Created by Aii
D.Luffi or Aii Cicuit
Bab 10
GADIS IDIOT!!!
Ia mengumpat pada dirinya sendiri karena tak bisa mengelak akan desiran
hebat yang tercipta dihatinya. Kerinduan akan ciuman itu. Alfian menciumnya bergairah,panas,mengecap
dan memiliki setiap seluk beluk bibir Andrea tak puas. Dalam kungkungan
rapatnya,Andrea tak bisa berkutik,tak bisa melarikan diri. Tapi apa dia berniat
melarikan diri? Hatinya akan melakukan itu,tapi tidak untuk tubuhnya. Mereka memiliki
sambungan yang tidak singkron. Membuat Andrea menikmati dan hanya bisa mendesah
menerima sepenuh hati ciuman lama itu. Matanya terpejam dan tubuhnya
menggigil,mencengkram lengan lelaki itu,dan tiba-tiba merasakan senyuman tak
terduga darinya.
“betapa aku merindukan ini..” katanya parau dan tersengal. Andrea pun
tersengal juga tercekik akan nafasnya sendiri. Alfian merindukannya? wow!
“siap?” masih linglung,Andrea mengernyit ngeri.
“untuk apa?”
Ia bisa menangkap seringaian serigala kejam dari belakang tubuh Alfian.
Oh tidak.
“hadiah dan..hukumanmu..”
Suara pekikan kaget keluar saat tubuh Andrea dicengkram kuat,Alfian
menggiringnya maju menuju..cermin?
“membungkuk” perintahnya tegas dan gelap. Wanita itu bingung,untuk apa?
Tapi ia masih belum mampu berkata-kata.
“membungkuk sekarang,sayang” nadanya melembut walau matanya diselimuti
awan hitam. Ragu-ragu Andrea membungkuk dimeja rias. Dapat melihat wajahnya
sendiri dari balik cermin,lipstiknya belepotan dibibirnya yang baru bengkak—seperti
pelacur?. Matanya melebar sedikit mengantuk,menumpukan tangan pada
meja,mengantisipasi akan perlakuan Alfian.
“Tenang saja. Ini akan membawamu kelangit ketujuh” kata Alfian parau
diiringi seringaian seksi khas seorang Alfian. Andrea dapat melihat itu.
Nafasnya begitu compang-camping,terkesiap apalagi saat ia merasakan gaunnya
tersingkap. Memperlihatkan pantatnya pada mata Alfian yang terbuka penuh.
Andrea terangsang,ia merasa terekspose. Dan baru kali ini..seorang Andrea
menjadi malu ketika bagian intimnya dilihat oleh seorang laki-laki.
Jujur,Alfian terpesona.
“kau memiliki tubuh yang indah kau tahu..” Andrea tersipu dan menunduk.
“apa..yang akan kau lakukan?”
Alfian memalingkan tatapannya pada Andrea dari cermin. Mendekat,ia
mengusap bagian tubuh terbuka tersebut. Astaga,Andrea hampir jatuh pingsan.
Pria itu tersenyum cabul.
“menurutmu?”
“apakah..kau..akan bercinta denganku..seperti ini..?” tanya Andrea takut. Ya tuhan,ini pertama kalinya. Dia takut,sungguh takut. Tapi mengapa ia juga merasa senang dan tidak sabar? Konyol!
“apakah..kau..akan bercinta denganku..seperti ini..?” tanya Andrea takut. Ya tuhan,ini pertama kalinya. Dia takut,sungguh takut. Tapi mengapa ia juga merasa senang dan tidak sabar? Konyol!
Kekehan panas yang membuat Andrea merinding datang dari bibir padat
Alfian.
“ya,sayangku. Ini hadiahmu..sekaligus hukuman..”
Erangan yang tak bisa Andrea tahan. Menikmati usapan selembut sutra dan
bibir yang baru pertama kali mengecup bagian intinya.
“Alfi..kumohon..”
“ya?” Alfian sibuk menciuminya,merasakannya. Jemari Andrea menyentuh
beberapa alat make up yang ada dimeja hingga benda itu terjatuh menimbulkan
suara nyaring.
“aku..aku..”
“tenanglah,cantik. Ohh ya ampun. Kau sudah basah..aku suka itu..”
Sebelum Andrea dapat berkata-kata,sesuatu yang asing dan keras sudah
menusuk pelan namun tergesa-gesa masuk kedalam rahimnya. Andrea melengking
terkejut. Memejamkan mata mencoba menikmati sensasi. Tapi..mengapa hanya ada
rasa sakit..tunggu..ya..ini nikmat..ohh ini sungguh luar biasa.
Tapi..tapi...Andrea tak mampu mengungkapkannya.
“apa kau ingat telah membuatku frustasi,sakit,kecewa akan
dirimu..menerima berita menjijikkan itu dari media..sialan..” berondong Alfian
begitu kasar sembari menusuk wanitanya semakin dalam. Membuat wanita itu
menjerit.
“tidak..aku tidak..” katanya berantakan. Tangan Andrea yang berubah
lemah,sampai terjatuh berdebam pada meja kayu putih. Sakit.Ini menyakitkan.
“sudah pernah kubilang..kau milikku! Tak ada yang lain..milikku
seorang. Aku tak suka berbagi,sayang” keringat mulai menetes dari dahinya.
Andrea menggeleng menerima rasa nikmat dicampur rasa sakit yang begitu
mendomasi bercinta baru ini.
“..kau..yang membuat aturan memuakkan itu..jadi..aku tak merasa
bersalah..”
“benarkah? bagaimana jika aku..berubah pikiran..” Alfian mengerang
merasakan remasan hangat dari miliknya.Bagi pria itu nikmat.Menusuk terus
menerus. Tapi tidak untuk Andrea.
“Alfian..ini sa..kit..” wanita itu berusaha tidak memohon. Tapi tidak
bisa..ini menyakitkannya. Matanya berkaca-kaca.
“kau miliku Andrea! Milikku seorang! Ingat itu..” kejadian lalu yang
membuat Alfian marah,frustasi,menguras tenaga dan juga pikirannya,ia lepaskan
kedalam tubuh Andrea sepenuhnya. Mengerang kebebasan seolah ia menemukan jalan
keluar atas belenggu hidupnya.Awan gelap dihatinya menghilang. Ia mendengar
teriakan lirih Andrea dan tubuhnya amat tegang.
Setelah pelepasan yang menurut Alfian puas,keduanya ambruk dilantai.
Alfian masih bisa tertawa puas dan lelah tapi puas! Ini hebat,fantastis. Alfian
tak akan pernah bosan pada tubuh indah ini. Saat ia melirik Andrea yang
tubuhnya berpangku pada kaki dan dadanya,ia terkesiap dan membeku. Wanita itu
menangis diam. Wajahnya mengeras marah namun ada kepedihan disudut-sudutnya membuat
Alfian tak bergeming.
Perasaan berat itulah yang membuat Andrea frustasi besar-besaran pada
Alfian,dan inilah puncaknya. Hanya..ia tak kuasa berbuat apapun saat pria
brengsek itu mengalihkannya dengan..sex? Ini kasar,ini pemerkosaan! Bukan
bercinta. Dan Andrea benci itu. Dia merasa dirinya turun menjadi murahan.
Menangis menumpahkan rasa lelah yang tempo lalu membelenggu otak dan hatinya.
Terkadang wanita menangis bukan karena takut,tapi ia merasakan lelah yang
teramat sangat lelah.
“Andrea..” panggil Alfian tercengang. Mata mesumnya sudah berubah
menjadi lembut dan prihatin. Ketika ia meraih lengan ramping tersebut,Andrea
menepisnya kuat lalu isakannya pecah merasa tersakiti. Nafas Alfian menderu.
“ohh sayang. Maafkan aku..aku..”
“aku benci padamu!” Andrea tak tahan lagi. Dia marah,dia lelah,dia amat
rapuh. Ia ingin sekali bangkit menjauhi Alfian yang teganya telah berbuat kasar
dan tak senonoh padanya. Tapi tubuhnya terlalu gamang dan berat. Yang ia
inginkan adalah berlari,meringkuk dibelakang pintu disudut gelap,menangisi
dirinya sendiri seperti pada saat Joseph—ayah tercintanya meninggalkannya.
“aku minta maaf. Aku tak bermaksud menyakitimu..” ujar Alfian bernada
getir dan khawatir.
Ohh sungguh,seperti ada yang telah menampar kesadaran Alfian. Ketika
melihat Andrea melindungi tubuh bagian bawahnya kesakitan,dan menangis begitu
rapuh dan hancur. Bagaimana dia tidak bermaksud menyakitinya sih? Alfian adalah
orang tolol sedunia! Beraninya dia menghancurkan hati wanita ini sampai
menangis.
“kumohon..maafkan aku,Andrea..”
“pergi jauhi diriku..aku membencimu..”
“ssstt..maafkan aku..”gumam Alfian tersayat hatinya melihat air mata
itu terus jatuh. Ia meraup tubuh Andrea lalu membenamkannya pada dadanya yang
bidang.
Wanita itu meronta lemah,tapi setelah mencoba dan tak ada gunanya
karena kungkungan Alfian begitu erat,Andrea menjatuhkan seluruh jiwa raganya
bersandar pada dada hangat tersebut.
Isakannya memelan dan hanya muncul satu dua kali. Alfian mengelus
rambut coklat itu penuh kelembutan,mengecup,menghirup puncak kepalanya dengan
sayang,yang entah kenapa perasaan marah dan benci didalam diri Andrea,hilang.
Digantikan perasaan tenang,hangat,damai. Ia tak bisa melakukan apa-apa,dan dia
lumpuh.
Andrea hanya diam saja,saat Alfian membopong dan membawanya masuk
kekamar setelah perbuatan yang kasar itu terjadi. Menurunkan pada ranjang
begitu pelan takut kalau-kalau Alfian menyakitinya lagi,melepas sepatu
wanitanya bertindak seperti suami sungguhan. Tapi Andrea masih membisu.
Lubang yang melukai hati Andrea kini sudah mulai menutup dan pulih.
Mungkin memang ia hanya butuh menangis,menumpahkan segala kelelahan yang
bermasalah semakin rumit kian hari. Mencoba beradaptasi dengan makhluk
jadi-jadian yang kini menyelimutinya,berbaring disampingnya,dan meringkuk serta
memeluknya erat berusaha mengatakan kalau dia memang merasa bersalah. Andrea
mengabaikan Alfian yang membuat pria itu terasa pilu.
“maaf ya..tidurlah..”
Mata cantik itu meredup terlena akan buaian hangat dari tangan kokoh
nan solid dilengannya berkali-kali hingga ia tertidur.Pudar..
**o0o**
Bangun ditengah kenikmatan hangat,Alfian menggeliat sembari mengerang.
Masih belum mau membuka mata onyxnya,tangan panjang itu meraba-raba disamping.
Tak ada? Alfian sadar ini sudah begitu siang. 8 lewat 15 pagi.Langsung saja dia
tersentak,bingung,dan bertanya-tanya. Kemana seseorang yang ia peluk semalam
dalam keadaan agak mengenaskan. Perasaan Alfian kembali teremas,dia pergi
kemana?
Dengan tergesa-gesa karena diliputi perasaan yang kalut,ia bangkit dan
berjalan cepat menuju lantai bawah. Mencari-cari disetiap sudut ruang yang hanya
diselingi para pembantu tengah bersih-bersih rumah. Rose sedang sibuk pada
hidangan sarapan,memunggungi Alfian yang datang dan membuka mulutnya.
“Rose,apa kau melihat...” Wanita paruh baya tersebut menoleh,dan
minggir sejenak.
“Andrea..” kata-kata Alfian berubah bisikan lega dalam sedetik.
Disitu,Andrea duduk tenang mengaduk mangkuk sarapannya sambil menunduk-melamun
mungkin. Mata Alfian melembut pahit. Bagaimanapun berantakannya dia,Andrea
tetaplah cantik,mempesona,dan menawan hatinya. Rambut panjang itu
berantakan,hanya jubah rumah tebal dan diam tak bersemangat. Topeng arogansinya
sembunyi.
“Pagi Mr Dunkan” sapa Rose sopan membawa nampan lalu membiarkan
majikannya itu berjalan mendekati sang istri. Menatapnya tajam,tapi menghangat.
Andrea merasa canggung merasa dipandangi seperti itu. Ia masih tak tahu,harus
bersikap apa pada pria yang semalam sudah memperkosanya kasar. Mau
marah,membenci,tapi...mengelak karena ia tahu,Alfian sudah tidak ngambek lagi
padanya.
“sarapan Mr Dunkan?” interupsi Rose membuat palingan sedikit sudut mata
Alfian. Ia tersenyum kecil lalu kembali menatap wanita indah yang masih diam
didepannya.
“ya,Rose. Apapun yang kau buat” Deritan kursi terdengar dan Alfian menggeret
kursinya mendekat pada Andrea.
Sebuah desiran halus bergelombang dan bergumul direlung hati Alfian.
Astaga,semalam..ia sudah menjadi anjing gila yang membuat Andrea sampai
menangis. ya,menangis. Kesakitan,terluka,terlihat jelas dari rautnya yang tidak
biasa itu. Hatinya digerogoti perasaan bersalah. Mengapa ia tega berbuat
seperti itu? Tidakkah dia ingat,Andrea yang sombong itu masih perawan?
“apa kau..merasa baik?” Alfian memberanikan diri mengusap pipi pucat
tersebut dengan sayang. Membuat kulit Andrea merinding aneh,merasakan gairah
namun kasih sayang. Bagaimana bisa Alfian setelah menjadi iblis,secepat itu
berubah menjadi malaikat? Plinplan sekali.
Dia tak berani menjawab,pertanyaan itupun terhempas oleh angin.
Melihat Andrea Cuma diam dan murung tanpa adanya senyum,Alfian tak
tahan lagi. Ia mendekatkan bibirnya pada kening Andrea,mengecupnya,menyalurkan
sebuah koneksi yang hanya bisa keduanya rasakan.
“maafkan aku untuk semuanya” dan mata Andrea melebar terkesiap. Tubuh
mungilnya direngkuh erat ke dalam dada bidang yang amat ia sukai. Meskipun
Alfian bangun tidur,ia tetap wangi. Aroma segar dari tubuh berototnya terkuak.
Begitu juga sebaliknya. Alfian menghirup bau tubuh indah tersebut
dalam-dalam,mencoba memasukkan kedalam memori. Membenamkan mukanya pada ceruk
leher putih wanitanya,mengendus kulit itu dan menanamkan kecupan panas yang
lembut. Hati Andrea terenyuh. Dirinya yang merasa lelah,menerima sandaran kuat
yang begitu damai dihatinya.
“salad buah,Mr Dunkan” Rose tersipu saat meletakkan satu mangkuk salad
porsi Alfian. Melihat majikannya melakukan hal romantis pagi-pagi,membuat ia
malu sendiri. Andrea mendorong wajah Alfian menjauh,merengut karena tertangkap
basah oleh Mrs Jason,tapi Alfian dapat melihat sudut bibirnya yang kecil
membentuk bulan sabit manis. Dan Alfian tertawa geli.
“makan!” perintah Andrea sok kesal,menarik mangkuk itu mensejajarkan
dihadapan Alfian.
“asal kau mau mandi bersama setelah ini” berikutnya Alfian memekik
gembira bak anak SD. Ketika Andrea menyikut dadanya dan mencoba menyembunyikan
tawanya. Tapi untuk senyum cantiknya,ia tak bisa.
Alfian makan dengan lahap serta ceria. Satu tangan kiri bertengger dan
merengkuh pada bahu Andrea,sedangkan tangan kanan menyendok banyak-banyak sarapannya
sampai bibirnya belepotan saus mayonaise. Suasana yang tak biasa dirumah ini.
Momen yang jarang ada. Seorang Alfian bisa menciptakan kehangatan sederhana
didalam rumah besar ini dan baru. Membuat para pembantu iri hanya bisa cemberut
total. Andrea cekikikan bersuara merdu,melapkan tisu pada bibir Alfian dan pria
itu berterima kasih dengan satu ciuman dalam.
**o0o**
“apa kau tidak ada jadwal kerja?”
“hari ini kosong. Kau sendiri,kenapa masih disini?”
Mata dan bibir Alfian berputar jenaka. Bingung sih mau menjawab apa.
Andrea menatapnya heran,pasti ada sesuatu.
“hari ini kan Sabtu. Aku malas bekerja. Sesekali bersantai dirumah
melupakan segala urusan bisnis. Dan untuk model kelas atas nyonya besar Andrea
Dunkan,tumben sekali tak dapat job? Apa pamornya sudah turun?” BUKK. satu
bantal melayang tepa mengenai hidung mancung itu membuat Alfian ketakutan.
Bagaimana kalau sampai penyok. Dan Andrea menatapnya garang menggeretakkan
gigi.
“inikan gara-gara kau! Kalau saja aku menandatangani projek naked photoshoot
itu,aku juga akan sibuk hari ini!” bentaknya main-main. Uapaa? Jadi begitukah?
Entah kenapa,Alfian merasa menang dan puas.
“kau menemui Naomi kan? Memaksanya agar dia membujukku menolak kerjaan
itu. Jangan khawatir,aku lebih dulu sudah membuang kertasnya” Bibir Alfian
nyengir tak karuan. Aduh senang banget sih. Melihat Andrea yang berubah ngambek
diranjang,menelungkupkan badan memperlihatkan pantatnya yang indah..Oww..yang
semalam ia jahati.
Andrea merasakan ranjang turun bergoyah. Pelukan hangat yang erat
terselebung ditubuhnya yang kecil. Ia menoleh,Alfian disitu—disampingnya,
Tersenyum getir tapi penuh harap.
“Apa..kau masih merasa sakit?” suaranya sangat pelan berupa udara.
Mencoba mengalihkan naked photoshoot ternyata. Dan kini tanya apa Andrea masih
sakit? Nyeri,bodoh!!
“tidak akan kuulangi perbuatan semalam. Aku janji. Maafkan aku. Katakan
kalau kau sakit” permintaan maaf tak terduga lagi dicampur pertanyaan
menuntut,hati Andrea membengkak. Mendapati perhatian intens dari pria yang
sangat tampan yang kebetulan dijodohkan dengannya. Keajaiban sekali.
“mm..masih..sedikit..” jawab Andrea menggigit bibir. Mata Alfian
meredup seolah dirinya yang terluka. Andrea tak mau membiarkan itu,ia sudah
tidak apa-apa. Ia jauh merasa lebih baik. Dipeluknya Alfian hingga tubuh
keduanya begitu dekat. Meletakkan kepala dibantalan bidang dada suaminya,Andrea
mengusap perut rata tersebut saat lonjakan saraf lucu datang dari Alfian.
“sudahlah..jangan diingat lagi. Aku tahu..kau merasa frustasi karena
aku..”
Dua orang keras kepala,sama-sama sombong,pemarah,penguasa,kini tengah
berbicara dari hati ke hati. Diatas ranjang mewah nan bukti kelakuan manis
mereka.
Paras dewa Yunani itu melonggar turun menjadi tenang. Sudah tak ada
lagi ketegangan. Yang bisa Alfian lakukan ialah membalas pelukan
istrinya,mengecup ubun-ubunnya berkali-kali dan tak ada sesuatu yang
lucu,keduanya terkekeh santai.
“aku bosan” kata Alfian cemberut.
“aku lelah” sahut Andrea membenamkan muka pada bahu Alfian.
“bagaimana kalau kita keluar? bermain?”
Wajah Andrea mendongak. Alfian berucap riang.
“bermain apa?”
“yaaa menghabiskan waktu berkualitas bersama dirimu,sayang.
Jalan-jalan,berbelanja,nonton bioskop?”
Desahan nafas berat muncul dari bibir Andrea.
“aku capek,sayang. Lain kali saja. Hari ini aku mau tidur”
“ayolahhh kapan lagi aku bisa menghabiskan waktu berdua denganmu.
Mengenal diri kita..ehmm lebih dekat..mungkin..”Ehh Alfian mengerling
malu-malu. Ekspresi Andrea didapati agak geli.
“lebih dekat?” tanyanya seolah Alfian menawari seribu permen kacang.
“yahh.. membuat hubungan kita..ehmm..menjadi..dekat..” Alfian sendiri
tak tahu apa yang ia ucapkan. Kata-katanya berserakan membuat Andrea terkikik.
Suaminya itu nampak konyol.
“kenapa malah tertawa sih?” sungut Alfian jengkel.
Andrea susah menghentikan tawanya sampai memegangi perut.
“ahaha tidak. Sikapmu yang membuatku tertawa” mendengarnya Alfian jadi
kikuk. Sikapnya serba salah. Jadi ia akhirnya memilih diam. Daripada ia malu
lagi,tengsin dong.
Keduanya hening,Andrea menimbang-nimbang apa yang akan dikatakan Alfian
lagi tapi ia langsung teringat sesuatu.
“oh ya,aku..dapat tawaran interview majalah London” katanya datar yang
membuat Alfian bingung. Kenapa Andrea mengadukan padanya? Memang interviewnya
naked lagi?
“oh”
“..mereka..meminta aku dan kau..untuk bicara..agensiku memaksa
menerimanya. kau tahu,sejak..skandalku..” suara Andrea memelan dan habis.
Waspada kalau-kalau ada banteng ngamuk. Benar saja,lubang hidung Alfian melebar
harus mengungkit masalah itu lagi.
“apa gunanya aku? kenapa mereka tidak mewawancarai ‘Itu’ mu saja?” Nada
Alfian yang sangat mengejek merendahkan-membuat Andrea cemberut. Mengalihkan
pandangan pada jendela kaca yang mendatangkan sinar siang yang amat cerah. Ohh
hari bagus. Dan itu sudah rusak karena skandal!
“dia sudah bukan Williamku,Alfi!” seru Andrea memohon,mendengus lelah.
“aku tanya apa gunanya aku berbicara?!”
“kau bisa mengatakan kalau itu Cuma trik istrimu yang suka mencari
sensasi. Katakan juga kalau rumah tangga kita sedang baik-baik saja. Sangat
baik-baik saja. Setidaknya kau benar,ibuku tidak lagi mencemaskan akan sikapku.
Aku tahu,aku bukan anak pembawa keberuntungan. Aku pembuat onar” cerca Andrea
pada diri sendiri.
Wow,Alfian tercenung mendengar pernyataan itu. Kemanakah topeng hitam
Andrea yang dingin dan sombong? Apa terbuang tak sengaja? Dunia terbalik.
“kenapa..jadi kau yang harus menanggung beban ini,Andrea?”selidik
Alfian.
Wanita itu menghela nafas kasar. “aku..hanya ingin..memperbaiki
semuanya..itu saja..ibu,namaku..dan..kau..”
DEG!
“Kau memang jatuh cinta
padanya,bro!” Terngiang lagi dengungan Ben yang mengerjap-ngerjapkan hati
Alfian seperti lampu. Mati—menyala—mati—menyala.
Begitukah dia? Bibir padat itu menegang menjadi satu garis keras diatas
rahangnya,membisu.
“kalau..kau tak mau..aku juga akan menolaknya..” ujar Andrea redup dan
sedikit gurat kesedihan terpancar. Oh tidak,sayang. Tidak!
“kapan wawancara itu?”
Secepat kilat Andrea mendongak menatap garis tampan Alfian yang
berusaha acuh tak acuh. Perlahan senyum indahnya tiba dibibir,sudut mata,bahkan
hatinya.
“kau..mau?”
Alfian mendesah bosan,”apapun untukmu sayang” lalu diciumnya kulit
dibawah telinga Andrea. Ia tersenyum dan cekikikan.
“itu bisa diatur..jadi kita pergi nonton?”
**o0o**
Kaki jenjang Andrea melangkah begitu percaya diri seolah membawa piala
emas dari kejuaraan paling bergengsi. Ya,piala itu Alfian. Tangan mereka
bertaut,menyibak kerumunan orang dimall pusat kota London,yang menganga menatap
pasangan paling fenomenal ini. Jadi..Andrea dan pengusaha itu baik-baik saja
ya? Lalu skandalnya?
Andrea menyeringai angkuh.
Seperti berteriak lantang “Lihat-lihat! Aku dan Alfian baik-baik saja!.”
“kau tak pakai kacamata hitam? paparazi ada dimana-mana” ingat Alfian
tenang. Tak masalah baginya,tapi beda dengan artis besar seperti istrinya itu
yang masih menyeringai seksi.
“aku ingin menunjukkan pada mereka tentang kita. Ayolah..biarkan ini
berjalan mengasyikkan” Alfian tertawa tidak percaya. Diseret kencang oleh
genggaman erat Andrea menuju gedung bioskop.
Menikmati dimana mereka menjadi bahan perbincangan bisik-bisik setiap
orang yang melihat mereka bergembira.
Lampu ruangan itu meredup-redup dan gelap. Layar besar persegi panjang
mulai terbuka menayangkan comercial break sebelum film dimulai. Suasana
remang-remang dan dingin dari ruangan tertutup itu membuat Andrea sedikit
menggigil tak nyaman. Salah sendiri,nonton bioskop dengan hotpants super pendek
dan t-shirt hijau tipis. Gaya sih boleh,tapi lihat-lihat juga kali. Bergerak
gelisah,Alfian menyadari itu.
“dingin?” tanyanya mencondongkan muka. Andrea meringis kecut. Dengan
sikap gentleman layaknya para cowok,dilepasnya jaket kulit yang kebesaran untuk
Andrea dan dibalutkannya pada tubuh mungil yang agak membeku itu. Sampai Andrea
diguncang perasaan gemetar olehnya.
Pria itu tersenyum lembut,meraih genggaman tangan Andrea dan mencium
buku-buku jarinya seakan menghangatkan. Sekarang,dia kepanasan. Gairah
meletup-letup didasari perasaan asing yang menyejukkan. Apa ini..
“kemarilah” Andrea segera mendekat,tenggelam dalam dekapan Alfian yang
sedikit tidak enak karena penghalang kursi bioskop. Tapi karena mereka duduk
dibarisan paling pojok,gelap,membuat Alfian tak kuat untuk melepas kebutuhan.
Dengan posesif,ia meletakkan tangan pada paha telanjang Andrea yang terbuka.
Meremasnya pelan menjadi remasan menggelitik. Dia ingin disini!
Film sudah setengah jalan,bola mata Andrea agak malas mencoba meresapi
alur cerita romantis itu yang rumit. Astaga,buang-buang waktu saja dengan
bermain cinta. Sebagai independent woman,Andrea bukan penganut sistem liberal
cinta. Tapi bagaimana kalau situasinya seperti ini?
Merasa dipandangi,ia segera melirik kesamping. Mata itu bagai
elang,menusuk dalam dan berharap sesuatu. Hanya tatapan yang menembus itu saja
membuat Andrea merona pada pipi manisnya atau...celananya basah. Sial! Alfian
memandangi Andrea begitu intim.
“kau tak suka filmnya?” Andrea mencoba bercanda.
“aku lebih suka kau” jemari Andrea mencengkram bantalan kursi menahan
degub jantungnya yang siap meledak. ia belum pernah diperlakukan sedalam ini
oleh seorang pria. William pun tak pernah. Hanya Alfian yang bisa membuat duduk
Andrea menggeliat kesana kemari.
“jadi..mungkin kita bisa menonton sesuatu yang lain..” kata Andrea
mengalihkan perhatian dengan kikuk.
“menontonmu telanjang misalnya?”
“Alfian!” desis Andrea kaget. tapi ai lebih kaget lagi saat sesuatu
yang panas,kasar,masuk kedalam mulutnya. Melumat,memagut isinya,mengajak lidah
Andrea untuk bercinta dengan lidah Alfian.
Bahkan dalam duduknya pun,lutut itu lemas bukan main. Lumpuh seketika.
Disaat bibir milik Alfian menyesap bibirnya yang mungil dan semanis
gula,erangan surgawi ditelinga Alfian keluar tak tertahankan. Betapa Andrea
merindukan ciuman ini. Ciuman dalam yang buas tapi mesra. Ia membutuhkan
Alfian,sangat membutuhkan pria brengsek itu. Andrea tak segan-segan membalas
ciuman liar tersebut—menutup mata,semakin meringkuk direngkuhan erat pria
jantannya. Mencium—mengecap satu sama lain—lupa kalau keduanya masih ditempat
umum.
Mengembalikan keadaan manis yang sempat pudar karena masalah. Perasaan
dingin keduanya pun mencair hangat,begitu hangat. Rabaan itu semakin merajalela
masuk kedalam t-shirt Andrea. Hanyut dengan suasana panas-dingin,mereka dikejutkan
dari sebuah pengeras suara dari adegan film. Ciuman berhenti,nafas pasangan itu
tersengal bersamaan. Penonton lain menjerit syok. Astaga,ayolah ini hanya film.
Sialan!! Alfian mengumpat dongkol. Mengacak rambutnya yang menjadi semakin
seksi bagi Andrea,wanita itu tertawa dengan nafas memburu.
Alfian tak terima kehanyutan mengasyikkan tadi hancur jadi debu. tempat
yang salah untuk bercinta!
“sudah kubilang filmnya jelek” rengek Alfian cemberut membuat Andrea
semakin tertawa lebar.
Alfian suka menatap itu,senyumnya jadi mengembang tapi merasa merana
akan kejadian barusan.
Menikmati saat santai dan tenang bersama,Alfian menempelkan keningnya
pada kening Andrea lagi-lagi menjalin koneksi,dan disitulah mereka tak
menyadari. Bunga-bunga asmara mulai merekahkan kelopak indahnya.
**o0o**
Wanita itu berhenti mendesah,mencoba menajamkan indera pendengarannya
yang sekarang ini sedang dalam tuli sementara.
“Alfian..berhenti dulu..angkat telponmu..” Andrea berusaha berkelit
menjauhkan mukanya untuk dicium Alfian. Tapi justru membuat pria bernafsu itu
mencari sasaran yang lain. Leher putihnya,payudaranya,perut,bagian bawah,semua
tak ada satu kain apapun. Andrea merasa diabaikan,dengan usaha yang keras agar
Alfian belum semakin jauh dalam kegiatan bercinta mereka,ia mendorong bahu
kokoh nan berat itu keatas.
“telponmu berbunyi..” lalu Andrea tak kuasa mengerang lagi. Nafasnya
sesak,tak ada oksigen. Suaminya terus mencumbuinya sampai ketubuh bagian
bawah,bermain dengan lidahnya.
Telpon itu mati membiarkan keduanya hanyut dalam kenikmatan surga
dunia. membuat Andrea mengerang keras dan leluasa,menggeliat terlentang
diranjang pasrah.Inilah yang ia rindukan.
Bunyi itu datang lagi,ya ampun.
“Alfian angkat..telponnya..du..lu..” perintah Andrea compang-camping.
Ia berusaha menendang kepala Alfian yang sibuk diselangkangannya. Pria itu
gusar,tapi sorot mata gelap yang ia miliki belum habis. Menatap dalam pada
Andrea sejenak,menyesap bibir mungil yang sudah bengkak itu,dan tersenyum
menenangkan.
“jangan pergi”
“tidak akan”
Sempat menyeringai nakal,Alfian yang berpeluh merangkak pada meja
diseberang. Meraih ponsel dan ketegangan itu..hadir tiba-tiba. Rahang Alfian
mengeras,membatu,menatap layar ponselnya sendiri seakan itu benda kutukan.
Ia terus memegangnya dalam kondisi ponsel itu bergetar hebat dan
meraung dengan musik rock kesukaan Alfian. Kini kulit dan tulang itulah yang
bergetar ngeri. Ketakutan yang melanda,ia sudah melupakan jati dirinya. Ia
melupakan misinya. Dan sekarang,ketika ia berusaha menghindar,ia kembali
dingatkan sang Zeus.
“kenapa tak diangkat?” tanya dari suara lembut disamping. Alfian serasa
mendapat sengatan listrik satu juta watt. Ia yakin bola matanya akan lepas
setelah ini. kening Andrea mengernyit. Mengeluarkan bahasa isyarat,’siapa?’
Tiba-tiba,ia melihat pria itu mencongkel isi ponsel yang tidak apa-apa.
Membuangnya jauh-jauh ke lantai dan berdiri,melepas sabuk dan celananya
buru-buru,marah—mukanya menakutkan dan
gelap.
“kenapa..dimatikan?” nafas Andrea masih sedikit memburu karena
interupsi tidak mengenakkan tadi. Tapi menggunakan wajah bingung.
“tidak penting!” tegas Alfian terdengar mengerikan. Ada apa dengan
dirinya,batin Andrea was-was. Sesuatu buruk terjadi?
Bunyi sabuk bergemerincing jatuh kebawah beserta celana jeans Alfian
terkapar sembarangan. Ranjang itu berderit menerima lompatan tubuh Alfian bak
harimau yang siap memangsa buruannya. Buas,ganas,liar. Dan tatapan itu tertuju
pada Andrea yang merasa bangga tapi setengah hatinya terguncang takut.
“kau yang lebih penting”
Berikutnya,lampu begitu temaram. Begitu juga pandangan Andrea yang
meredup. Tak bisa berbicara,lumpuh dengan kebahagiaan membumbung penuh hasrat.
Menerima tusukan cinta dari pangerannya. terus menerus karena itulah yang ia
tunggu-tunggu.
Alfian butuh wanita ini. Ia membutuhkan Andrea. Untuk saat ini!
Melupakan kemarahan masa lalu dan masa depannya yang bertaut,bercampur seperti
bubur yang menjijikkan. Yang sepenuhnya wanita yang ia tindihi itu ikut
terlibat. Jauh melampaui batas.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar