Ps: tulisan miring
=flashback
Sarah mencoba untuk terus fokus pada buku
kedokterannya,sebagai seorang dokter muda yang manis,dia masih harus belajar
lebih dalam mengenai penyakit jantung karena beberapa hari mendatang dia akan
melakukan sebuah operasi di rumah sakit dimana ia membanting tulang. Tapi siang
ini terasa menyenangkan dan lucu dan sayang jika dilewati hanya untuk membaca
diktat yang setebal alkitab tersebut. Melihat wanita cantik yang terkenal
angkuh,sombong,dingin yang notabene adalah sahabat sepermainannya
tersebut,membuat Sarah tertawa kecil. Ternyata Andrea juga mengalami penyakit
jantung-jantung asmara.
“kau terlihat berbeda,Andy”
“apanya?” seketika Andrea memasang tampang waspada dari
pertanyaan Sarah. Ia semakin melotot saat Sarah sama sekali tak berhenti
terkekeh. Ohh jangan bilang kalau Sarah menganggap kejadian barusan itu lucu.
Andrea menelpon sang suami yang sedang bekerja,mengingatkan kencan malam
nanti,dan seperti remaja jatuh cinta.
“yaa..bicaramu,sikapmu,senyummu. Aku berani bertaruh seratus
juta untuk sesuatu yang sekarang ada pada dirimu” kekeh Sarah lagi dan masih
menatap bukunya walau sepenuhnya tak terbaca.
“apa sih maksudmu,Sarah?!” dan kali ini Andrea mulai geram
karena Sarah hanya bertele-tele.
“Andrea yang kukenal bukan Andrea yang terlihat sangat
kasmaran hari ini. Kau sangaaattt menawan bila jatuh hati..Ohh akhirnya
sahabatku..”
“apa?! siapa yang jatuh hati?! kau jangan sok tahu,Sarah!!”
Sarah tersenyum mengejek melihat aksi salah tingkah Andrea.
“Jangan bohongi dirimu sendiri. Kau menyukainya kan? Sang
suami-hot-palsumu itu?”
Lubang hidung Andrea kembang kempis.
“tidak! Mengapa aku menyukainya? Aku bisa gila menyukai pria
playboy nan brengsek itu” menutupi keanehan yang terjadi pada suhu
tubuhnya,Andrea menenangkan diri dengan menyesap teh yang Sarah buat. Wanita
itu menyempatkan diri bermain ke rumah sahabatnya setelah beberapa pemotretan
di studio. Ia rindu Sarah dan alasan lain yang ia tutup-tutupi adalah..ia
tengah membuncah.
Barulah Sarah menutup diktatnya dan meletakkannya dimeja
teh. Memajukan badannya untuk memberi tatapan misterius membuat Andrea mati
kutu.
“kau bahkan tak bisa menutupi raut muka bahagia itu dengan
topeng dinginmu. Ayo,mengakulah. Kau memang tampak berbeda akhir-akhir
ini,sayang. Dan aku..sangat senang padamu..” Sarah meraih dagu Andrea yang
langsung ditampik wanita itu.
“aku tidak seperti itu!”
“Apakah kau merasa senang ketika berdekatan dengannya?”
GLEK! Tak bisa menjawab.
“apa kau merasa gembira,hangat,dan nyaman bila hanya bersama
dirinya?”
DEG! Mati rasa.
“dan apakah kau..merasa sedih dan kosong bila dia tak ada
bersamamu?”
GLEK! Gagal jantung.
“ekspresi wajahmu sudah menjawabnya dengan jelas,sayang. Kau
menyukainya...” kata Sarah bijaksana dan tersenyum hangat. membuat Andrea
terkesiap tanpa bisa bicara. Bibirnya terbuka tapi tak satu patah katapun
terucap. Ia mencoba meresapi dan mencocokkan dari yang sahabatnya katakan
dengan..realita perasaannya.
“aku..aku tidak tahu..hanya..beberapa minggu ini..terasa..menyenangkan..”
Sarah bahkan dalam hati syok,melihat Andrea menjadi malu? Oh Tuhan,Andrea malu?
tersipu? suatu hal yang langka bukan?
“teruskan”
“...hubungan kami..begitu..manis. Dan kami juga lumayan
akur. Baiklah aku akui,aku menyukainya. tapi sedikit. hanya sedikit” ucap
Andrea mantap dan meluber dengan kata-katanya sendiri.
“tapi bukan itu yang aku lihat”
“apa?”
“kau berbicara dengan Alfian ditelpon tadi,amatlah berbeda.
Dan aku dengan cepat menyimpulkan satu hal..”
“apa itu?” Andrea bertanya waspada dan Sarah tersenyum
begitu lembut.
“kau..jatuh cinta padanya”
“APA?! Semudah itukah kau menyimpulkan? tidak tidak. Aku
tidak akan terlibat dalam suatu hubungan berlebihan dengan seorang lelaki
seperti itu. Tak akan pernah dan aku..”
“apa dia sering membuat jantungmu berdebar kencang?
membuatmu lebih memilih bersikap manis hanya untuk disisinya terus? dan apakah
kau ingin dia hanya akan bersamamu? tidak dengan yang lain?”
“a..aku..” Nafas Andrea terengah,dan kepalanya pening tapi
dalam konteks membingungkan.
“itukah yang kau rasakan Andrea?”
Karena Andrea tak tahan memandang Sarah,ia hanya menunduk
dan berpikir. Benarkah ia mempunyai semacam perasaan itu? Perasaan asing
yang..terkesan indah?
“kau bisa menyangkal perasaanmu sendiri,tapi yang jelas..kau
tetap telah jatuh cinta..”
“aku..aku tak suka seperti itu,Sarah. Aku tidak menginginkan
perasaan gila itu. Kau tahu,jatuh cinta,aku tak percaya cinta,takdir,bahagia
selamanya seperti dongeng sakhibul hikayat..”
Perkataannya putus saat sang sahabat meraih telapak tangan
dan menggenggamnya erat serta tersenyum ramah.
“tak ada salahnya untuk jatuh cinta,Andy. Semua orang pasti
akan jatuh cinta. Dan cinta itu indah. Jangan takut untuk membiarkan dirimu
jatuh akan hal itu”
“..be..benarkah?” bahkan ia tak sadar bertanya seperti itu
dan rasanya Andrea takjub pada diri sendiri.
“percayalah,dan semakin kau berjalan untuk menikmatinya.
Hatimu akan semakin terasa hangat. Dan aku sangaattt senang melihat sahabatku
seperti ini” canda Sarah dengan nada amat bahagia.
Tapi Andrea tak membalas tawanya. Dia hanya berpikir dan
mencoba memahami. Bertanya pada diri sendiri,benarkah perasaan asing yang biasa
muncul ketika dia bersama Alfian adalah..perasaan cinta?
“tapi..Alfian..”
“kau ragu akan perasaannya padamu?” mengapa sih Sarah
mempunyai insting yang kuat,batin Andrea tak percaya. Wanita itu hanya mengulum
bibirnya.
“pulang..dan cari tahu..tapi setelah aku melihat
percakapanmu dengannya ditelpon,aku rasa..dia juga merasakan hal asing yang
sama sepertimu”
Tanpa sadar oleh keduanya,William berdiri disitu,bersembunyi
dari balik dinding gelap. Membisu,bahkan hampir tak bernafas. Apakah harapannya
hancur lebur? Mendengar Andrea yang ia cintai selama belasan tahun..akhirnya
menemukan sosok pria yang ia cintai. William tak sanggup. Dia memejamkan mata
dan pergi darisuti tanpa suara berisik. Bahkan ia akhirnya menyadari,dari
awal..harapannya pada Andrea sudahlah tak berarti.
**o0o**
“Natalie?”
Jantung Alfian terasa mengembang cepat dan seperti mau
meledak. Kerinduan yang lama ia pupuk hadir kembali ke permukaan dan ia tak
mempercayai apa yang dia lihat. Perlahan ia berdiri tapi masih diam
diposisinya.
Wanita itu cantik,lebih dari cantik,tinggi,berambut merah
panjang sepinggang-begitu lurus dan jatuh,gaun putih bersihnya berkilau karena
beberapa payet seperti berlian,hanya sepaha membuat kaki tak kalah putih
tersebut terekspos. Dan senyuman mengejek-atau menghina-mungkin bahagia
juga-tersungging tanpa batas.
“merindukanku?”
Ya,Ya,sangat. Teriak Alfian dalam hati.
Dan hanya butuh waktu tiga detik untuk Alfian
menghampiri,dan meraup tubuh gadis ramping tersebut dan memutarnya,memeluknya
erat dan dengan tawa.
“Astaga,Alfian. Turunkan aku!!” dengking sang wanita geli.
“benarkah ini kau? Natalie? Ya tuhan,setelah sekian lama kau
kembali?”
“tenanglah,dan turun kan aku. Kita masih bisa berpelukan
tanpa perlu berputar seperti ini”
“aahh maafkan aku,sayang” Alfian begitu senang. Stressnya
hilang dan ia menurunkan Natalie ke lantai tanpa mengalihkan pandangan rindu
yang begitu dalam.
Natalie Ella Bouman. Mendadak kembali dari perjalanan
jauhnya-Australia. Perbedaan dua benua yang teramat jauh dan hilangnya
komunikasi diantara mereka,dan kini..Natalie muncul di kedua bola mata Alfian.
Natalie,Natalienya!
“hei,ada apa Alfian?” wanita itu menyentuh pipi halus Alfian
dengan telapak tangannya yang lembut membuat Alfian terenyuh. Ia memejamkan
mata,menikmati belaian Natalie yang amat ia rindukan.
“semuanya baik?” tanya Natalie khawatir.
“aku..hanya rindu padamu,Nat. Sangat rindu padamu” bisik
Alfian mendesah.
“oh Alfi..aku juga,setiba disini hanya kau orang pertama
yang ingin aku temui” keduanya berpelukan erat tanpa perlu berputar seperti
tadi. Alfian tersenyum dari balik bahu Natalie dan mengayunkannya ke kiri dan
kekanan hingga Natalie terkekeh.
Dan saat mereka melepas jarak,tangan halus tersebut masih
melingkar dibelakang leher Alfian dan yang pria itu lakukan menatapnya begitu
dalam. Tanpa senyum dan meresapi situasi yang ada hingga Natalie ingin memberhentikan
jarum jam.
“maaf tak bisa hadir dipesta pernikahanmu”
Dan sedetik kemudian,Alfian tertawa kecil tapi lama-kelamaan
air matanya hampir jatuh karena merasa lucu.
“hanya pesta kecil. Aku tak berharap banyak untuk kau
datang”
“tapi kau dengan Andrea Blunt,Alfian. Astaga..ratu angkuh
nomor satu yang terkenal. Bagaimana bisa kau mendapatkannya? dan kau..menikah?
seperti bukan Alfianku yang selibat dan bergaya one night stand dengan
gadis-gadis? Kemana teman lamaku yang kucintai?” canda Natalie heboh. Alfian
tertawa lebar,ia menggiring Natalie untuk ikut duduk disofa kantornya.
“suatu hal..kau tahukan hanya orang tua lah yang bisa
mengendalikan hidupku seperti ini” kepala Alfian menggeleng merendahkan
ayahnya.
“dan Charles begitu pintar mendapatkan Andrea. maukah kau
kenalkan dia padaku?”
“tentu saja. Kau tahu..Andrea adalah..”
Natalie terdiam,suara Alfian terasa hilang ditelinganya.
Dalam hati ia sakit. Ia mencoba bertahan untuk tidak menangis dan berteriak
marah karena Alfian lebih memilih menikah,ohh dengan wanita murahan-paling
sombong di Inggris. Siapa sih yang tidak kenal reputasi jelek Andrea? Ia
menggeretakkan giginya tapi berusaha untuk tak terlihat. Apa dikira setelah
lelaki yang ia cintai lebih dari belasan tahun tersebut telah menikah,membuat
usaha Natalie goyah tuk mendapatkannya? Tidak akan pernah. Dan saat Alfian terus
saja mengoceh,tiba-tiba ia membeku. Pipinya terasa hangat dan basah. Ia stop
dan memandangi Natalie dengan linglung.
“aku..begitu merindukanmu”
Yang bisa dilakukan Alfian hanyalah membalas kecupan dipipi
merona Natalie dan memeluknya sekali lagi lebih erat. Sangat erat.
“aku juga sangat merindukanmu”
Keduanya membiarkan hening menyelimuti sampai perasaan
mereka hanyut dalam kehangatan yang familiar diantara mereka.
“apakah kau sibuk? aku ingin kau menemaniku makan siang. Aku
rindu akan kota ini. Setelah sekian lama kembali” bujuk Natalie manja dan
menarik lengan kekar Alfian membuat pria itu terkekeh.
“apapun yang kau mau,sayang. Aku juga sedang tidak mood
untuk bekerja,setelah bertemu denganmu”
Kedua insan tersebut tertawa dan berjalan bersama mencoba
menebus beberapa tahun yang hilang.
**o0o**
Sepulang dari rumah Sarah,Andrea lebih banyak diam dan
berpikir. Bahkan mencium aroma Alfian dikamar mereka sudah membuat jantungnya
berdegub kencang. Ia kira Alfian sudah pulang lebih dulu. Tapi hanya baunya saja
yang hadir. Aroma yang memabukkan Andrea. Bagaimana jika pria itu sudah
bertatap muka dengannya,dan Andrea ingat. Ia sudah dibuat meleleh akan sikapnya
yang manis-beberapa minggu ini. Dia tersenyum simpul dan mengingat hari-hari
kemarin.
Bangun dari lamunan,ia terkejut mendapati sudah hampir
petang dan setengah jam lagi ia bisa dimarahi Alfian kalau belum juga siap. Ohh
makan malam,bibir Andrea lagi-lagi tersungging senyum menawan tapi kali ini
lebih lebar. Dia pun berlari membuka lemari memilih gaun apa yang ia kira
membuat Alfian menyukainya. Mendadani dirinya secantik mungkin dengan bayangan
kalau ia akan diperlakukan manis. Bahkan sudah beberapa jam ia rindu pada pria
playboy itu. Jadi..apakah Andrea jatuh cinta? Entahlah. Andrea masih belum memikirkan
hal itu terlalu jauh. yang pasti,ia menikmati saat-saat ini.
Pukul 6 petang,Andrea turun tampil cantik dengan gaun coklat
gelap senada dengan rambut bergelombangnya yang indah. Mendapat lirikan kagum
dari beberapa pelayan membuat dia sangat percaya diri. Jika ia bisa membuat
orang sekitar begitu takjub,sudah pasti Alfian akan merasakan hal yang sama.
Dia tersenyum kemenangan.
6.15 petang,hanya terlambat 15 menit. Mungkin jalanan macet
dan Andrea mencoba untuk tidak terus memeriksa ponselnya. Ia duduk di osfa
permadani ruang tamu besar tersebut. Menyilangkan kakinya yang indah dan
mendengus kecil. Awas saja kalau dia terlambat lebih dari setengah jam,Andrea
tak akan mau melayani pria berlibido seperti kelinci horny tersebut.
6.45. Sial!! Mungkin sebentar lagi. Andrea mencoba
sabar,tapi perutnya yang rata memang tak bisa dibohongi. Ia belum makan sejak
pagi. Maklum,sebagai model ia dituntut untuk memproporsikan makanan. Tapi kali
ini dia hampir muntah.
7.05,Rose meletakkan secangkir teh wangi dihadapan Andrea
dengan sopan.
“Rose,apakah suamiku menelpon ke rumah?” tanya Andrea
penasaran.
“tidak,nyonya”
“baiklah,terima kasih” barulah Andrea memencet tombol nomor
sialan tersebut. Terlambat satu jam demi tuhan. Andrea berjanji akan
melemparkan stiletto seksinya kepada hidung mancung anak sialan itu.
Telpon teralihkan pada mailbox. Terjadi sesuatukah?Tidak
mungkin. Sampai dunia terbelah dua pun Lelaki itu tak akan terjadi apa-apa.
Mulai kesal,Andrea melepas hak tingginya dan meluruskan kaki pada sofa. Agak
berbaring dan berharap seseorang yang ia nanti segera datang dan tersenyum
seperti biasa,menggodanya,atau sedikit harapan kalau pria itu minta maaf.
Wanita itu mencoba mengingat kejadian menyenangkan beberapa hari lalu. Ohh
tiada malam tanpa seks bila bersama suaminya. Seperti bulan madu ke dua dan jujur,itu
membuat Andrea senang.
Dia menatap langit-langit rumah sembari tersenyum kecil.
Apakah benar dirinya jatuh cinta? Apakah benar jatuh cinta? Apakah
benar,Andrea?
Suara mobil semakin jelas terdengar dipelataran rumah
membuat Andrea yang sedang rebah terlonjak-gembira. Ia tersenyum,lekas memakai
high heels dan sempat merapikan gaunnya lalu melangkah dengan percaya diri ke
pintu utama rumah. Ya ampun,santai Andrea. Kau terlihat begitu tak sabaran.
Andrea mencoba untuk menurunkan sedikit semangatnya agar tak terlihat begitu
antusias bertemu Alfian supaya dia tak kena ledekannya. Meraih gagang
pintu-membukanya lebar-lebar dan tersenyum. Dalam waktu dua sampai tiga detik
saja.
Disitu,Alfian membukakan pintu mobil penumpang dengan amat
ramah dan keluarlah seorang wanita,cantik,dan tak dikenal. Wanita?
Cantik,terlalu cantik bahkan. Sangat indah dengan gaun putih berpayet
kristalnya. Membuat kedua mata Andrea melebar tak mengerti,dan semangat itu
kini turun drastis sepenuhnya. Agak mencelos melihat kejadian didepan mata. Apa
ini..mengapa begitu..
Alfian mengajak Natalie untuk masuk ke rumahnya dan baru
sadar Andrea sudah berada di ambang pintu,menatapnya penuh tanya membuat lelaki
ini semakin tersenyum lebar.
“hai” sapanya senang.
“hei” balas Andrea sekenanya dan melirik Natalie dengan
linglung.
“Andrea,kau takkan percaya apa yang baru saja kutemukan”
Alfian menarik lengan Natalie sedikit mesra dan bangga membuat wanita tinggi
itu cemberut.
“kau pikir aku barang?”
“hahaha. Andrea,kenalkan,ini Natalie. Sahabat kecilku. Dan
Natalie,Andrea-istriku” perkenalan panjang lebar dari Alfian yang teramat
lancar dilidah membuat Andrea benar-benar merasakan mual. Apalagi melihat
wanita itu tersenyum jahat-mungkin hanya bayangan Andrea sajakah?
“halo,Andrea. Aku tahu kau,model Inggris paling fenomenal”
Natalie menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dan diterima Andrea pura-pura
mantap. Tak henti-hentinya wanita itu juga tersenyum riang seperti Alfian.
“ngomong-ngomong aku Natalie Bouman”
“senang..bertemu denganmu” hanya itu yang Andrea bisa
ucapkan,dengan nada parau dan sangat kecewa. Jadi..terlambat satu jam
karena..wanita ini? Padahal seluruh bayangan khawatir berkecamuk akan
Alfian,tapi toh seperti dihempaskan,ada sebuah perasaan sakit yang aneh muncul
dalam hatinya. Dan Alfian melupakan acara makan malam mereka? Andrea mencoba
memasang raut senang menyambut tamu tak terduga.
“ayo masuklah. Kita bicara didalam saja” saran Alfian
disambut kikikan geli genit dari Natalie yang entah sengaja atau tidak,menabrak
bahu Andrea hingga dia oleng sedikit. Apa-apaan wanita itu..bahkan Alfian juga
tak melihatnya? Butakah? Andrea mengusap bahunya yang terasa nyeri,menutup
pintu dan dia jalan paling belakang mengikuti Alfian-Natalie seolah mereka lah
yang punya rumah besar ini.
Sesampai diruang tamu,Alfian masuk ke dalam meninggalkan
Natalie yang menatap interior rumah dengan kagum. Bagus,sekarang dia tinggalkan
Andrea dengan Natalie? Dimana topeng angkuhmu
Andrea?
“rumah ini sama sekali tak berubah yaa..” puji Natalie tiba-tiba. Mengalihkan Andrea yang menatap lantai dan terpekur.
“rumah ini sama sekali tak berubah yaa..” puji Natalie tiba-tiba. Mengalihkan Andrea yang menatap lantai dan terpekur.
“kau..pernah kemari..sebelumnya?” tanya Andrea dengan nada
terdengar waspada. Dan wanita cantik itu tersenyum menang sekarang.
“tentu saja. Bahkan aku sangat hafal seluk beluk tempat ini.
Sangat-sangat hafal” Andrea sangat yakin dia syok. Apakah hubungan mereka
sedekat itu? Satu hal yang pasti,Andrea langsung tak menyukai senyum congkak
Natalie yang sekarang ia tunjukkan.
Andrea yang terkejut tak dapat berkutik.
“..benarkah?”
“ngomong-ngomong,selamat atas pernikahan kalian. Maaf aku
tak bisa hadir dipesta kalian,padahal Alfian begitu berharap aku menemaninya
untuk menikah” Natalie berucap seolah sedih sembari mengibaskan rambut merah
panjangnya ke belakang bahu dengan sombong. Tak terpengaruh akan picingan mata
tajam dari Andrea.
“hmm..tak masalah”
Tiba-tiba Alfian muncul,terima kasih Tuhan. Andrea mengucap
dalam hati. Alfian penolongnya.
“..duduklah. Aku baru saja menyuruh Rose untuk membuatkanmu
capucino” Dia ingat minuman kesukaannya? Ohh ayolah Andrea,mereka sahabat
lama-sejak kecil. Jangan rusak moodmu hanya dengan itu yang nyatanya-Alfian
sama sekali tak tahu kan apa makanan atau minuman yang kau suka? Batin Andrea
berkecamuk.
Andrea menggeser duduknya tahu kalau suaminya pasti akan
duduk disebelahnya tapi yang terjadi...harapan itu sia-sia dan kembali terbuang
dengan remasan yang semakin perih. Melihat Alfian lebih memilih duduk disamping
Natalie dan gadis seksi itu cekikikan senang seolah mengatakan dialah
pemenangnya,dan Andrea lah keledainya. Tapi apa mau dilakukan,dia Cuma bisa
diam dan mengusir pandangannya yang kabur karena sedikit muncul air mata tak
diharapkan.
Merasa serba salah,Andrea akhirnya membuka pembicaraan.
“jadi..Natalie,mengapa kau..tak bisa hadir diacara
pernikahan kami?” tanyanya antusias.Sedikit memojokkan dan menekankan bahwa
Alfianlah yang menikahi dirinya.
“Natalie sekolah di Australia. Dia mengambil jurusan seni
dan saat itu tenagh bekerja.Sekarang dia sudah menjadi pelukis
professional,Andrea” ohh Bung,aku tak bertanya padamu! Geram Andrea marah.
Natalie terkekeh puas.
“semenjak aku sudah bekerja,aku sangat disibukkan dengan
lukisan hingga membuatku susah untuk kembali ke London. Jadi..beginilah
kami..tak pernah bertemu semenjak aku pertama pergi,dan..sangat terkejut
melihat perubahan besar Alfian. Menikah? tahukah kau kalau aku pingsan membaca
undangan yang kau kirimkan padaku,Alfi?” goda Natalie yang jelas terdengar
menyindir. Lelaki itu tertawa enggan,mengingat pernikahannya hanyalah palsu
semata.
“waktu mengubah segalanya,sayang”
Demi Tuhan,Andrea. Natalie adalah kawan karib Alfian.Wajar
kalau dia memanggilnya sayang dan berhenti merasa cemburu akan sikap konyolmu
ini!!! Batin Andrea berteriak lantang.
“kalian..sangat akrab sekali” puji Andrea parau.
Percuma,Alfian tak menyadarinya.
“ohh yaa,kami teman lama sejak kami masih balita. Sebenarnya
ada dua lagi” terang Alfian mulai bercerita.
“ohh ya ampun,Benjamin dan Johannes? Kemana saja mereka ?
Ohh setiap kali aku mendengar nama Johannes,ingatan tentang dia ngompol pada
saat sekolah membayang-bayangiku” jerit Natalie kagum membuat tawa Alfian
meledak.
“ya ampun,kau masih ingat itu? Ketika kita sekolah ditahun
ke dua. Hahaha dan Miss Andersen yang membawakan dia celana ganti? Ingat?”
“ahahaha ya ya,lalu Johannes..”
Andrea sepenuhnya terabaikan. Alfian dan wanita itu seolah
memiliki dunia sendiri yang sama sekali tak berniat untuk mengajak Andrea
bergabung. Semuanya terasa abu-abu dan lagi-lagi perasaan Andrea seperti
dipelintir habis-habisan. Alfian tertawa dengan wanita lain dihadapannya.
Bagaimana acara kencan makan malam mereka? Apakah lelaki itu benar-benar lupa?
Tak sadarkah Andrea menanti kedatangannya dengan antusias dan
sekarang..terhempas?
Pandangan Andrea semakin rusak saat tiba-tiba ia melihat
Alfian meletakkan tangannya dipaha Natalie-entah sengaja atau tidak. Nampak
mesra dan serasi. Natalie tertawa bahagia dan keduanya melupakan kalau ada
seorang lagi yang terabaikan didepan mereka.
“..ingat ketika kita bermain ditaman dan tanpa sengaja Ben
menginjak buntut seekor herder?”
“ahaha ya,lalu Ruben dan Johannes lari terbirit-birit. Aku
tak habis pikir mengapa anjing itu malah mengejar Ruben dan Johannes..”
“dan saat itu hujan..kita berbagi selimut berlima..astaga
kenangan yang menyenangkan..”
“Ya. Dan ketika kita..”
“maaf”
Dua orang yang asik bernostalgia tersebut mendadak
mendongak,menatap pada Andrea yang sudah berdiri dengan raut datar mencoba
tersenyum.
“ada apa Andrea?” tanya Alfian berubah cemas. Ya ampun,dia
melupakan wanitanya.
“aku..sedikit pusing. Aku akan ke atas duluan. Nikmatilah
waktu kalian” hanya itu dan Andrea segera berjalan pergi walau teramat pelan
dan mata Alfian dengan ekspresi terkejut mengikuti setiap langkah yang dibuat
Andrea.
Saat ia hendak bangkit untuk mengikutinya,cengkraman erat
membuat pantatnya kembali menduduki sofa. Natalie cemberut.
“biarkan saja,istrimu tidak akan apa-apa”
“tapi..aku hanya sebentar,Natalie” pinta Alfian.
“kau akan meninggalkan teman lamamu yang jarang sekali kau
temui ini? kau tidak rindu padaku ya?” nada Natalie begitu sedih membuat Alfian
terenyuh merasa bersalah karena hilangnya waktu mereka. Dia tersenyum kecut dan
mengangguk.
“baiklah,semuanya untukmu. Ini harimu. Selamat datang
kembali”
Dan bibir Natalie tersungging tanpa batas.
**o0o**
Kamar begitu gelap. Hanya cahaya bulan yang mengintip dari
balik gorden dan rasa dingin nan hampa sangat kentara hadir. Andrea meremas
ujung gaunnya yang sebatas lutut atas. Sia-sia dia berdandan habis-habisan kali
ini. Tapi ia masih belum mau berganti piyama. Siapa tahu..mendadak Alfian
mengajaknya makan malam yang ia janjikan dan mengantarkan Natalie pulang
kehabitatnya. Tapi harapan hanyalah sebuah harapan. Jam menunjukkan pukul
sepuluh dan suara-suara tawa yang penuh kerinduan tersebut masih terdengar
jelas bahkan dilantai dua membuat kebisingan ditelinga dan dihati Andrea.
Hatinya seperti dibanting,diremas. Astaga,mengapa kau kini
begitu lemah Andrea? Kemanakah jiwa supermu yang dulu? Keangkuhan yang kau
prioritas utama kan? hilangkah? Dan itu semua karena...
Perlahan namun pasti,tangan itu terangkat dan memukul pelan
dadanya. Mengapa dada ini begitu sakit? Begitu sesak hingga sulit untuk
bernafas. Berulang kali Andrea melakukan itu dan mengambil nafas teratur. Tapi
tetap saja. Sesuatu jauh disana seolah menangis tidak ingin merasa kesepian
seperti ini,hampa,dingin,terasingkan.
Tiba-tiba suara itu kini beralih. Ia cepat-cepat bangkit dan
menuju jendela kamar untuk mengintip dan benar saja. Andrea melihat,suaminya
merangkul satu lengan dibahu Natalie-membukakan pintu mobil untuknya juga.
Tanpa menghilangkan tawa lepas mereka. Alfian lalu masuk pada kursi kemudi dan
jaguar itu meluncur riang dikabut tengah malah. Kemana mereka pergi?
Dan..sungguhkah Alfian melupakannya?
Ia ingin sekali berlari mengejar. Tapi untuk apa?
Yang bisa dilakukan Andrea kini hanyalah termenung
pedih,membiarkan perasaan sakit yang sangat berlebih menggerogoti hatinya.
**o0o**
Hati Alfian sedang membuncah. Ia bersenandung ringan dan
menutup pintu kamar hati-hati ketika langkahnya tersentak tiba-tiba.
“Andrea! Kau ..mengagetkan saja..” katanya terkejut dan
langsung berubah geli. Melihat bayangan Andrea yang muncul tiba-tiba dari sudut
gelap dengan gaun tidur putih. Tanpa memperhatikan banyak yang sepenuhnya saat
ini wajah istrinya tersebut sangat terluka,Alfian beralih ke arah
sofa-melemparkan jas dan melepas dasinya sembarangan masih tersenyum konyol.
“kau belum tidur?”
“apakah kalian tadi mengadakan pesta semalam suntuk?” sindir
Andrea main-main.
“apa?”
“kenapa kau tidak tidur saja dikamar Natalie? untuk apa
kembali kesini malam-malam”
Dan barulah Alfian sadar kalau pertanyaan yang tidak biasa
ini karena Andrea sedang tidak beres.
“apa maksudmu?” hanya meninggalkan kemeja putih dan celana
hitam,Alfian menoleh waspada.
“demi Tuhan,Alfian!! INI PUKUL 2 PAGI!! Kau dengan seenak
perutmu berkeliaran sedini ini bersama wanita asing! Bagaimana kalau kau sampai
tertangkap paparazi?! Lalu mereka membuat skandal kotor yang menghancurkan kita
berdua!!” Andrea tak kuasa menahan amarah dan nadanya semakin meninggi berucap
yang menyayatkan hatinya.
“apa..katamu?” desis Alfian mulai tersulut marah. Dia
melangkah mendekat melotot pada Andrea yang berantakan.
Sekuat tenaga Andrea menahan air matanya untuk jatuh dan
terus berjuang mempertahankan keadilannya.
“sore ini..aku menunggumu. Menunggu kau pulang,karena kau
sudah berjanji akan mengajakku makan malam diluar hanya berdua,selesai kau
bekerja. Aku terus menunggumu dan bertanya-tanya..mengapa kau tak kunjung
pulang..” suara Andrea tersendat,merasa sesak dibagian dadanya mengungkap semua
kekesalannya. Sementara pria itu hanya menyipitkan mata. Geli dengan segala
perkataan Andrea. Bagus,remehkan saja aku terus!
“dan akhirnya kau datang..lewat dari jam janji kita,malah
membawa pulang seorang wanita..dan kau begitu mudahnya sudah melupakan janji
kita. Kau mengajaknya bicara dan sepenuhnya mengabaikanku,tak melibatkanku
dalam nostalgia memuakkan kalian! apa kau tahu BETAPA MERANANYA AKU AKAN SEMUA
PERILAKUMU!” Teriak Andrea kencang-kencang. Ia tak peduli lagi. Ia sakit
hati,kecewa,dan cemburu. Dan Alfian menganga dibuatnya.
“LALU MENGAPA KAU MENUNGGUKU? AKU TIDAK PERNAH MENYURUHMU
MENUNGGU! Ini sepenuhnya kesalahanmu sendiri,jangan tumpahkan masalah ini
padaku karena ini urusanmu. Sudah tahu aku akan pulang telat,masih saja memelas
merengek minta dikasihani. Dasar bodoh!” dan Alfian ikut emosi. Ada keheningan sejenak yang menyelimuti
mereka dan ketika Andrea mengangkat kepalanya,ekspresi yang menyedihkan dari
wanita itu yang pertama kali dilihat oleh Alfian.
“apakah itu dia..?”
“apa?”
“..wanita..yang sebelumnya pernah..kau tiduri diranjangmu
itu..ranjang yang sama ketika kau melakukan seks padaku juga?” suara Andrea
teramat getir membuat Alfian seperti dihantam batu keras. Merasa bodoh karena pernah
mengatakan suatu hal yang harusnya ia simpan,tapi malah menceritakannya pada
Andrea.
“aku punya satu
taruhan lagi,pasti tempat ini kotor..maksudku..banyak wanita tidur disini..hah
aku yakin itu..”
“tidak ada..”
“tidak ada?”
“..hanya ada satu..”
Satu? apakah itu
dirinya?
“siapa?”
“seorang teman..dan
itu..terjadi cukup lama..” –(bab 6)
Melihat dari ekspresi terkejut Alfian dan tanpa harus
menjawabpun,Andrea bisa mengerti jawaban apa yang tepat akan pertanyaannya.
Natalie..adalah wanita yang pernah diajak bercinta disini..diranjang
Alfian..sebagai wanita pertama..sebelumnya..Membuat seluruh hatinya remuk
parah.
“kau melupakan janjimu padaku hanya karena..wanita itu?
WANITA MURAHAN YANG KEMBALI INGIN MENDAPATKANMU DITEMPAT TIDUR..”
PLAKKK
Suara tamparan yang keras,menyengat dan sangat menyakitkan.
Alfian menatap Andrea begitu dingin dan pandangannya menggelap.
“jangan pernah lagi kau menyebut Natalie seperti itu! Justru
wanita murahan yang sebenarnya adalah kau,Andrea! Apa aku harus mengingatkanmu
siapa pertama kali yang membuat skandal menjijikkan? Pertama kali,Andrea?!”
bisik Alfian mengerikan. Andrea sama sekali tak mampu bergerak. Pandangannya
tak berubah setelah menerima tamparan menyakitkan barusan dan matanya melebar
ditutup kabut.
“Kau bersama pria banci itu berciuman,dan aku membelamu
habis-habisan! Dan sekarang kau mengatakan Natalie adalah wanita murahan?! Kau
sungguh lebih menjijikkan!” Syaraf Andrea membeku seluruhnya.
Sempat terdengar tawa menghina keluar dari bibir Alfian yang
marah.
“..dan ya. Wanita yang pernah kutiduri selain kau diranjang
ini,benar dia. Natalie! Natalie-ku!!”
Hancur sudah hati Andrea. Ia tak sanggup lagi mendengarkan.
Hati kecilnya meraung sakit dan tanpa disadari Alfian,mata indah itu akhirnya
meneteskan setitik air mata. Mendengar nada kepemilikan itu,bahkan Alfian tak
pernah menganggap Andrea adalah miliknya.
“lagipula..apa kau juga sudah lupa tentang pernikahan kita
hanyalah..palsu? Hanya seks untukku,dan kau juga setuju. Apa perlu kita buat
kontrak dan mengajukan kepada pengacara bahwa kita tidak menikah sungguhan?
Kita hanya bermain rumah-rumahan! Tak lebih dari seks!! Aku bebas berhubungan
dengan wanita lain..Jadi jangan PERNAH LAGI MENGANGGU DAN MENCAMPURI URUSANKU
LAGI!!”
Pecahlah amarah Alfian berupa api. Membentak Andrea lebih
lantang yang mungkin seluruh penghuni rumah dapat mendengarnya dimalam selarut
itu. Nafas Alfian terengah-engah dan dia menggeretakkan giginya. Merasa marah
karena Andrea berani menghina Natalie yang ia sayangi.
“ Kau pikir kau siapa? Jangan sok sempurna hanya karena
kau..”
“baik. aku minta maaf”
DEG! Ucapan yang diluar dugaan. Alfian siap bertarung,Alfian
siap adu mulut dengan wanita ini,Alfian siap menumpahkan segala makian pada
wanita sombong ini yang seperti biasa mereka lakukan jika bertengkar. Tapi
nyatanya..bisikan kecil nan pedih terdengar begitu menohok hati Alfian dan
terasa seperti disiram balok es.
Setelah sekian lama,Andrea berpaling menatap lelaki ini
dengan tubuh gemetar dan disitulah Alfian menyadari kalau Andrea..telah menangis..
“mulai sekarang..aku tak akan mengganggumu,mencampuri
urusanmu,dan...mempedulikan hidupmu lagi..”
Saat air mata itu jatuh semakin banyak,lenyaplah rasa menang
atas kemarahan tadi. Satu isakan kecil yang teramat putus asa, Andrea menunduk
dan segera pergi dari situ,meninggalkan memori menyakitkan dibenak Alfian
ketika wajah cantik yang pucat tersebut-yang biasa ia cumbu dengan senyum
manis-kini menangis untuk pertama kali yang ia lihat. Dan jantung Alfian
berhenti berdetak.
Hampa..dingin..sepi..kosong..Marah. Alfian berlari mengambil
sesuatu yang bisa ia raih dan membantingnya ke lantai dengan wajah sakit.
Menghapus memori menyakitkan akan wajah itu,wajah yang tak pernah ia lihat
menangis,dan mencoba mengontrol emosinya. Karena sekarang,Alfian menyesal hanya
karena dibutakan oleh kemarahan. Sangat-sangat menyesal atas apa yang semua ia
katakan pada Andrea .
TBC
Ceritanya gantung
BalasHapuslanjutinn
BalasHapusmana lanjutannya....
BalasHapusyak, mba ai, lanjutin dong.. jika kau masih ada tolong selesaikan
BalasHapus