Minggu, 17 November 2013

LOVE FROM THE HELL (bab 10)





Created by Aii D.Luffi or Aii Cicuit

Bab 10

GADIS IDIOT!!!
Ia mengumpat pada dirinya sendiri karena tak bisa mengelak akan desiran hebat yang tercipta dihatinya. Kerinduan akan ciuman itu. Alfian menciumnya bergairah,panas,mengecap dan memiliki setiap seluk beluk bibir Andrea tak puas. Dalam kungkungan rapatnya,Andrea tak bisa berkutik,tak bisa melarikan diri. Tapi apa dia berniat melarikan diri? Hatinya akan melakukan itu,tapi tidak untuk tubuhnya. Mereka memiliki sambungan yang tidak singkron. Membuat Andrea menikmati dan hanya bisa mendesah menerima sepenuh hati ciuman lama itu. Matanya terpejam dan tubuhnya menggigil,mencengkram lengan lelaki itu,dan tiba-tiba merasakan senyuman tak terduga darinya.


“betapa aku merindukan ini..” katanya parau dan tersengal. Andrea pun tersengal juga tercekik akan nafasnya sendiri. Alfian merindukannya? wow!
“siap?” masih linglung,Andrea mengernyit ngeri.
“untuk apa?”
Ia bisa menangkap seringaian serigala kejam dari belakang tubuh Alfian. Oh tidak.
“hadiah dan..hukumanmu..”

Suara pekikan kaget keluar saat tubuh Andrea dicengkram kuat,Alfian menggiringnya maju menuju..cermin?
“membungkuk” perintahnya tegas dan gelap. Wanita itu bingung,untuk apa? Tapi ia masih belum mampu berkata-kata.
“membungkuk sekarang,sayang” nadanya melembut walau matanya diselimuti awan hitam. Ragu-ragu Andrea membungkuk dimeja rias. Dapat melihat wajahnya sendiri dari balik cermin,lipstiknya belepotan dibibirnya yang baru bengkak—seperti pelacur?. Matanya melebar sedikit mengantuk,menumpukan tangan pada meja,mengantisipasi akan perlakuan Alfian.

“Tenang saja. Ini akan membawamu kelangit ketujuh” kata Alfian parau diiringi seringaian seksi khas seorang Alfian. Andrea dapat melihat itu. Nafasnya begitu compang-camping,terkesiap apalagi saat ia merasakan gaunnya tersingkap. Memperlihatkan pantatnya pada mata Alfian yang terbuka penuh. Andrea terangsang,ia merasa terekspose. Dan baru kali ini..seorang Andrea menjadi malu ketika bagian intimnya dilihat oleh seorang laki-laki. Jujur,Alfian terpesona.
“kau memiliki tubuh yang indah kau tahu..” Andrea tersipu dan menunduk.
“apa..yang akan kau lakukan?”

Alfian memalingkan tatapannya pada Andrea dari cermin. Mendekat,ia mengusap bagian tubuh terbuka tersebut. Astaga,Andrea hampir jatuh pingsan. Pria itu tersenyum cabul.
“menurutmu?”
“apakah..kau..akan bercinta denganku..seperti ini..?” tanya Andrea takut. Ya tuhan,ini pertama kalinya. Dia takut,sungguh takut. Tapi mengapa ia juga merasa senang dan tidak sabar? Konyol!
Kekehan panas yang membuat Andrea merinding datang dari bibir padat Alfian.
“ya,sayangku. Ini hadiahmu..sekaligus hukuman..”

Erangan yang tak bisa Andrea tahan. Menikmati usapan selembut sutra dan bibir yang baru pertama kali mengecup bagian intinya.
“Alfi..kumohon..”
“ya?” Alfian sibuk menciuminya,merasakannya. Jemari Andrea menyentuh beberapa alat make up yang ada dimeja hingga benda itu terjatuh menimbulkan suara nyaring.
“aku..aku..”
“tenanglah,cantik. Ohh ya ampun. Kau sudah basah..aku suka itu..”

Sebelum Andrea dapat berkata-kata,sesuatu yang asing dan keras sudah menusuk pelan namun tergesa-gesa masuk kedalam rahimnya. Andrea melengking terkejut. Memejamkan mata mencoba menikmati sensasi. Tapi..mengapa hanya ada rasa sakit..tunggu..ya..ini nikmat..ohh ini sungguh luar biasa. Tapi..tapi...Andrea tak mampu mengungkapkannya.
“apa kau ingat telah membuatku frustasi,sakit,kecewa akan dirimu..menerima berita menjijikkan itu dari media..sialan..” berondong Alfian begitu kasar sembari menusuk wanitanya semakin dalam. Membuat wanita itu menjerit.

“tidak..aku tidak..” katanya berantakan. Tangan Andrea yang berubah lemah,sampai terjatuh berdebam pada meja kayu putih. Sakit.Ini menyakitkan.
“sudah pernah kubilang..kau milikku! Tak ada yang lain..milikku seorang. Aku tak suka berbagi,sayang” keringat mulai menetes dari dahinya. Andrea menggeleng menerima rasa nikmat dicampur rasa sakit yang begitu mendomasi bercinta baru ini.
“..kau..yang membuat aturan memuakkan itu..jadi..aku tak merasa bersalah..”
“benarkah? bagaimana jika aku..berubah pikiran..” Alfian mengerang merasakan remasan hangat dari miliknya.Bagi pria itu nikmat.Menusuk terus menerus. Tapi tidak untuk Andrea.

“Alfian..ini sa..kit..” wanita itu berusaha tidak memohon. Tapi tidak bisa..ini menyakitkannya. Matanya berkaca-kaca.
“kau miliku Andrea! Milikku seorang! Ingat itu..” kejadian lalu yang membuat Alfian marah,frustasi,menguras tenaga dan juga pikirannya,ia lepaskan kedalam tubuh Andrea sepenuhnya. Mengerang kebebasan seolah ia menemukan jalan keluar atas belenggu hidupnya.Awan gelap dihatinya menghilang. Ia mendengar teriakan lirih Andrea dan tubuhnya amat tegang.

Setelah pelepasan yang menurut Alfian puas,keduanya ambruk dilantai. Alfian masih bisa tertawa puas dan lelah tapi puas! Ini hebat,fantastis. Alfian tak akan pernah bosan pada tubuh indah ini. Saat ia melirik Andrea yang tubuhnya berpangku pada kaki dan dadanya,ia terkesiap dan membeku. Wanita itu menangis diam. Wajahnya mengeras marah namun ada kepedihan disudut-sudutnya membuat Alfian tak bergeming.

Perasaan berat itulah yang membuat Andrea frustasi besar-besaran pada Alfian,dan inilah puncaknya. Hanya..ia tak kuasa berbuat apapun saat pria brengsek itu mengalihkannya dengan..sex? Ini kasar,ini pemerkosaan! Bukan bercinta. Dan Andrea benci itu. Dia merasa dirinya turun menjadi murahan. Menangis menumpahkan rasa lelah yang tempo lalu membelenggu otak dan hatinya. Terkadang wanita menangis bukan karena takut,tapi ia merasakan lelah yang teramat sangat lelah.

“Andrea..” panggil Alfian tercengang. Mata mesumnya sudah berubah menjadi lembut dan prihatin. Ketika ia meraih lengan ramping tersebut,Andrea menepisnya kuat lalu isakannya pecah merasa tersakiti. Nafas Alfian menderu.
“ohh sayang. Maafkan aku..aku..”
“aku benci padamu!” Andrea tak tahan lagi. Dia marah,dia lelah,dia amat rapuh. Ia ingin sekali bangkit menjauhi Alfian yang teganya telah berbuat kasar dan tak senonoh padanya. Tapi tubuhnya terlalu gamang dan berat. Yang ia inginkan adalah berlari,meringkuk dibelakang pintu disudut gelap,menangisi dirinya sendiri seperti pada saat Joseph—ayah tercintanya meninggalkannya.
“aku minta maaf. Aku tak bermaksud menyakitimu..” ujar Alfian bernada getir dan khawatir.

Ohh sungguh,seperti ada yang telah menampar kesadaran Alfian. Ketika melihat Andrea melindungi tubuh bagian bawahnya kesakitan,dan menangis begitu rapuh dan hancur. Bagaimana dia tidak bermaksud menyakitinya sih? Alfian adalah orang tolol sedunia! Beraninya dia menghancurkan hati wanita ini sampai menangis.
“kumohon..maafkan aku,Andrea..”
“pergi jauhi diriku..aku membencimu..”
“ssstt..maafkan aku..”gumam Alfian tersayat hatinya melihat air mata itu terus jatuh. Ia meraup tubuh Andrea lalu membenamkannya pada dadanya yang bidang.
Wanita itu meronta lemah,tapi setelah mencoba dan tak ada gunanya karena kungkungan Alfian begitu erat,Andrea menjatuhkan seluruh jiwa raganya bersandar pada dada hangat tersebut.

Isakannya memelan dan hanya muncul satu dua kali. Alfian mengelus rambut coklat itu penuh kelembutan,mengecup,menghirup puncak kepalanya dengan sayang,yang entah kenapa perasaan marah dan benci didalam diri Andrea,hilang. Digantikan perasaan tenang,hangat,damai. Ia tak bisa melakukan apa-apa,dan dia lumpuh.
Andrea hanya diam saja,saat Alfian membopong dan membawanya masuk kekamar setelah perbuatan yang kasar itu terjadi. Menurunkan pada ranjang begitu pelan takut kalau-kalau Alfian menyakitinya lagi,melepas sepatu wanitanya bertindak seperti suami sungguhan. Tapi Andrea masih  membisu.

Lubang yang melukai hati Andrea kini sudah mulai menutup dan pulih. Mungkin memang ia hanya butuh menangis,menumpahkan segala kelelahan yang bermasalah semakin rumit kian hari. Mencoba beradaptasi dengan makhluk jadi-jadian yang kini menyelimutinya,berbaring disampingnya,dan meringkuk serta memeluknya erat berusaha mengatakan kalau dia memang merasa bersalah. Andrea mengabaikan Alfian yang membuat pria itu terasa pilu.
“maaf ya..tidurlah..”
Mata cantik itu meredup terlena akan buaian hangat dari tangan kokoh nan solid dilengannya berkali-kali hingga ia tertidur.Pudar..

**o0o**

Bangun ditengah kenikmatan hangat,Alfian menggeliat sembari mengerang. Masih belum mau membuka mata onyxnya,tangan panjang itu meraba-raba disamping. Tak ada? Alfian sadar ini sudah begitu siang. 8 lewat 15 pagi.Langsung saja dia tersentak,bingung,dan bertanya-tanya. Kemana seseorang yang ia peluk semalam dalam keadaan agak mengenaskan. Perasaan Alfian kembali teremas,dia pergi kemana?

Dengan tergesa-gesa karena diliputi perasaan yang kalut,ia bangkit dan berjalan cepat menuju lantai bawah. Mencari-cari disetiap sudut ruang yang hanya diselingi para pembantu tengah bersih-bersih rumah. Rose sedang sibuk pada hidangan sarapan,memunggungi Alfian yang datang dan membuka mulutnya.
“Rose,apa kau melihat...” Wanita paruh baya tersebut menoleh,dan minggir sejenak.
“Andrea..” kata-kata Alfian berubah bisikan lega dalam sedetik. Disitu,Andrea duduk tenang mengaduk mangkuk sarapannya sambil menunduk-melamun mungkin. Mata Alfian melembut pahit. Bagaimanapun berantakannya dia,Andrea tetaplah cantik,mempesona,dan menawan hatinya. Rambut panjang itu berantakan,hanya jubah rumah tebal dan diam tak bersemangat. Topeng arogansinya sembunyi.

“Pagi Mr Dunkan” sapa Rose sopan membawa nampan lalu membiarkan majikannya itu berjalan mendekati sang istri. Menatapnya tajam,tapi menghangat. Andrea merasa canggung merasa dipandangi seperti itu. Ia masih tak tahu,harus bersikap apa pada pria yang semalam sudah memperkosanya kasar. Mau marah,membenci,tapi...mengelak karena ia tahu,Alfian sudah tidak ngambek lagi padanya.
“sarapan Mr Dunkan?” interupsi Rose membuat palingan sedikit sudut mata Alfian. Ia tersenyum kecil lalu kembali menatap wanita indah yang masih diam didepannya.
“ya,Rose. Apapun yang kau buat” Deritan kursi terdengar dan Alfian menggeret kursinya mendekat pada Andrea.

Sebuah desiran halus bergelombang dan bergumul direlung hati Alfian. Astaga,semalam..ia sudah menjadi anjing gila yang membuat Andrea sampai menangis. ya,menangis. Kesakitan,terluka,terlihat jelas dari rautnya yang tidak biasa itu. Hatinya digerogoti perasaan bersalah. Mengapa ia tega berbuat seperti itu? Tidakkah dia ingat,Andrea yang sombong itu masih perawan?
“apa kau..merasa baik?” Alfian memberanikan diri mengusap pipi pucat tersebut dengan sayang. Membuat kulit Andrea merinding aneh,merasakan gairah namun kasih sayang. Bagaimana bisa Alfian setelah menjadi iblis,secepat itu berubah menjadi malaikat? Plinplan sekali.
Dia tak berani menjawab,pertanyaan itupun terhempas oleh angin.

Melihat Andrea Cuma diam dan murung tanpa adanya senyum,Alfian tak tahan lagi. Ia mendekatkan bibirnya pada kening Andrea,mengecupnya,menyalurkan sebuah koneksi yang hanya bisa keduanya rasakan.
“maafkan aku untuk semuanya” dan mata Andrea melebar terkesiap. Tubuh mungilnya direngkuh erat ke dalam dada bidang yang amat ia sukai. Meskipun Alfian bangun tidur,ia tetap wangi. Aroma segar dari tubuh berototnya terkuak. Begitu juga sebaliknya. Alfian menghirup bau tubuh indah tersebut dalam-dalam,mencoba memasukkan kedalam memori. Membenamkan mukanya pada ceruk leher putih wanitanya,mengendus kulit itu dan menanamkan kecupan panas yang lembut. Hati Andrea terenyuh. Dirinya yang merasa lelah,menerima sandaran kuat yang begitu damai dihatinya.

“salad buah,Mr Dunkan” Rose tersipu saat meletakkan satu mangkuk salad porsi Alfian. Melihat majikannya melakukan hal romantis pagi-pagi,membuat ia malu sendiri. Andrea mendorong wajah Alfian menjauh,merengut karena tertangkap basah oleh Mrs Jason,tapi Alfian dapat melihat sudut bibirnya yang kecil membentuk bulan sabit manis. Dan Alfian tertawa geli.
“makan!” perintah Andrea sok kesal,menarik mangkuk itu mensejajarkan dihadapan Alfian.
“asal kau mau mandi bersama setelah ini” berikutnya Alfian memekik gembira bak anak SD. Ketika Andrea menyikut dadanya dan mencoba menyembunyikan tawanya. Tapi untuk senyum cantiknya,ia tak bisa.

Alfian makan dengan lahap serta ceria. Satu tangan kiri bertengger dan merengkuh pada bahu Andrea,sedangkan tangan kanan menyendok banyak-banyak sarapannya sampai bibirnya belepotan saus mayonaise. Suasana yang tak biasa dirumah ini. Momen yang jarang ada. Seorang Alfian bisa menciptakan kehangatan sederhana didalam rumah besar ini dan baru. Membuat para pembantu iri hanya bisa cemberut total. Andrea cekikikan bersuara merdu,melapkan tisu pada bibir Alfian dan pria itu berterima kasih dengan satu ciuman dalam.

**o0o**

“apa kau tidak ada jadwal kerja?”
“hari ini kosong. Kau sendiri,kenapa masih disini?”

Mata dan bibir Alfian berputar jenaka. Bingung sih mau menjawab apa. Andrea menatapnya heran,pasti ada sesuatu.
“hari ini kan Sabtu. Aku malas bekerja. Sesekali bersantai dirumah melupakan segala urusan bisnis. Dan untuk model kelas atas nyonya besar Andrea Dunkan,tumben sekali tak dapat job? Apa pamornya sudah turun?” BUKK. satu bantal melayang tepa mengenai hidung mancung itu membuat Alfian ketakutan. Bagaimana kalau sampai penyok. Dan Andrea menatapnya garang menggeretakkan gigi.

“inikan gara-gara kau! Kalau saja aku menandatangani projek naked photoshoot itu,aku juga akan sibuk hari ini!” bentaknya main-main. Uapaa? Jadi begitukah? Entah kenapa,Alfian merasa menang dan puas.
“kau menemui Naomi kan? Memaksanya agar dia membujukku menolak kerjaan itu. Jangan khawatir,aku lebih dulu sudah membuang kertasnya” Bibir Alfian nyengir tak karuan. Aduh senang banget sih. Melihat Andrea yang berubah ngambek diranjang,menelungkupkan badan memperlihatkan pantatnya yang indah..Oww..yang semalam ia jahati.

Andrea merasakan ranjang turun bergoyah. Pelukan hangat yang erat terselebung ditubuhnya yang kecil. Ia menoleh,Alfian disitu—disampingnya, Tersenyum getir tapi penuh harap.
“Apa..kau masih merasa sakit?” suaranya sangat pelan berupa udara. Mencoba mengalihkan naked photoshoot ternyata. Dan kini tanya apa Andrea masih sakit? Nyeri,bodoh!!
“tidak akan kuulangi perbuatan semalam. Aku janji. Maafkan aku. Katakan kalau kau sakit” permintaan maaf tak terduga lagi dicampur pertanyaan menuntut,hati Andrea membengkak. Mendapati perhatian intens dari pria yang sangat tampan yang kebetulan dijodohkan dengannya. Keajaiban sekali.

“mm..masih..sedikit..” jawab Andrea menggigit bibir. Mata Alfian meredup seolah dirinya yang terluka. Andrea tak mau membiarkan itu,ia sudah tidak apa-apa. Ia jauh merasa lebih baik. Dipeluknya Alfian hingga tubuh keduanya begitu dekat. Meletakkan kepala dibantalan bidang dada suaminya,Andrea mengusap perut rata tersebut saat lonjakan saraf lucu datang dari Alfian.
“sudahlah..jangan diingat lagi. Aku tahu..kau merasa frustasi karena aku..”
Dua orang keras kepala,sama-sama sombong,pemarah,penguasa,kini tengah berbicara dari hati ke hati. Diatas ranjang mewah nan bukti kelakuan manis mereka.

Paras dewa Yunani itu melonggar turun menjadi tenang. Sudah tak ada lagi ketegangan. Yang bisa Alfian lakukan ialah membalas pelukan istrinya,mengecup ubun-ubunnya berkali-kali dan tak ada sesuatu yang lucu,keduanya terkekeh santai.
“aku bosan” kata Alfian cemberut.
“aku lelah” sahut Andrea membenamkan muka pada bahu Alfian.
“bagaimana kalau kita keluar? bermain?”
Wajah Andrea mendongak. Alfian berucap riang.
“bermain apa?”
“yaaa menghabiskan waktu berkualitas bersama dirimu,sayang. Jalan-jalan,berbelanja,nonton bioskop?”

Desahan nafas berat muncul dari bibir Andrea.
“aku capek,sayang. Lain kali saja. Hari ini aku mau tidur”
“ayolahhh kapan lagi aku bisa menghabiskan waktu berdua denganmu. Mengenal diri kita..ehmm lebih dekat..mungkin..”Ehh Alfian mengerling malu-malu. Ekspresi Andrea didapati agak geli.
“lebih dekat?” tanyanya seolah Alfian menawari seribu permen kacang.
“yahh.. membuat hubungan kita..ehmm..menjadi..dekat..” Alfian sendiri tak tahu apa yang ia ucapkan. Kata-katanya berserakan membuat Andrea terkikik. Suaminya itu nampak konyol.
“kenapa malah tertawa sih?” sungut Alfian jengkel.
Andrea susah menghentikan tawanya sampai memegangi perut.
“ahaha tidak. Sikapmu yang membuatku tertawa” mendengarnya Alfian jadi kikuk. Sikapnya serba salah. Jadi ia akhirnya memilih diam. Daripada ia malu lagi,tengsin dong.

Keduanya hening,Andrea menimbang-nimbang apa yang akan dikatakan Alfian lagi tapi ia langsung teringat sesuatu.
“oh ya,aku..dapat tawaran interview majalah London” katanya datar yang membuat Alfian bingung. Kenapa Andrea mengadukan padanya? Memang interviewnya naked lagi?
“oh”
“..mereka..meminta aku dan kau..untuk bicara..agensiku memaksa menerimanya. kau tahu,sejak..skandalku..” suara Andrea memelan dan habis. Waspada kalau-kalau ada banteng ngamuk. Benar saja,lubang hidung Alfian melebar harus mengungkit masalah itu lagi.

“apa gunanya aku? kenapa mereka tidak mewawancarai ‘Itu’ mu saja?” Nada Alfian yang sangat mengejek merendahkan-membuat Andrea cemberut. Mengalihkan pandangan pada jendela kaca yang mendatangkan sinar siang yang amat cerah. Ohh hari bagus. Dan itu sudah rusak karena skandal!
“dia sudah bukan Williamku,Alfi!” seru Andrea memohon,mendengus lelah.
“aku tanya apa gunanya aku berbicara?!”
“kau bisa mengatakan kalau itu Cuma trik istrimu yang suka mencari sensasi. Katakan juga kalau rumah tangga kita sedang baik-baik saja. Sangat baik-baik saja. Setidaknya kau benar,ibuku tidak lagi mencemaskan akan sikapku. Aku tahu,aku bukan anak pembawa keberuntungan. Aku pembuat onar” cerca Andrea pada diri sendiri.

Wow,Alfian tercenung mendengar pernyataan itu. Kemanakah topeng hitam Andrea yang dingin dan sombong? Apa terbuang tak sengaja? Dunia terbalik.
“kenapa..jadi kau yang harus menanggung beban ini,Andrea?”selidik Alfian.
Wanita itu menghela nafas kasar. “aku..hanya ingin..memperbaiki semuanya..itu saja..ibu,namaku..dan..kau..”
DEG!

“Kau memang jatuh cinta padanya,bro!” Terngiang lagi dengungan Ben yang mengerjap-ngerjapkan hati Alfian seperti lampu. Mati—menyala—mati—menyala.
Begitukah dia? Bibir padat itu menegang menjadi satu garis keras diatas rahangnya,membisu.
“kalau..kau tak mau..aku juga akan menolaknya..” ujar Andrea redup dan sedikit gurat kesedihan terpancar. Oh tidak,sayang. Tidak!
“kapan wawancara itu?”
Secepat kilat Andrea mendongak menatap garis tampan Alfian yang berusaha acuh tak acuh. Perlahan senyum indahnya tiba dibibir,sudut mata,bahkan hatinya.
“kau..mau?”
Alfian mendesah bosan,”apapun untukmu sayang” lalu diciumnya kulit dibawah telinga Andrea. Ia tersenyum dan cekikikan.

“itu bisa diatur..jadi kita pergi nonton?”

**o0o**

Kaki jenjang Andrea melangkah begitu percaya diri seolah membawa piala emas dari kejuaraan paling bergengsi. Ya,piala itu Alfian. Tangan mereka bertaut,menyibak kerumunan orang dimall pusat kota London,yang menganga menatap pasangan paling fenomenal ini. Jadi..Andrea dan pengusaha itu baik-baik saja ya? Lalu skandalnya?
Andrea  menyeringai angkuh. Seperti berteriak lantang “Lihat-lihat! Aku dan Alfian baik-baik saja!.”

“kau tak pakai kacamata hitam? paparazi ada dimana-mana” ingat Alfian tenang. Tak masalah baginya,tapi beda dengan artis besar seperti istrinya itu yang masih menyeringai seksi.
“aku ingin menunjukkan pada mereka tentang kita. Ayolah..biarkan ini berjalan mengasyikkan” Alfian tertawa tidak percaya. Diseret kencang oleh genggaman erat Andrea menuju gedung bioskop.
Menikmati dimana mereka menjadi bahan perbincangan bisik-bisik setiap orang yang melihat mereka bergembira.

Lampu ruangan itu meredup-redup dan gelap. Layar besar persegi panjang mulai terbuka menayangkan comercial break sebelum film dimulai. Suasana remang-remang dan dingin dari ruangan tertutup itu membuat Andrea sedikit menggigil tak nyaman. Salah sendiri,nonton bioskop dengan hotpants super pendek dan t-shirt hijau tipis. Gaya sih boleh,tapi lihat-lihat juga kali. Bergerak gelisah,Alfian menyadari itu.
“dingin?” tanyanya mencondongkan muka. Andrea meringis kecut. Dengan sikap gentleman layaknya para cowok,dilepasnya jaket kulit yang kebesaran untuk Andrea dan dibalutkannya pada tubuh mungil yang agak membeku itu. Sampai Andrea diguncang perasaan gemetar olehnya.
Pria itu tersenyum lembut,meraih genggaman tangan Andrea dan mencium buku-buku jarinya seakan menghangatkan. Sekarang,dia kepanasan. Gairah meletup-letup didasari perasaan asing yang menyejukkan. Apa ini..

“kemarilah” Andrea segera mendekat,tenggelam dalam dekapan Alfian yang sedikit tidak enak karena penghalang kursi bioskop. Tapi karena mereka duduk dibarisan paling pojok,gelap,membuat Alfian tak kuat untuk melepas kebutuhan. Dengan posesif,ia meletakkan tangan pada paha telanjang Andrea yang terbuka. Meremasnya pelan menjadi remasan menggelitik. Dia ingin disini!

Film sudah setengah jalan,bola mata Andrea agak malas mencoba meresapi alur cerita romantis itu yang rumit. Astaga,buang-buang waktu saja dengan bermain cinta. Sebagai independent woman,Andrea bukan penganut sistem liberal cinta. Tapi bagaimana kalau situasinya seperti ini?
Merasa dipandangi,ia segera melirik kesamping. Mata itu bagai elang,menusuk dalam dan berharap sesuatu. Hanya tatapan yang menembus itu saja membuat Andrea merona pada pipi manisnya atau...celananya basah. Sial! Alfian memandangi Andrea begitu intim.

“kau tak suka filmnya?” Andrea mencoba bercanda.
“aku lebih suka kau” jemari Andrea mencengkram bantalan kursi menahan degub jantungnya yang siap meledak. ia belum pernah diperlakukan sedalam ini oleh seorang pria. William pun tak pernah. Hanya Alfian yang bisa membuat duduk Andrea menggeliat kesana kemari.
“jadi..mungkin kita bisa menonton sesuatu yang lain..” kata Andrea mengalihkan perhatian dengan kikuk.
“menontonmu telanjang misalnya?”
“Alfian!” desis Andrea kaget. tapi ai lebih kaget lagi saat sesuatu yang panas,kasar,masuk kedalam mulutnya. Melumat,memagut isinya,mengajak lidah Andrea untuk bercinta dengan lidah Alfian.

Bahkan dalam duduknya pun,lutut itu lemas bukan main. Lumpuh seketika. Disaat bibir milik Alfian menyesap bibirnya yang mungil dan semanis gula,erangan surgawi ditelinga Alfian keluar tak tertahankan. Betapa Andrea merindukan ciuman ini. Ciuman dalam yang buas tapi mesra. Ia membutuhkan Alfian,sangat membutuhkan pria brengsek itu. Andrea tak segan-segan membalas ciuman liar tersebut—menutup mata,semakin meringkuk direngkuhan erat pria jantannya. Mencium—mengecap satu sama lain—lupa kalau keduanya masih ditempat umum.

Mengembalikan keadaan manis yang sempat pudar karena masalah. Perasaan dingin keduanya pun mencair hangat,begitu hangat. Rabaan itu semakin merajalela masuk kedalam t-shirt Andrea. Hanyut dengan suasana panas-dingin,mereka dikejutkan dari sebuah pengeras suara dari adegan film. Ciuman berhenti,nafas pasangan itu tersengal bersamaan. Penonton lain menjerit syok. Astaga,ayolah ini hanya film. Sialan!! Alfian mengumpat dongkol. Mengacak rambutnya yang menjadi semakin seksi bagi Andrea,wanita itu tertawa dengan nafas memburu.

Alfian tak terima kehanyutan mengasyikkan tadi hancur jadi debu. tempat yang salah untuk bercinta!
“sudah kubilang filmnya jelek” rengek Alfian cemberut membuat Andrea semakin tertawa lebar.
Alfian suka menatap itu,senyumnya jadi mengembang tapi merasa merana akan kejadian barusan.
Menikmati saat santai dan tenang bersama,Alfian menempelkan keningnya pada kening Andrea lagi-lagi menjalin koneksi,dan disitulah mereka tak menyadari. Bunga-bunga asmara mulai merekahkan kelopak indahnya.

**o0o**

Wanita itu berhenti mendesah,mencoba menajamkan indera pendengarannya yang sekarang ini sedang dalam tuli sementara.
“Alfian..berhenti dulu..angkat telponmu..” Andrea berusaha berkelit menjauhkan mukanya untuk dicium Alfian. Tapi justru membuat pria bernafsu itu mencari sasaran yang lain. Leher putihnya,payudaranya,perut,bagian bawah,semua tak ada satu kain apapun. Andrea merasa diabaikan,dengan usaha yang keras agar Alfian belum semakin jauh dalam kegiatan bercinta mereka,ia mendorong bahu kokoh nan berat itu keatas.

“telponmu berbunyi..” lalu Andrea tak kuasa mengerang lagi. Nafasnya sesak,tak ada oksigen. Suaminya terus mencumbuinya sampai ketubuh bagian bawah,bermain dengan lidahnya.
Telpon itu mati membiarkan keduanya hanyut dalam kenikmatan surga dunia. membuat Andrea mengerang keras dan leluasa,menggeliat terlentang diranjang pasrah.Inilah yang ia rindukan.

Bunyi itu datang lagi,ya ampun.
“Alfian angkat..telponnya..du..lu..” perintah Andrea compang-camping. Ia berusaha menendang kepala Alfian yang sibuk diselangkangannya. Pria itu gusar,tapi sorot mata gelap yang ia miliki belum habis. Menatap dalam pada Andrea sejenak,menyesap bibir mungil yang sudah bengkak itu,dan tersenyum menenangkan.
“jangan pergi”
“tidak akan”
Sempat menyeringai nakal,Alfian yang berpeluh merangkak pada meja diseberang. Meraih ponsel dan ketegangan itu..hadir tiba-tiba. Rahang Alfian mengeras,membatu,menatap layar ponselnya sendiri seakan itu benda kutukan.

Ia terus memegangnya dalam kondisi ponsel itu bergetar hebat dan meraung dengan musik rock kesukaan Alfian. Kini kulit dan tulang itulah yang bergetar ngeri. Ketakutan yang melanda,ia sudah melupakan jati dirinya. Ia melupakan misinya. Dan sekarang,ketika ia berusaha menghindar,ia kembali dingatkan sang Zeus.
“kenapa tak diangkat?” tanya dari suara lembut disamping. Alfian serasa mendapat sengatan listrik satu juta watt. Ia yakin bola matanya akan lepas setelah ini. kening Andrea mengernyit. Mengeluarkan bahasa isyarat,’siapa?’

Tiba-tiba,ia melihat pria itu mencongkel isi ponsel yang tidak apa-apa. Membuangnya jauh-jauh ke lantai dan berdiri,melepas sabuk dan celananya buru-buru,marah—mukanya menakutkan dan  gelap.
“kenapa..dimatikan?” nafas Andrea masih sedikit memburu karena interupsi tidak mengenakkan tadi. Tapi menggunakan wajah bingung.
“tidak penting!” tegas Alfian terdengar mengerikan. Ada apa dengan dirinya,batin Andrea was-was. Sesuatu buruk terjadi?

Bunyi sabuk bergemerincing jatuh kebawah beserta celana jeans Alfian terkapar sembarangan. Ranjang itu berderit menerima lompatan tubuh Alfian bak harimau yang siap memangsa buruannya. Buas,ganas,liar. Dan tatapan itu tertuju pada Andrea yang merasa bangga tapi setengah hatinya terguncang takut.
“kau yang lebih penting”
Berikutnya,lampu begitu temaram. Begitu juga pandangan Andrea yang meredup. Tak bisa berbicara,lumpuh dengan kebahagiaan membumbung penuh hasrat. Menerima tusukan cinta dari pangerannya. terus menerus karena itulah yang ia tunggu-tunggu.

Alfian butuh wanita ini. Ia membutuhkan Andrea. Untuk saat ini! Melupakan kemarahan masa lalu dan masa depannya yang bertaut,bercampur seperti bubur yang menjijikkan. Yang sepenuhnya wanita yang ia tindihi itu ikut terlibat. Jauh melampaui batas.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar