari dan gandeng aku” kata-kata rujukan yang terdengar amat lucu dan Andrea sama sekali tak bisa untuk tidak tertawa. Ia terkekeh kecil dan menyampiri suami gilanya tersebut yang disambut senyum lebar taraf lima dari Alfian dan sekilas mengecup pipi manis Andrea membuat wanita itu terenyuh aneh.

“..dan baru kali ini aku berkunjung ke kediaman Nyonya besar Blunt. Sungguh menakjubkan..” ucap Alfian lancar dan terpesona. Keduanya bergandengan tangan sembari menuju beranda rumah. Memang benar. Taman yang hijau penuh dengan rumput,terdapat kolam air mancur bundar di tengahnya,bunga-bunga tertata rapi serta patung-patung dewa Inggris. Andrea tersenyum penuh kerinduan.
“aku kangen tempat ini. Rumahku saat aku kecil hingga dewasa. Aku tak pernah bosan bermain dirumah ini sampai sekarang” nada Andrea yang lembut dan terasa menyedihkan.
“lalu kenapa kau pindah dan memilih untuk tinggal di kondominium?” tanya Alfian santai melihat raut wajah cantik Andrea yang surut seketika.
“aku pindah..karena sejak ibu menikah dengan Mark,dia juga tinggal disini. Aku tidak tahan dekat dengan seseorang pengganti ayahku” dan Andrea benar-benar termenung sedih. Bukan seperti Andrea sombong yang biasanya.

“ohh maafkan aku. Itu pasti hal yang berat bagi hidupmu” hibur Alfian mengecup pucuk rambut harumnya dan semakin mempererat pelukan.
“tidak apa-apa. Lagipula..aku juga tidak tahan tinggal dimana banyak kenangan dari ayah. Hhhh Aku sangat mencintai pria itu”
“ternyata si ratu es macam kau bisa mencintai” sebuah guyonan lucu itu membuat Andrea terkesiap. Dan nyatanya,candaan Alfian yang sembarangan tersebut membuatnya hatinya seperti retak.
“kau pikir aku ini berhati batu apa?!”
“yaaa.. melihat seluruh reputasimu sebagai wanita yang paling dingin di Inggris..dan aku terkejut,cantik” Alfian tersenyum menghina.

Dan apa yang membuat Alfian sedikit tercenung adalah bahwa ada yang sedikit berubah dari wanita ini-istrinya. Kalau dulu,sang ratu sejagad Andrea Blunt akan menanggapi hinaan kasar Alfian dengan perkataan kasar juga. Mengajak Alfian untuk bertengkar terus menerus. Tapi kali ini..mengapa dia hanya diam.
“hei apakah kau marah?” tanya Alfian sedikit gugup menerima perlakuan seperti itu. Tapi percuma,Andrea hanya diam dan berjalan memandang kedepan,walau mereka masih bergandengan tangan.
“aku kan hanya bercanda. Jangan marah..” kata Alfian sedikit menggoda. Tapi wanita itu masih membisu.

“Andrea,sungguh aku tidak bermaksud..”
“sudahlah,lupakan” dan satu kata itu,Alfian seperti tertohok. Apa..wanita ini mengalah? Apa wanita ini menghindari perkelahian adu mulut dengannya? Tapi kenapa?
Tangan Andrea belum sampai pada bel,pintu mahoni itu pun terbuka dengan seseorang cantik yang keduanya kenal.
“aku mendengar suara mobil dan langsung mengira itu pasti kalian. Selamat datang,sayangku” sambut Arina manis dan langsung memeluk putrinya.
“kalian terlambat 45 menit” dengus ibu Andrea melepas pelukan menatap keduanya bergantian.
“maaf. Insiden kecil. Alfian terjepit dikamar mandi”
“apa?” seketika wajah Alfian berubah melongo penuh tanda tanya menatap Andrea yang menyeringai sinis diam-diam.
“ohh itu buruk,ayo masuklah. Aku sudah menyiapkan makan malam”

Arina berbalik bertepatan dengan mata Alfian yang melotot keluar kepada Andrea. Bisa-bisanya wanitu itu membuat cerita konyol yang memalukan dirinya. Dan apa yang ia dapat? Andrea meleletkan lidah dan pergi masuk begitu saja. Astaga...wanita ini ingin bermain-main dengan serigala? Wajah Alfian yang tampan itu kini merah padam antara malu dan gerap. Tapi disisi lain,perasaannya menghangat. Andrea berusaha untuk membuat suasana antara keduanya menjadi lunak.

“Alfian”
“Ayah” Alfian memeluk Charlie-ayahnya. Dan ia menangkap sekilas wajah penuh misteri itu,dia hanya mengangguk kecil dan memutar matanya-bosan.
“kalian tampak hebat sepulang bulan madu. Apa sebegitu menyenangkannya,Andrea?” Mark muncul entah darimana dengan senyum badut mengerikan seperti biasa menurut Andrea. Wanita itu memicingkan mata dan dengan canggung nan risih,ia memeluk ayah tirinya demi menjaga hormat didepan mata ibu.
“seperti yang kau kira”
“dan kau bung,kau juga tampak fantastis setelah bulan madu. Mengapa kalian tidak mengunjungi orang tua-tua ini dan berbagi hari-hari bulan madu kalian?” sambut Mark pada Alfian dan menjabat erat tangannya penuh maksud. Alfian tak bisa tersenyum,hanya bernafas dengan cepat.
“maaf. Setelah bulan madu,aku disibukkan dengan perusahaan”

“Bagaimana investasi Duncan kali ini? Butuh beberapa advis?” tanya Mark ramah tapi menyindir tepat di kedua bola mata Alfian hingga ia tak mampu menjawab. Darah surut dari wajahnya.
“kalian para pria,berhenti bicara bisnis dan duduk dengan tenang. Makan malam keluarga akan segera dimulai” perintah Arina memecah kebisuan para lelaki tersebut dan akhirnya salah satu dari mereka bisa mengeluarkan tawa walau kecil.
“butuh bantuan,bu?” tawar Andrea cuek.
“tak usah. Kau duduk saja. Hampir selesai”

Andrea hanya memutar bibirnya acuh dan segera menuju kursinya tepat disamping Alfian. Pandangan mereka pun bertatapan sejenak,dan yang membuat seluruhnya diam terkejut adalah ketika tanpa sadar Alfian mengecup bibir Andrea-hanya satu detik dan dia duduk meninggalkan Andrea yang kebingungan terbang ke langit ke tujuh.

**o0o**

“ceritakan bulan madu kalian? Aku ingin mendengarnya” kata Arina sembari memotong steaknya. Sejujurnya,ia sangat senang. Melihat kemesraan putrinya dengan Alfian yang begitu terang-terangan. Dia merasa menang dalam hati kalau Alfian adalah pria yang tepat untuk putrinya yang bengal.
“well,Afrika sangat panas” jawab Andrea singkat mengunyah daging dan sayuran.
“yah,tapi itu begitu luar biasa keren. Kami berselancar,berenang,dan..bungee jumping..” Andrea langsung menerima seringai ejekan yang kentara dari suaminya tersebut dan melotot-malu.
“aaa aku tak bisa melupakan ekspresimu ketika kau ketakutan untuk melompat turun,sayang” canda Alfian terkekeh membuat semuanya juga ikut tertawa.

Tapi itu benar. Alfian sama sekali tak bisa menghapus bayangan saat wajah cantik itu memucat pasi hanya karena bungee jumping. Dasar wanita. Sedingin dan seangkuhnya mereka seperti medusa,toh mentalnya tak lebih dari seonggok garam.
“benarkah?lain kali akan ku ajak Arina untuk kesana”
“kau gila” kali ini giliran pasangan Blunt yang pamer kemesraan.
Lalu makan malam itu berubah hening bukan karena canggung,melainkan mereka hanya ingin melewati santapan malam tersebut dengan nikmat tanpa gangguan. Hanya saja itu berlangsung Cuma 15 menit ketika Arina tersenyum dan menatap penuh harap pada putri dan menantu kebanggaannya.

“so,apakah Andrea ku sudah berhasil kau hamili,Alfian? Atau..sudah berisi..mungkin..”

Huk!
Dalam detik yang sama,Andrea tersedak akan winenya,dan Alfian menjatuhkan pisau perak ke piring membuat bunyi nyaring tak mengenakkan. Keduanya langsung hilang selera makan. Dan saling menatap satu sama lain dengan gugup. Bukankah pernikahan palsu dengan syarat itu hanya Alfian dan Andrea saja yang tahu. Menikah sebatas seks? Arina akan serangan jantung kalau mendengarnya.
“ibu!” hardik Andrea malu.
“ehmm..kami..bermaksud menundanya,Arina..” jawab Alfian pelan dan agak takut.
“Apa?! Mengapa?! Tidak tahukah kalian bahwa Andrea mengandung,itu adalah yang kutunggu-tunggu!” sentak Arina tidak terima.
“hei,sayang. Tenanglah,mungkin mereka masih sibuk bekerja” hibur Mark pada istrinya.
“Dan..mungkin..mereka juga punya alasan yang tepat. Bukan begitu,Alfian?” dan Charlie ikut menanggapi.

Andrea melempar serbet di atas meja dan menatap ibunya sebal.
“aku mau menunda hamil atau tidak,itu sama sekali bukan urusan ibu kan!”
“kau tidak bisa seenaknya berbicara seperti itu pada ibumu,Andrea!” kata Arina sedikit tersinggung.
“maaf,Arina. Biar kujelaskan,aku dan putrimu sepakat untuk tidak memiliki anak terlebih dahulu. maksudku..kita menikah sedemikian buru-buru. Bahkan sangat cepat. Media yang bertanduk diluar sana sudah membuat berita jelek mengenai putrimu yang menikah dalam waktu tiga bulan karena hamil diluar nikah.Lagipula..kita masih muda. Tak perlu terburu-buru untuk memiliki anak”  terang Alfian meyakinkan seperti seorang penjual barang dikaki lima membujuk para pengunjung untuk membeli dagangannya. Itu membuat Andrea tertawa dalam hati,suaminya itu layak mendapatkan penghargaan Grammy.

“tapi..”
“kumohon pengertianmu,Arina..Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersama dengan Andrea. Berdua dulu..” Hening menyelimuti. Ingin rasanya Andrea pergi darisitu..
Dan ketika Arina menghembuskan nafas berat,Andrea mengangkat pandangannya dari piringnya yang masih bersisa.
“baiklah. Itu terserah kalian. Tapi aku sangat mengharapkan dapat menimang seorang bayi lucu..” kata Arina sembari menerawang dan menisik tajam pada Andrea. Putrinya itu benar-benar dingin. Bahkan hal seperti ini saja harus Alfian yang menjelaskan.

Kalau ingin bayi,mengapa tidak buat saja sendiri. Agar tidak mengganggu kami dengan pertanyaan dangkal seperti itu! Kata Andrea dalam hati.

Perbincangan mengenai kehamilan pun segera teralihkan ketika Mark mulai sok tahu akan perkembangan bisnis Alfian. Dan Andrea yang merasa tidak turut andil dalma perbincangan lelaki,hanya memainkan garpunya.
“aku dengar investasimu gagal lagi,aku turut prihatin Alfian” Andrea menangkap suara ibunya tapi langsung acuh tak acuh.
“tak apa,sudah biasa. Aku akan berusaha lagi menanam saham ditempat lain dan..”
“hei,bagaimana kalau perusahaan Andrea dikendalikan oleh Alfian juga”
Dalam hitungan detik,semuanya menoleh dan memandang tidak paham pada Mark yang menyeletuk sembarangn.

“kenapa? toh..Andrea tidak begitu berminat. Alfian sudah menjadi suamimu,Andrea. Dan..mungkin ini ide yang perlu kau..pertimbangkan..Apa..salahnya?” suara Mark terbata-bata merasa gugup dipandangi sedemikian intensnya dari yang lain. Lalu Andrea mencoba mengajak Alfian untuk saling bertatapan. Begitu mereka menyambung koneksi,itu begitu dalam namun tak berarti. Andrea yang diam tanpa berkedip,sedangkan Alfian dengan perasaan kacau balau.
“itu konyol,Mark” Charlie tertawa enggan dan Arina pun menyahut.
“kalau Alfian yang mengambil alih,aku akan dengan senang hati memberikannya. Aku bisa pensiun dengan tenang tanpa harus kelelahan mengurusi perusahaan”

Ketiga orang tua tersebut berceloteh ringan,tak membuat sambungan koneksi itu putus. Kedua orang ini masih saling menatap tanpa ada arti didalamnya. Dengan wajah dingin yang misterius.
“..akan kupertimbangkan..”
“apa?!”
“ya ya..Alfian yang mengendalikan perusahaan atas namaku itu. Akan kupertimbangkan” kata Andrea santai dan main-main sambil menyesap winenya cuek. Tak tahukah Andrea dengan perkataannya yang semena-mena itu membuat beberapa orang disini memiliki suatu harapan besar nan jahat yang timbul. Bagaimanapun,langkah mereka tinggal sedikit lagi bukan?

“itu..akan menyenangkan..” kata Alfian setelah kembali dari syok. Dia melirik ayahnya yang tampak menyedihkan lalu..Mark. Pria itu tersenyum mengejek.
“nah,bagaimana kalau kita menyantap dessertnya? Aku memanggang brownies coklat bersama dengan es krim. Itu kesukaan putri kecilku” senyum Arina yang membuncah menyinari keadaan yang kaku ini.
“dengan senang hati,bu” Andrea berucap dan tak banyak bicara.

**o0o**

Para pelayan masih berkeliaran karena kedua majikan mereka baru saja datang. Membukakan pintu untuk mereka dan Andrea berjalan masuk dengan lesu. Wajah cantiknya nampak begitu lelah. Setelah sampai dilantai dua dan jauh dari pandangan pembantu,Alfian mensejajarkan langkah dengan istri mungilnya.
“kau terlihat tak bersemangat tadi..sampai sekarang” celetuk Alfian datar. Andrea mengusap keningnya.
“aku hanya lelah..sore tadi kau menyetubuhiku habis-habisan dan ibu memaksaku untuk datang. Ya,sayangku. Aku sangat sangaat lelah” jawab Andrea dengan poker facenya yang begitu manis. Membuat bibir Alfian menganga kaget namun juga geli mendengar jawaban spontan yang jorok itu.

“dan faktanya,kau mengingatkanku kalau setelah acara makan malam ini,aku akan menyantap hidangan penutupku yang sebenarnya. Brownies yang sangaaattt manis,sayangku”
Alfian mengejar ketinggalan langkahnya dan langsung meraup pantat sexy Andrea untuk digendong masuk ke dalam kamar. Membuat wanita itu mencicit sexy dan cekikikan seperti remaja.
Lelaki itu menjatuhkan kaki mulus Andrea ke karpet dan memutar bahunya untuk saling berhadapan-saling berpandangan. Andrea tak tahu mengapa jantungnya semakin berdebar kencang seolah mau meledak. Alfian begitu..

“berdansalah denganku?”
“berdansa?” tanya Andrea balik. Alfian menggumam mengiyakan dan menghampiri sebuah radio antik yang ada dikamar tersebut. Menyalakannya dan..lantunan lembut,sayu dan terdengar sensual mendayu begitu merasuk disyaraf Andrea. Lelaki itu kembali mendekatinya dan meraih pinggang Andrea mendekatkan kepada pinggangnya sendiri.
“kau terpukul karena ucapan ibumu kan?” Apakah Andrea mau melanjutkan diskusi?
“tidak. Tidak juga. Aku..sudah terbiasa dengan segala ucapan sembarangan dari ibu. Sudah kukatakan bukan,kalau dia perfeksionis” wanita menggelayutkan kedua lengannya untuk bertumpu di belakang leher Alfian. Sehingga dia mendongak dengan tatapan lelah.

Tapi Alfian hanya diam. Tubuh Andrea yang mungil walau masih memakain stiletto mematikan sexynya,Alfian tetap harus menunduk tuk menatap bola matanya,bibirnya,seluruh tubuhnya yang indah dalam balutan gaun. Dan dia terpana,yang tak sepenuhnya menyerap semua perkataan Andrea.
“dia yang selalu menuntut yang ia inginkan padaku membuatku..lelah menghadapinya..”
“lupakan semuanya”
“ditambah Mark yang begitu..huhhh untung saja kita bisa segera pulang dan..”
“lupakan segala yang terjadi,Andrea!” kata perintah yang membuat bibir Andrea terkatup ratap. Bola mata bak elang itu menajam dan merasuk didalam rongga hatinya. Kobaran api terpancar dari pandangan Alfian,dan Andrea harus menahan diri agar tidak meledak ditempat.

Musik itu begitu sensual. Kamar yang remang-remang,hanya bulan sebagai penerang,suhu yang hangat,memuncakkan segala hasrat yang terpendam. Keduanya hanya bergoyang,berputar kecil ditempat seiring dengan musik. Dan menyerap keadaan hangat ini yang kian lama makin panas. Tatkala senyum indah itu muncul,Andrea merasa geli saat tahu nafas Alfian mulai terengah,dan tangannya yang tak bisa diam itu menggerayangi pantatnya-geli.

“hei..” Andrea sudah melupakan rasa kesalnya tadi dan fokus hanya pada perlakuan sayang suaminya. Dia tersenyum manis.
“apa aku sudah bilang kalau kau sungguh cantik malam ini?” bisik Alfian didepan mulut istrinya. Andrea menggeleng gembira.
“kalau begitu akan kukatakan,kau sungguh sialan cantik,sexy malam ini”
“hingga tidak mengalihkan pandanganmu pada gadis lain?”
“sejujurnya ya,karena gadis yang ada didepanku hanya kau saat ini” selanjutnya mereka tertawa lepas bersama seolah menginjak beban hati berat selama ini-tuk sementara. Ketika bibir manis Andrea tertutup oleh Alfian,dia tak mampu berucap lagi. Hanya mengerang nikmat seeprti biasa. Berdansa begitu berbeda. Dimana kedua paha Andrea terayun dan membelitkannya pada pinggang Alfian. Pria itu menyangga dengan genggamannya. Saling mencium dalam dan dalam. Hingga Alfian yang sudah tak tahan untuk mengeluarkan nafsu liarnya,meletakkan pantat Andrea yang telanjang pada meja kayu dan mereka bercinta disitu sampai-entah berapa kali dan keduanya harus segera melanjutkan di tempat tidur sebelum meja kayu itu retak. Itu lebih baik.

**o0o**

Hari demi hari berlalu dengan tak biasa. Jarang sekali ada adu mulut,bahkan bisa dibilang hampir lenyap. Sikap Alfian yang begitu manis pada Andrea,dan Andrea seolah menghindar dari sebuah percekcokan yang biasanya akan terjadi pada hubungan mereka. Semuanya..berubah. Dan rumah dingin itu..seperti terkena mentari hangat menyambut musim semi Inggris. Keduanya menikmati itu. Tapi..tak sepenuhnya sinar matahari menerangi kehidupan mereka. Ada angin kelam nan mendung dibalik semua kejadian bahagia.

“..kirim email laporannya padaku,Sue. Dan tolong tanyakan pada bagian perencanaan kita sudah tak punya investor pendukung lagi?” tanya Alfian dengan nada gelap nan suram. Dia menyetir begitu mahir dengan satu tangan kanan dan tangan kirinya mencengkram ponsel seolah hendak menghancurkannya.
“..kalau begitu ambil saham yang tersisa..Apa katamu?” hening sejenak.
“Persetan!! Tanyakan pada ayahku. Aku yakin Dewan direksi punya beberapa ide kecil lain. Aku harus pergi”
BLAKK. Ponsel itu terpelanting entah ke bagian mana. Mungkin saja sudah rusak. Alfian melonggarkan dasinya yang hampir mencekiknya dan bernafas kasar. Wajahnya mirip preman sekarang. Apa yang harus ia perbuat dengan perusahaannya yang siap jatuh?

Semua pikiran itu lenyap saat dia mulai sampai dipekarangan rumahnya sendiri. Langit sudah gelap kelabu,seperti akan mau hujan. Sejenak,Alfian menyandarkan kepalanya pada kemudi. Ia bingung harus melakukan apalagi. Terasa aura jelek,frustasi,putus asa hinggap dibahunya. Tapi hanya seperkon detik,Alfian sudah mencoba untuk menetralkan wajahnya agar tak terlihat stress dari pekerjaan. Dia memantapkan hati untuk masuk ke dalam rumah dan sejenak melupakan masalah dikantor.

“apa istriku sudah pulang?” tanya Alfian berjalan menuju tangga pada kepala pembantu-Rose.
“ya,Tuan. Dia ada dikamarnya sejak tadi”
Alfian mengulum senyum tenang. Sekali lagi,dia menghela nafas lelah berusaha ia sembunyikan dan akhirnya membuka pintu kamar.
“Andrea,kau masih hidup?” olok-olokan yang biasa ia pakai untuk menghangatkan hubungan mereka,hanya angin lalu.
Alfian siap-siap untuk pingsan ketika mendapati ada seorang wanita seksi berbaring santai diranjang besarnya. Lingerie merah jambu,stiletto perak dengan lutut terangkat dan terbuka,rambut coklat bertebaran diatas bantal,dan aroma mawar seksi menggoda. Alfian akan mati.

“aku masih hidup. Dan masih begitu hidup” sahut Andrea mendengkur memainkan lututnya ke kiri dan kekanan. Jakun Alfian pun naik turun seperti parameter. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah,inilah yang ia sukai dari kehidupan Alfian saat ini. Beberapa hari ini,Andrea mampu menyenangkannya,menghiburnya dengan bercinta,dan mungkin ia akui sebagai terapi. Terapi dari segala realita yang menyakitkan.
“apa ini hari ulang tahunku?” Alfian melepas sabuknya dengan bunyi gemerincing. Andrea menahan tawa.
“sepertinya tidak”
“aku tidak ingat kalau aku pernah bertaruh nomor di lotre” Alfian menendang sepatu,pakaian,dan hanya boxer grey polos dengan kejantanan yang timbul begitu kentara.

“mungkin kau harus mengeceknya ulang” tubuh Andrea tak bergeser saat goncangan ranjang dari ulah Alfian yang tersenyum bak harimau kelaparan. Mata hitamnya membuat kobaran api dengan seringaian mesum.
“tidak perlu. Karena..hadiahnya sudah ada disini. dan aku...” tangan itu mulai bermain dari bawah dan..terhenti.
“ohh sayangku..” Andrea menjerit kecil saat bibir panas Alfian membasahi lehernya yang jenjang. “apa kau kehabisan celana dalam?hmm? biarkan aku menghangatkan mu dengan ini”
Andrea menjeritkan sebuah desahan terbata-bata dimana jari jemari ahli suaminya mengusap dan mengusap terus bagian feminimnya yang paling intim. Tapi desahan itu diiringi dengan senyum menawan.
“dan apa ini?ohhh bahkan..kau juga lupa memakai bra?” Alfian menurunkan lingerie merah jambu itu turun untuk memperlihatkan dada montok ranum yang sangat ia sukai. Meremasnya lembut dan mengecup kulitnya.
“aku..ceroboh..mengapa aku bisa lupa” bisik Andrea menggoda sembari menggeliatkan seluruh badannya tepat dibawah Alfian.

“justru..aku suka..dengan kecerobohanmu itu..akhh..sialan..kau sangat basah sayang. Biarkan aku mengeringkanmu”
“ya tuhan,Alfian..” Alfian butuh ini. Dia butuh semacam pelepasan batin dari masalah beratnya. Hanya ini,Hanya Andrea. Hanya dia yang bisa mengeluarkan Alfian dari pusaran hitam. Tanpa babibu,Alfian memulai kegiatan oralnya yang membuat wanitanya itu bertekuk lutut hanya padanya. Menanti dan menikmati seluruh percintaan indah ini. Andrea membiarkan jantungnya berdegup kencang. Bagian sensitifnya dijilat dan dihisap begitu keras,dadanya disetubuhi Alfian berulang kali,sampai pada puncaknya ketika Alfian menghujam miliknya ke dalam Andrea dan mereka menjadi satu. Dunia mereka begitu indah,nikmat dan sakit dalam konteks menyenangkan. Hingga klimaks yang dahsyat dan keduanya tertawa sebelum jatuh terlelap,persiapan untuk besok. Sex dini hari untuk menyambut pagi.

**o0o**

“perbaiki ini! Dan tolong kau cek berapa saham yang tersisa diluar!” bentak Alfian mulai kesal dan putus asa. Membuat para bawahannya hanya menunduk takut dan mengiyakan apa saja yang diperintahkan tuan mudanya tersebut. Mereka semua bekerja keras,Alfian juga. Itu membuat kepala Alfian pusing bukan main. Dia mengusir semua tiga karyawannya tadi dan melemparkan pantatnya dikursi direkturnya. Memegangi kepalanya yang siap pecah berkeping-keping saat ponsel itu menyala dengan suara telpon yang bising. Melihat siapa yang menelpon,ajaibnya,pusing itu perlahan pudar. Senyum kecil muncul disudut bibirnya dan segera menjawab telpon tersebut.

“kau ingin menggangguku ditempat kerja dengan desahanmu yang nakal itu?”
Andrea tertawa diujung sana. Tawa yang renyah membuat Alfian tersenyum lemah.
“tidak,aku hanya ingin memastikan untuk makan malam yang kau janjikan nanti” suara itu begitu manis amat menyejukkan perasaan Alfian.
“jam 6,cantik. Kau harus sudah siap karena aku paling benci menunggu wanita yang bersolek begitu lama” terang Alfian pura-pura cemberut.
“baiklah. Jam 6. dan jangan buatku menunggu terlalu lama karena tiba-tiba kau ada urusan mendadak atau bisnis membosankanmu itu. Kalau tidak stiletto cantik ini tidak akan berfungsi lagi untuk bercinta,tapi siap-siap mematahkan kepalamu jadi dua”
Kini Alfian yang tertawa.

“tak akan pernah. Simpan stiletto itu untuk seks ronde selanjutnya,paham?”
Alfian serasa ingin memeluk Andrea yang jauh disana saat lagi-lagi wanita itu tertawa riang.
“baiklah,sampai nanti sayang. Jam 6”
“jam 6,baby girl”
TUT! Mungkin Alfian sudah gila. Dia mencium ponselnya sendiri seperti itu adalah bibir Andrea.

Dia tersenyum meletakkan ponselnya ke meja dan merasakan hampa yang luar biasa lagi. Memeriksa dokumennya sambil mencoba memfokuskan diri agar ingatan jam 6 itu hilang sejenak. Demi tuhan,Alfian harus bekerja agar perusahaannya tidak bangkrut!!
Pintu diketuk dan sekretaris Alfian masuk dengan sopan.
“Mr Duncan,ada tamu yang ingin menemui anda”
Alfian sama sekali tak mau repot untuk menatap Susan,sang sekretaris pirang itu dan terus melanjutkan pekerjaannya pada seribu lembar kertas.
“suruh masuk,kalau dia sales,usir dia” kata Alfian acuh dan dingin mencoret-coret kertasnya.

“kau yakin ingin mengusir seorang sales wanita cantik disini?”

DEG! Suara itu!
Alfian mendongak cepat dan pena emasnya terjatuh kasihan.

“Natalie?”

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar