Created by Aii D.Luffi or Aii
Cicuit
Bab 11
Mata Alfian terbuka dengan sentakan. Mimpi buruk. Badannya yang bau sex
masih berkeringat tapi kali ini karena mimpi buruk. Sudah gelap,tampaknya cukup
larut karena suasana rumah terdengar sepi dan tentram. Pria itu mendesah lelah
dan tanpa sengaja melirik ke dalam rengkuhan tangannya. Entah
bagaimana..perasaannya begitu tenang dan damai. Andrea tertidur disitu.
Berbantalkan lengan kanannya yang berotot,sibuk bermimpi didada bidang Alfian.
Sama-sama telanjang dan bau sehabis-bercinta-panas.
Alfian tak tahu,kalau selama ini..memeluknya membuat ia menjadi kalut
akan suatu perasaan asing yang unik. Kembali teringat akan kata-kata
temannya,Dia jatuh cinta..pada Andrea. Benarkah itu? Ohh jangan dulu. Alfian
kembali menatap wajah malaikat tidur tersebut dengan mata tajam namun lembut.
Menghirup aroma keringat Andrea yang begitu harum tercampur dengan miliknya.
Menyisipkan helai rambutnya dibelakang telinga Andrea tanpa membangunkan wanita
itu.
Dia cantik. Sungguh Cantik. Tapi dia bukanlah yang tepat untuk Alfian.
Dan peringatan itu seolah muncul sebuah pisau tajam yang kemudian menusuk ke
dalam jantung Alfian. Mengapa begini? Mengapa ketika Alfian harus menyelesaikan
misinya,dan ditengah jalan dia mulai tertarik untuk..menyukai wanita ini?
Sejujurnya pun,Alfian sadari ia sedikit memiliki suatu ruang hanya untuk
Andrea. Kebersamaan mereka yang terjalin walau sepenuhnya buruk,tak urung
mengubah daya tarik Andrea kepada Alfian.
Sementara lima menit habis memandangi wajah ayu yang sedang
tertidur,bergelut dan berperang dengan kata hatinya,Alfian kembali teringat
sesuatu. Sebelum ia beranjak pergi,bibir itu sempat mengecup kecupan
sayang,didahi Andrea. Selembut bulu dan sehalus sutra. Membuat Andrea
mengerang-bergerak kecil tapi tidak ingin membuka mata. Alfian tersenyum lalu
perlahan pergi.
“Alfian?”
“ayah” Hening sejenak. Hawa tidak enak diantara sambungan telpon mereka
menyelimuti. Alfian menatap refleksi tubuhnya sendiri yang sekarang hanya
bertelanjang dada dan boxer biru gelap-pada cermin kamar mandi. Wajahnya terlihat
khawatir.
“aku..hanya ingin tahu bagaimana perkembanganmu” suara Charles yang
parau terdengar.
“ya,aku baik” jawab Alfian ragu-ragu.
“tetap pada jalan kita,bukan?”
“ya,dan..ayah,aku..bagaimana kalau aku sampai menyukai wanita itu?”
Alfian dapat mendengar tarikan nafas berat yang terkejut dari sana.
“itu memang sudah seharusnya,Alfi. Kau harus menyukai wanita itu hingga
membuat dia menyukaimu juga”
“tapi aku benar-benar menyukainya! Aku..aku..”
“aku tidak mengerti apa maksudmu”
“ayah..” Pria itu menggeretakkan giginya keras-keras,”aku menyukai dia
bukan karena perintah! Tapi aku sungguh-sungguh sudah..”
“jadi kau melupakan misimu! Hanya gara-gara wanita!!”
Alfian mengusap wajah tampannya yang berantakan dan mengerang
frustasi,bingung dengan apa yang harus ia perbuat jika hati sudah ikut campur
tanpa diminta. Ia tahu ayahnya tengah mengamuk dengan diam disana.
“dengarkan aku,Alfian! Satu langkah yang salah darimu,kau akan membunuh
ayah. Membunuhmu juga,membunuh semua kerja keras kita slama ini. Aku tahu kalau
Andrea adalah wanita yang susah untuk ditaklukan. Tapi aku percaya dengan
kemampuan anakku. Bagaimanapun juga,dia hanyalah seorang wanita. Jatuhkan dia
sesuai rencana dan kehidupan kita akan kembali seperti sedia kala. Kau paham!
Aku sudah mewantimu ratusan kali agar kau menguatkan imanmu untuk tidak jatuh
pada pesona ular Andrea!”
Dan berikutnya perasaan Alfian tersentak. Tapi tubuhnya membeku.
Meresapi peringatan pedas ayahnya tuk kesekian kali. Tiba-tiba dia merasa
menyesal. Mengapa ia berkata bahwa ia menyukai Andrea? Benar kata
ayahnya,mengapa Alfian jatuh pada pesona ular buas Andrea? Mereka adalah dua
orang dengan satu jenis yang sama. Sombong,egois,arogan,serakah,penuh dengan
kekuasaan.
Jika keduanya bersatu,akan terjadi persaingan tajam diantara mereka
mengingat Andrea dan Alfian adalah tipikal orang tak mau kalah. Jadi..harus ada
salah satu yang hancur terlebih dulu. Yang bisa dilakukan pria itu,hanyalah
diam penuh keragu-raguan.
“..aku mengerti..”
“Aku dengar kalau Arina sedang merencanakan makan malam keluarga
bersama. Mungkin dia akan memberitahukan pada kalian,jadi,jaga sikapmu!
Tunjukan kalau kau adalah suami yang baik dan beri sanjungan tinggi pada putri
ularnya tersebut. Buat dia semakin jatuh ke jebakanmu,kau paham!”
“aku tidak bisa bilang tidak kan?” dengus Alfian kesal.
“bagus. Aku percaya pada putraku”
Membanting ponselnya,Alfian mencuci muka dengan air dingin dan menatap
raut tampan tersebut dari balik cermin. Ekspresinya yang mengeras,marah,dan
tertekan. Apakah dia bisa? Apakah dia mampu? Apakah dia sanggup menjebak Andrea
sedangkan dirinya saja hampir ikut terjatuh ke dalam jebakan tersebut? Mengapa
ia tidak bisa membuat bayangan Andrea seperti wanita jalang diluar sana?
Mengapa mengapa?? Mengapa Andrea selalu ada dipikirannya terus?!
**o0o**
“pernikahan kalian yang tertutup dan terkesan tergesa-gesa membuat
banyak spekulasi publik muncul. Apakah benar..Andrea Blunt..”
“ehmm..ehmm..maaf.tolong dikoreksi. Andrea Dunkan” potong Alfian
melotot dalam duduknya.
Wartawan itu tersenyum tidak enak mendapat pelototan Alfian. Dengan
malas,dia meminta maaf sementara Andrea tetap merengut diam—waspada. Pasti
pertanyaan itu tidak lebih dari sebuah hinaan pedas baginya. Tak masalah,Andrea
sudah biasa mendapatkan itu sejak pertama kali dia tampil sebagai model
sombong. Tapi ini..membawa nama pernikahannya,yang pasti akan menjelekkan
seluruh orang yang terlibat. Termasuk ibunya dan..Alfian.
“..ehh Andrea Dunkan,apakah benar bahwa pernikahan ini semacam
perjodohan untuk mengembangkan investasi perusahaan belah pihak masing-masing?
atau..” sebuah garis lurus nan tegang terbentuk dibibir Andrea sebelum Alfian
dengan gagah berani menjawabnya.
“bukan..bukan seperti itu. Tak bisa dipungkiri,kalau kami memang
dijodohkan. Tapi lebih karena orang tua kami sudah berkawan lama. Mereka begitu
senang jika anak-anaknya ini bersama. Lagipula..” dengan nakalnya mata Alfian
mengerling ke arah istrinya membuat wartawan dan photografer didepannya tersipu
jengkel.
“..dari pertama bertemu,kami sudah memiliki ketertarikan satu sama
lain..ya kan.sayang?” satu kecupan dihadiahi Alfian pada Andrea sehingga wanita
itu tertegun. Akting baru? Alfian begitu hebat. Ia hanya bisa tersenyum kecut
tanpa banyak bicara.
“begitulah” jawabnya lirih. Suaminya terkekeh,melingkarkan lengan pada
bahu Andrea dengan mesra.
“jadi kalian setuju untuk dinikahkan?”
“sangat sangat setuju” jawab Alfian bangga dan santai.
“tidak ada alasan lain? Apa kau hamil,Miss Andrea?”
“APA?” Kini giliran Andrea yang melotot. Bisa-bisanya dia lancang bertanya
seperti itu. Ia hampir maju berucap kalimat tantangan tapi sekali lagi,suaminya
menghalangi-menyerobot.
“kami menikah begitu cepat karena orang tua kami yang hebat itu
mendesak. Kita sudah bukan remaja lagi dan sudah sepantasnya membangun keluarga.
Jadi tolong,jangan buat gosip yang aneh-aneh,nona”
“maafkan aku,Mr Dunkan. Hanya ingin mengklarifikasi” kata wartawan
wanita itu membasahi bibirnya yang terlihat jijik dimata Alfian. Berambut
keriting pirang,blouse dan rok mini merah memamerkan pahanya,apakah dia datang
kesini berniat wawancara atau menggoda dirinya sih. Harusnya dia tahu,mata
Alfian hanya jatuh pada satu orang. Dan orang itu adalah wanita disebelahnya
yang daritadi terus diam dengan raut cemas-campur aduk tak terbaca. Alfian
mengerutkan kening.
“kau baik-baik saja?” bisiknya ditelinga kanan istrinya. Andrea melirik
kecil pada Alfian dan sama sekali tak tersenyum. Jelas mata itu meredup seperti
lelah,putus asa?
“tidak,aku tidak apa-apa”
“tenang saja. Aku yang akan membalas semua pertanyaan murahan wanita
itu” senyum maut tersebut sudah mampu melelehkan hati Andrea yang membeku sejak
lima belas menit tadi. Dapatkah dia percaya pada Alfian? Pria itu sudah beralih
menanti pertanyaan berikutnya tanpa tahu Andrea memandangnya secara intens seperti
bilang ‘terima kasih’.
“Sudah memiliki rencana memiliki anak? Penerus perusahaan kalian?” si
pirang menyibak rambutnya dan masih tetap fokus pada Alfian yang ganteng dengan
kemeja linen biru muda. Sesekali dia membuat tatapan mengejek untuk Andrea-kenapa
sih wanita ini.
Mendengar itu,Andrea jadi gugup. Mengingat rahasia perjanjian
pernikahan hanya nafsu semata,pil-pil KB,hanyalah Andrea dan Alfian saja yang
tahu.
“kami bertemu dan menikah 3 bulan kemudian. Begitu cepat. Kami sudah
sepakat untuk menunda memiliki momongan. Aku masih belum mau..membagi istri
cantikku dengan yang lain” Andrea tersenyum kecil mendengarnya,menerima kecupan
lembut ditelapak tangannya. Walaupun ini salah satu bakat Alfian-akting-tapi
Andrea tak bisa membohongi diri sendiri kalau Andrea suka dengan pernyataan
seperti itu.
“kami masih ingin menikmati satu sama lain hanya berdua” sahut Andrea
lembut dan tenang. Alfian pun ikut rileks.
“oke..oke..baguslah..” si pirang menggerutu pelan,membuka lembar
selanjutnya dengan sebal-gagal mengalihkan perhatian si tampan Alfian untuk
menatap dirinya.
“dua pasangan serasi yang hebat. Ngomong-ngomong bicara tentang
bisnismu,Mr Dunkan...”
Pendengaran Andrea berubah menjadi tuli sementara. Mengapa ia merasa
takut. Ia tidak pernah tidak begitu percaya diri,gelisah saat menghadapi
wawancara. Buatnya,skandal didalam hidup Andrea adalah sensasi hidup agar
dirinya tidak pernah merasa bosan. Menciptakan Andrea sebagai model paling
banyak membuat sensasi buruk. Tapi itu dirinya yang dulu. Dulu sekali. Jauh
sebelum dia bertemu Alfian,dan sekarang dia ketakutan. Bagaimana akan
menghadapinya?
“..Andrea..”
“Ya!” sontak Andrea terlonjak ketika si pirang genit hampir meneriaki
namanya. Alfian tercenung,sejak tadi istrinya itu memang sedang tidak beres.
Memikirkan sesuatu,entahlah.
“aku sudah memanggilmu tiga kali” rutuk si pirang kesal. Andrea
menggelengkan kepala.
“maaf,lanjutkan pertanyaanmu”
“nah,tentu saja semua orang sudah tahu kalau kau telah menikah. Dan ini
masih berita hangat ketika dengan tiba-tiba kami dibuat syok akan
skandalmu,foto berciuman panas di taman bersama lelaki misterius..Mau memberi
tanggapan?”
“HEI!” seringaian ganas si pirang memudar saat Alfian menggeram marah.
Sedangkan Andrea mati di tempat,dia sudah tahu pirang itu akan melontarkan
pertanyaan seperti ini. Hubungan terlarangnya dengan William.
“kau mau mewawancarai kami,atau ingin menuding istriku yang tidak-tidak
sih?” bentak Alfian dengan ekspresi tegang membuat wartawan itu tercengang.
“tapi..ini ada di daftar pertanyaan,Mr Dunkan. Dan ini perlu bagi kami
untuk..”
“tema wawancara kali ini adalah tentang hubungan baru kita. Bukan
tentang skandal murahan yang kau dapat dari paparazi gadungan! Kalau kau butuh
tanggapan,aku mewakili istriku! Itu bukan dia,wanita yang ada di foto itu jelas
bukan Andrea. Tolong jangan rusak rumah tangga seseorang dengan fitnahan dari
para paparazi amatiran itu,nona! Atau aku akan menuntut perusahaan kalian
karena telah mencoreng nama baik istriku!”
Terdiam semua. Si pirang salah tingkah membenahi rambutnya dengan
gugup. Sementara Andrea,terpana akan perkataan suaminya. Apa itu tadi Alfian
membelanya? Membela dari skandal itu? Air mata siap tumpah ke bawah tapi Andrea
berusaha menahan. Dia hanya menunduk dalam,merasa kalau Andrea telah kalah. Ini
salahnya. Walaupun Alfian telah membuat peraturan hina kalau keduanya hanya
menikah atas dasar seks-gairah,tapi dia juga harus sadar kalau berhubungan
dengan pihak lain tanpa ada siapapun yang tahu. Itu memang salah Andrea.
Mendadak cengkraman itu mengerat semakin erat. Menghangatkan relung
hati Andrea yang teremas menyadari kekalahannya. Dan ketika pandangan mereka
bertaut,Andrea benar-benar ingin menangis didada Alfian saat pria itu dengan
mata tajam nan lembutnya mengecup kening Andrea berusaha menenangkan dari
segala macam masalah. Andrea sungguh sudah tak peduli lagi kalau Alfian sedang
berakting. Tapi ia butuh Alfian yang sekarang meneduhkan hati hanya dengan
tatapan.
Yang bisa dilakukan Andrea adalah masuk ke dalam pelukan Alfian dengan
perasaan pahit,mengabaikan si wartawan pirang yang irinya minta ampun. Cukup
diam membiarkan Alfian menjadi pangeran pembelanya. Akan ia tebus jasa Alfian
nanti.
“..aku..engg..aku sekali lagi minta maaf sudah mengungkit kembali masalah
itu” kata si pirang mematikan re-corder di meja kaca milik Alfian.
“untunglah kau sadar” ejek Alfian dongkol,malah mengusapkan tangannya
dipunggung Andrea dengan sayang.
“emm..satu permintaan lagi. Bolehkan kami mengambil satu potret mesra
kalian. Aku lihat kau dan istrimu tidak dapat mengambil tangan kalian satu sama
lain untuk berjauhan dan aku adalah wartawan yang bodoh apabila tidak
merealisasikan momen cantik ini sebagai sebuah gambar. Bolehkah?”
Kepala Andrea yang bersandar kembali mendongak saling pandang dengan
Alfian yang menarik bibir indahnya tanpa batas.
“tersenyum?”
Andrea mengangguk pelan,sedikit sedih,berjuang,namun ada secercah rasa
terharu menyelimuti.
JEPRETT*
**o0o**
“lihatlah,sia-sia atas semua kata-katamu tempo lalu. Si pirang itu
tetap saja menampilkan berita yang terlihat sangat penuh sensasi. Terkadang
berat juga menjadi seorang bintang” desah Andrea lelah memandang bosan pada
tabloid yang disitu memuat wawancara pasangan Dunkan beberapa minggu lalu.
Judulnya yang sudah menjadi Hot Topic di Inggris,dengan huruf besar-besar serta
dicetak tebal bertuliskan : ISTRI TERTANGKAP BERSELINGKUH-SUAMI MEMBELA
MATI-MATIAN. Pasangan Selebriti: Andrea Blunt dan Alfian Dunkan.
Alfian menatap gestur tubuh Andrea yang tengah menggerutu pintar
mengenai tabloid tersebut dengan teliti sembari meminum kopi kental manisnya.
Bersantai di meja makan pada sore hari dan Alfian lebih memilih menghabiskan harinya
untuk bersama wanita ini. Wanita yang sempat ia benci,tapi sempat ia sangat
sukai. Hatinya seperti dibelah dua. Dan detik ini perasaan yang mendominasi
didalam diri Alfian adalah-Bergairah. Andrea yang tampak cantik dengan t-shirt
merah jambu ketat,rambutnya yang indah disampirkan ke bahu kanan membuat Alfian
ingin sekali menggigit kulit putih dibawah telinganya. Hot pants warna biru
jeans menampilkan kaki putih langsing dan mematikan,sibuk mengoceh ketidak
sukaan pada berita yang ada.
“aku kan bermaksud membelamu dari skandal sialan itu dan juga..dari
sipirang berpaha merah. Kau nampak idiot saat mendapati pertanyaan seputar
kehamilan hahaha” canda Alfian menyesap kopinya lagi. Ia menebak akan mendengar
teriakan marah dari Andrea,tapi setelah tiga menit ia baru sadar kalau istrinya
itu terdiam. Perasaannya jadi mencelos merasa bersalah.
“..hei..”
“ya,aku tahu. Aku hanya..bingung. Setelah mendengar kata-kata hamil,aku
mengingat perjanjian pernikahan kita. Lalu..aku akan teringat pada..ibuku.. Dan
mengenai foto skandalku dengan dia..” Andrea merenung sejenak merasa
tenggorokannya tercekat dan lidahnya hampir putus.
“..aku menjadi takut. semua orang sudah tahu,kalau bintang yang penuh
dengan skandal ini sudah menikah dan memiliki hidup sempurna, Kenapa masih saja
membuat skandal kotor lagi? Bukan masalah kalau aku yang tersakiti. Tidak
apa-apa,aku sudah biasa disakiti publik dengan hinaannya. Tapi.. yang membuatku
sangat takut adalah..” Alfian membeku saat bola mata madu Andrea menusuk
dijantungnya detik ini juga.
“..orang-orang terdekatku ikut tersakiti. Ibuku..ayahmu..ehhmm
William..karena dia sahabat kecilku..dan..” Alfian hampir muntab mendengar nama
itu lagi. Jadi Andrea itu berani mati demi William begitu? Andrea lebih memilih
diludahi masyarakat demi melindungi William? Persetan!! Batin Alfian marah
terlebih-lebih cemburu.
“..terutama..kau..” Dan Alfian seperti dihujami seribu balok es
dikepalanya. Apa tadi yang Andrea katakan?
“aku takut hanya karena skandal
kotorku,nama mu ikut terseret dan orang-orang akan menghinamu. Jadi..terima
kasih,Alfian. Atas pembelaanmu kemarin padaku. Aku tahu..kau Cuma berakting
demi menjaga rumah tangga kita. Tapi..aku sungguh-sungguh berterima kasih
padamu. Dan maaf. Aku tidak akan membuat masalah yang membawa nama baikmu,atau
ibuku lagi” senyum pahit itu muncul seperti sebuah pisau tajam sudah mengoyak
isi hati Alfian. Lihatlah dia,Alfian. Ternyata dia mengkhawatirkanmu jauh
lebih besar daripada mengkhawatirkan
dirinya sendiri. Dan jantung yang terkoyak itulah segera berdentum begitu keras
merasakan hal aneh yang beberapa hari ini ia rasakan. Kau telah jatuh cinta padanya,bro!
Raut cantik itu benar-benar murni ketika dia meminta maaf. Apakah ini
Andrea? Wanita seperti medusa yang dulu ia nikahi untuk seks? Wanita dengan
segala kekuasaan dan keangkuhannya? Entahlah. Tapi yang jelas,Alfian tersentuh
dihatinya melihat ketulusan suara lembut tersebut yang rela tersakiti dan
dihina demi dirinya. Ia tidak mau melihat paras ayu tersebut dirundung awan
hitam,tanpa membalas permintaan Andrea,ia meraih tangan kirinya dan dengan
senyum tanpa batas ia mengecup tepat disebelah cincin pernikahan palsu Andrea
membuat wanita itu terkesiap.
“ngomong-ngomong,foto kita berdua cukup bagus. Aku suka melihatnya”
hanya dengan satu kalimat pengalih pembicaraan,Alfian berhasil mengusir awan
mendung tersebut disekitar aura istrinya.
Mendadak Andrea yang pahit kini tersenyum lebar dan menampilkan wajah
kagum yang semakin membuat kecantikannya bersinar. Dia memekikkan suatu kata
senang dan Alfian terkekeh.
“kau benar. Aku tidak percaya,diriku sangat cantik disini. Dan kau..aku
akui kau sangat tampan,Don Juan!” goda Andrea mengedipkan mata. Alfian
menggeram.
“kau harus bangga mempunyai suami seperti aku”
Memang benar. Hasil gambar wawancara itu begitu indah. Andrea dalam gaun
putih,senyum hampir tidak sempurna-tapi masih terlihat begitu menawan,kebalikan
dengan sang suami yang menjalarkan kedua tangannya ditubuh Andrea-tersenyum
lebar seperti anak-anak. Dan hanya orang buta saja yang tidak bisa melihat
bagaimana mesranya pasangan Dunkan tersebut.
“terlalu indah untuk dipasang dengan berita yang memuakkan ini. Aku
akan mengguntingnya dan akan kusimpan. Apa kau punya gunting?” tanya Andrea
antusias dan dijawab Alfian datar sambil memainkan kopi dibibirnya. Saat itulah
Rose-si pembantu datang menuju dapur bersiap memasak makan malam.
“coba cari di meja kerjaku”
“akan kulakukan” sekilas Alfian menangkap senyum genit wanitanya itu
yang begitu...menggairahkan untuknya dan hampir Alfian tersedak oleh kopi. Apa
itu tadi? Dasar Andrea! Dan mata tajam itu mengawasi setiap gerakan pinggul
yang bergoyang ke kiri dan kanan begitu menggodanya. Menggoda sang pujangga
dengan libido yang semakin diambang puncak. Ketika Andrea menghilang menuju
lantai dua,barulah keterpanaan Alfian buyar.
Ia tidak menghabiskan kopinya. Ia sudah tak butuh kopi lagi. Alfian
butuh seks. Dan Alfian hanya butuh bercinta dengan Andrea seorang. Tubuh
menjulangnya bangkit dari kursi berpelitur emas dengan kasar,menengok sekilas
pada Rose yang sudah setengah jalan memasak sesuatu.
“Rose,malam ini tidak usah siapkan makan malam. Aku akan mengajak
istriku keluar” perintah yang membuat pembantu paruh baya itu ternganga kecil
tapi tetap saja,ini titah langsung dari Tuan besar dan ia harus mentaatinya
kan.
**o0o**
Andrea meletakkan tabloid yang bergambarkan dirinya yang cantik dan
Alfian dengan ketampanan sejuta pesonanya tersebut di meja kerja Alfian. Dia
mulai mencari gunting,dirak,disetiap laci mejanya dan ketemu. Tapi ia berhenti
bukan mengambil gunting. Tangannya malah meraih benda lain dari laci tersebut.
Keningnya berkerut menebak-nebak benda dibalik sapu tangan putih itu. Dan saat
ia mengambilnya,nafasnya tercekat. Bayangan yang ada diotaknya benar-benar
tepat. Resolver? Senjata api? Andrea tak tahu cara kerjanya,tapi..satu yang
membuat batinnya bertanya-tanya dengan keras,Alfian memiliki pistol? Untuk apa?
Apakah Alfian bekerja sambilan menjadi polisi? Dia menjadi ngeri menyentuh
setiap kulit dingin pistol hitam tersebut dan saat hendak
mengembalikannya...hampir-hampir senjata itu jatuh ke lantai siap membeledakkan
semua pelurunya.
Andrea seperti maling yang tertangkap basah sembari memegang
pistol-mukanya syok ketika Alfian masuk dan sama terkejutnya melihat Andrea
seperti itu.
“Hei,apa yang kau lakukan?” tanya Alfian sedikit tinggi dan dingin.
Segera menghampiri Andrea,meraih pistolnya dan kembali memasukkannya ke dalam
laci begitu cepat. Seolah tidak takut kalau pistol itu tanpa sengaja
menyusutkan satu peluru. Andrea yang bingung dan gugup mau menjawab apa. Dia
merasa tidak enak melihat rahang Alfian langsung mengeras tak enak dipandang.
Seolah dia telah menguak rahasia pribadinya? Buku diary Alfian?
“ehh..maaf..aku tadi mencari gunting..dan aku..tidak sengaja menemukan
itu..” suara Andrea tersendat-sendat seperti ketahuan mencuri. Dengan
tegas,Alfian mengambil gunting dan sedikit membantingnya ke atas meja.
Kalau tadi awan mendung kelam berputar disekitar aura Andrea,kini
beralih di aura Alfian. Pria itu seketika murung drastis dan sikapnya
mendingin. Andrea dapat menangkap itu dan dia bingung,mengapa? Apa gara-gara
pistol?
“jangan mengambilnya sembarangan. Aku takut kau terluka atau apa”
nasehat Alfian cukup dingin.
“apa itu..milikmu?” tanya Andrea ragu-ragu. Dalam posisi tubuh Andrea
tersudut,kedua tangannya bersandar pada meja mahoni terhimpit oleh tubuh
berotot Alfian. Pria itu merasa terdesak dan menatap ke arah lain. Bibirnya
terkatup rapat tak mau menjawab apapun. Gairahnya menurun membuat Andrea heran.
“untuk apa kau memiliki sebuah pistol?”
“aku sedang berburu babi!”
Babi? Pengusaha kaya seperti dia suka berburu babi?
Pekikan Andrea terdengar lucu ketika pantatnya ditangkup dan mendarat
dimeja kerja yang mahal tersebut. Belum sempat protes,bibirnya sudah tertutup
oleh ciuman ganas suaminya. Begitu menuntut dan semakin mendalam. Alfian
sungguh aneh.
“Alfi..” merengek karena digigit begitu keras dibagian bibir
bawah,Andrea mendorong dada berotot tersebut agak menjauh dan menghirup nafas
kasar. Ia melihat prianya yang terdiam menyatukan dahi mereka bersamaan. Andrea
pun hanya ikut mampu terdiam tanpa bertanya lagi,merasakan kelembutan sentuhan
jemari Alfian mengusap bibirnya yang baru saja dia gigit. Tahu kalau ada roda
gigi tengah berputar didalam otak Alfian.
Lima menit dalam keheningan,mata Alfian sudah berubah melembut dan
berbisik parau mengingat gairahnya yang tadi sempat meletup-letup.
“aku punya sesuatu untukmu”
“apa?”
Bibirnya menyeringai kecil dan Andrea lega mendapatinya.
“akan kutunjukkan dikamar. Ayo”
.
.
.
Andrea terus melihat suaminya,duduk diatas ranjang dan menunggu apa
yang akan diberikan Alfian padanya. Dan ketika pria itu mendekat,ia memasang
raut begitu penasaran membuat Alfian menggigit bibir.
“kuberikan untukmu” Andrea melengos kecewa. Kenapa sikapnya tidak manis
sama sekali sih? Padahal itu yang dia harapkan. Pria itu malah melemparkan
kotak beludru biru hampir terkena perutnya kalau saja Andrea tidak sempat
menangkisnya. Dasar pria plinplan yang menyebalkan. Tapi tunggu dulu,kotak apa
ini? Keningnya mengkerut lucu dan memasang tampang bingung saat Alfian sudah
duduk didepannya dengan santai dan wajah datar.
“ini apa?”
“buka saja”
Pelan-pelan dengan ragu Andrea membukanya dan..cukup sedetik untuk
terpana. Matanya berkilauan tak percaya,menganga pada Alfian yang tengah
memalingkan muka.
“ini..untukku?” tanyanya tak menyangka. Kalung Diamond Scar yang Alfian
beli dengan harga 110 juta dolar mengingat pertarungannya dengan William
memperebutkan benda yang menurut Andrea indah diacara lelang milik sahabatnya.
“bukankah..kau bilang ingin membuangnya?” seingat Andrea,Alfian pernah
bilang ingin membuangnya kan. Apa Alfian berubah pikiran?
“aku tidak memiliki ibu,dan aku juga tidak sudi untuk
memberikannya..pada..gadis murahan lain..jadi..terpaksa aku memberikannya
padamu..Cuma kau satu-satunya wanita yang dekat denganku saat
ini..lagipula..kau istriku..akan ada skandal kedua kalau aku ketahuan sampai
memberikan pada wanita lain. Jangan percaya diri dulu!”
Bukan main merahnya warna wajah Alfian. Dia menutupi rasa malunya
dengan mengalihkan pandangan ke jendela luar tidak mau menatap Andrea yang
sepenuhnya terkesiap. Dia membiarkan keterdiaman menyelimuti karena bingung
harus beralasan apalagi,toh dari awal Alfian membeli kalung berlian mahal
tersebut memang untuk Andrea. Mulutnya saja yang besar bertolak belakang dengan
perasaannya. Alfian tak tahu kalau saat ini..Andrea tak mampu berkata apa-apa.
Dia sempat berharap kalau Alfian memberikan kalung indah ini padanya,tapi
harapannya pupus ketika Alfian dengan enaknya berkata ingin membuangnya.
Dan saat sudah tidak ingin memikirkan hal itu lagi,rasanya seperti
Alfian memberikan satu dunia kepada Andrea secara mendadak. Jujur,dia
tersentuh. Matanya berkaca-kaca antara terharu dan senang. Ini untuknya? Dan
alasan Alfian terdengar seperti hal konyol baginya,Andrea terkikik.
“kenapa? Aku memberikan ini padamu karena tak ada jalan lain!” bentak
Alfian tak suka Andrea tertawa seperti itu. Dia kan jadi malu sekali. Tidak
pernah Alfian seperti ini,aneh!
Andrea mencoba berhenti tapi ia tak bisa. Senyumnya mengembang luas
sekali,menatap berlian itu dengan gembira.
“ini..cantik,Alfi. Sungguh,terima kasih. Apapun alasanmu,terima kasih
sudah mau memberikannya padaku” wanita itu tidak menghiraukan sapuan malu
Alfian,sibuk meresapi perasaannya yang kalut karena Alfian sudah memberikan kalung
berlian yang ia ingini. Dan melihat itu,Alfian tertegun. Malunya hilang diganti
senyum simpul yang begitu kecilll sekali.
Mengawasi Andrea yang memekik gembira seperti seorang gadis mendapatkan
boneka beruang.
“kemarilah,biar ku pasangkan” katanya berusaha normal. Alfian mengambil
kalung liontin biru safir tersebut dan mulai melingkarkan pada Andrea yang
menyibakkan rambutnya ke samping. Wajah mereka sangat dekat. Bahkan Andrea
dapat merasakan hangat nan harumnya nafas Alfian tepat ditelinganya. Tapi
Alfian yang masih sibuk memasang,merasa kalau dirinya tengah dipandang intens
sehingga gairah yang surut kembali hadir. Hawa panas yang tidak biasa mulai
merambat disekujur tubuhnya dan setelah kalung itu terpasang-dua pasang mata
beda warna saling berpandangan. Menyambung koneksi dalam. Andrea berdeham kecil
dan sedikit melirik ke bawah,menyentuh liontin itu.
“ini indah..”
“seperti kau”
Belum sempat Alfian meraih Andrea untuk sebuah ciuman,kini dialah yang
diraih duluan oleh Andrea sehingga tubuhnya sampai terjengkang ke belakang.
Andrea melumat bibirnya terburu-buru dan bergairah. Basah dan nikmat. Terlalu
nikmat sampai Alfian kelimpungan dan tak berdaya ketika Andrea hampir menindih
tubuhnya. Tapi ia cepat tanggap dan cepat merespon. Alfian membalas gelutan
lidah Andrea didalam mulutnya,berganti mendorong tubuh mungil itu sampai Andrea
jatuh tepat diatas ranjang-dibawah tubuh Alfian. Andrea memeluknya. Memeluk
Alfian begitu erat seperti dia akan mati jika Alfian pergi. Dia menerima dengan
suka hati dan perasaan yang membengkak. Alfian telah membuatnya tersentuh untuk
beberapa perilakunya. Memihaknya walaupun dia salah. Memberikan sedikit
perhatian kecil yang begitu berharga bagi seorang Andrea,menghadiahi liontin
ini. Hal sepele yang membuat topeng angkuh wanita itu sembunyi. Dan tercipta
sebuah perasaan asing yang sama sekali ia tak tahu apa itu. Apa itu cinta?
Andrea mencintainya? Tak mungkin kan..
Pagutan panas itu berhenti. Mengatur nafas dengan baik tapi masih
saling berpandangan dalam. Jemari Andrea terangkat untuk menyentuh setiap
jengkal wajah tampan lelakinya,sampai lelaki itu menekan tangan Andrea
dipipinya,mengecupnya dan memejamkan mata menikmati sentuhan lembut Andrea. Dia
tersenyum hangat.
“aku ingin kau..” bisik Andrea parau dan terdengar memohon sedih. Mata
Alfian terbuka,mendekatkan bibir pada telinganya dan meniupkan udara panas.
“benarkah?”
“ya..tidakkah kau menginginkanku?” desah Andrea lirih. Alfian terkekeh.
“ya,sayang. Aku sangat menginginkanmu. Setiap menit,setiap detik. Hanya
kau..”
Andrea tak berdaya diranjang ketika Alfian melucuti semua pakaian
mereka. Dia hanya mampu memejamkan dan membuka mata,memeluk tubuh kekar nan
telanjang milik suaminya. Bisikan-bisikan nakal dan pujian-pujian melantun
ditelinga Andrea membuat dirinya senang karena Alfian begitu memuja apa yang ia
miliki. Setiap inci. Dan Alfian selalu berkata.
“ini..semua..milikku..” dan tenggelamlah rambut tebalnya menuju pangkal
paha Andrea membuat wanita tersebut melolong nikmat-melengkungkan tubuhnya
tinggi-tinggi. Keringatnya banjir saat dimana Alfian memilih berlama-lama untuk
menjilati bagian bawahnya hingga dia klimaks hebat.
“kumohon,Alfi..aku butuh dirimu didalamku..” Andrea hampir berteriak
dan menangis yang sukses membuat Alfian merangkak-mensejajarkan tubuhnya dengan
tubuh lemas dibawahnya,menyeringai penuh bangga. tangannya yang ahli dan jantan
berkeliaran diseluruh tubuh istrinya.
“Pejamkan matamu dan rasakanlah..hanya untukmu..sayangku..”
**o0o**
Dua jam sudah ranjang ini terasa seperti sauna. Dan sudah berapa kali
putaran pun tak terhitung. Alfian bersenandung senang menatap langit
kamarnya,memeluk tubuh kecil nan montok Andrea dengan satu tangan. Meraba-raba
punggung telanjangnya sedangkan Andrea,menutup mata mengantuknya tapi tangannya
terjaga dengan mengusap dada bidang Alfian seirama.
“kau lelah?” tanya Alfian lembut. Istrinya mengangguk,tapi detik
berikutnya menggeleng mantap. Membuat kekehan Alfian keluar sembarangan.
“apa maksudnya itu?”
Ditelentangkan tubuhnya ikut menatap langit kamar,mendesah keras
menghembuskan nafas yang besar.
“entahlah. Aku merasa..puas. Tapi..tidak keberatan juga jika kau ingin
seks lagi,tampan” goda Andrea dengan suara genit dan mengangsurkan dada
besarnya pada kulit Alfian. Yang langsung seketika,ludah Alfian tercekat ditenggorokan.
Matanya melebar dan seperti seekor serigala,dengan cepat kembali menindih
Andrea dengan satu hentakan sampai wanita itu berteriak geli.
“kau menggoda seekor serigala kau tahu!” geram Alfian menyeringai buas
dan tanpa babibu lagi,bibirnya sudah menyesap merasakan payudara indahnya
begitu dalam,mengerang ditenggorokannya mengeluarkan sebuah apresiasi tinggi
akan tubuh Andrea yang seindah dewi.
“..Alfian..” sebuah nyanyian merdu ditelinga Alfian hanya membuatnya
semakin terangsang. Mulutnya terus berlama-lama disitu dan belum ingin pindah.
Apalagi dia semakin betah saat jari-jemari Andrea mengusap penuh sayang
rambutnya yang tebal. Memijatnya seirama dengan esapannya yang begitu nikmat
diurat nadi Andrea. Hingga dia kembali merasakan kalau dirinya sudah begitu
basah.
Pria itu belum puas,hanya berhenti sejenak untuk melihat hasil karyanya
ditubuh Andrea. Ia suka sekali memandang tubuh Andrea ketika keduanya tengah
melakukan hubungan badan. Dan Alfian sangat menyukai menatap
payudaranya,terlebih lagi ketika liontin berlian safir tersebut jatuh dibelahan
dadanya membuat Alfian sangat tersanjung. Hati-hati ia mengecup liontin itu
bersamaan dengan kulit wanitanya,dan sekali lagi tenggelam di dadanya menikmati
bercinta perlahan seperti ini. Dan yang bisa dilakukan Andrea adalah
bertahan,menerima apa saja yang Alfian lakukan padanya sembari tersenyum indah
namun nikmat.
Sebuah getaran familiar tercipta dan menimbulkan bunyi berisik dimeja
samping ranjang. Ponsel berkilau Andrea bergetar menyala dan berputar sendiri.
Matanya terbuka,memastikan kalau memang ponselnya sedang ada telpon
masuk,mendongakkan kepalanya. Meraih ponsel itu cepat-cepat tanpa bisa
mendorong kenikmatan yang ada dipayudaranya. Alfian masih sibuk disitu tanpa
mau repot-repot beralih. Saat ia mendekatkan ponsel ke telinga,mendadak dia
menjerit geli. Bagaimana tidak,Alfian baru saja menggigit payudaranya gemas.
Alhasil sang penelpon jelas mendengar jeritan kecil nan konyol
tersebut,mengerutkan kening heran.
“Andrea? Kau baik-baik saja?”
“IBU?” Dengan satu sentakan keras,dia berhasil mendorong Alfian hingga
bangkit dan wajah Andrea seketika memucat. Sialan!!! Ibunya baru saja
mendengarkan memekik karena ulah mesum Alfian!! Dia melototi suaminya tapi
Alfian tak peduli. Dia malah membuat suara tak suka,mencoba menunduk kembali ke
dadanya tapi terlambat. Andrea sudah memukul kepalanya cukup kencang-sakit.
“tidak..aku tidak apa-apa,maafkan aku. Ada apa ibu?” Andrea jadi merasa
pusing karena darahnya seperti surut sekarang. Betapa malunya. Mencoba fokus
untuk mendengarkan perkataan ibunya dari sebrang sambil menarik selimut untuk
melindungi dadanya. Bisa bahaya kalau digarap oleh pria mesum disebelahnya
tersebut. Alfian cemberut,melingkarkan tangan diperut Andrea dan bersandar pada
bahu polosnya mengecup beberapa kali.
“malam ini kau ada acara?”
“malam ini? ehh aku..” Andrea mengamati kalau dirinya sedang
telanjang,terasa nikmat tidur diranjang,melirik Alfian yang masih cuek dengan
mengecup kulitnya terus menerus.
“aku..ehh”
“batalkan! Datanglah ke rumah ibu pukul 7. Aku dan Mark mengundang kau
dan suamimu untuk makan malam. Aku juga mengajak Charlie,ayah Alfian.
Jadi,bersiaplah sayang” seperti biasa,Arina yang tegas dan mantap. Selalu
membuat putrinya menyerah jika mendapati titah dari sang ibu.
“kau membuat acara makan malam? dalam rangka apa ini?” cicit Andrea
ditelpon.
“Tak ada. Hanya rindu pada kalian. Tidakkah kau rindu pada ibu?
Lagipula,setelah bulan madu,kau dan Alfian sama sekali tidak mengunjungi kami
untuk berbagi pengalaman rumah tangga kalian. Bagaimana masalah kalian tentang
skandal itu..”ejek Arina mengingat William yang pengecut tersebut.
“ibu,Hentikan!! Kalau ibu mengundangku hanya ingin berdebat tentang
itu,jangan harap aku akan datang!” ancam Andrea marah dan kesal. Ia masih tidak
terima kalau Arina memandang rendah William yang sudah dia anggap kakak dan
pengganti ayahnya,yang sangat ia sayangi. Tapi jelas saja,ibunya hanya suka
pada satu pria untuk Andrea. Dan itu..pria disampingnya ini!
“ahh maafkan aku,cintaku. Hanya datang. Dan kita bisa mengobrol tentang
bisnis lain bukan? bagaimana pekerjaanmu,Alfian..maafkan ibu,sayang. Ya?”
Putrinya mendesah berat. “baiklah. Tidak apa-apakan jika kami sedikit
terlambat?” mengingat keduanya masih dalam posisi on untuk bercinta.
“tidak lebih dari sepuluh menit. Bertemu nanti,putri ku”
“sampai jumpa,bu”
Dilemparnya ponsel ke sofa dan mengusap rambutnya yang berantakan.
Alfian berhenti,meraih dagu Andrea yang memasang wajah lelah.
“ada apa?”
“ibu mengundang kita untuk makan malam jam 7 nanti” Alfian menaikkan
satu alis.
“itu bagus bukan” kata Alfian menenangkan dengan mengecup pipinya. Tapi
tetap saja,Andrea masih terlihat jengkel.
“kenapa lagi?”
“tidak..hanya saja..aku malas kalau bertemu dengan ayah tiriku” papar
Andrea jujur.
“mengapa? hanya datang untuk makan malam dan setelah itu selesai”
“yaa..dia memiliki hawa yang tidak enak menurutku..seperti predator
mencari mangsa. Aku bertaruh,matanya yang merah itu menutupi sifat buruknya
yang suka menjilat. Ibu ku mungkin saja sudah dijilat olehnya” canda Andrea
angkuh dan kesal.
Ia tak tahu kalau Alfian terpekur diam merasakan kabut didalam dirinya.
Mark-ayah tiri Andrea. Dia sendiri pun..sebenarnya tidak suka..Dan benar kata
wanita ini. Mark adalah seorang penjilat!
“Alfian..hei..kau mau datang atau tidak?” panggil Andrea bingung
mendapati Alfian yang melamun sendirian.
“ehmm..tentu saja aku datang,denganmu. Ayo kita hadapi si predator
lidah panjang tersebut bersama-sama,dan selesai makan malam,kita harus cepat
pulang!” gertak Alfian main-main.
“kau juga ingin menghindar dari Mark?” kekeh Andrea tak percaya.
“bukan. Tapi melanjutkan seks putaran berikutnya denganmu. Doakan saja
kau selamat tiba di rumah jika tidak,kau sudah mati didalam mobil”
Bahkan disituasi berat seperti ini,Alfian masih mampu membuat Andrea
terbahak walaupun hatinya mengeras seperti batu-tak dapat berbuat apa-apa lagi.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar