Minggu, 17 November 2013

LOVE FROM THE HELL (bab 13)



Ps: tulisan miring =flashback

Sarah mencoba untuk terus fokus pada buku kedokterannya,sebagai seorang dokter muda yang manis,dia masih harus belajar lebih dalam mengenai penyakit jantung karena beberapa hari mendatang dia akan melakukan sebuah operasi di rumah sakit dimana ia membanting tulang. Tapi siang ini terasa menyenangkan dan lucu dan sayang jika dilewati hanya untuk membaca diktat yang setebal alkitab tersebut. Melihat wanita cantik yang terkenal angkuh,sombong,dingin yang notabene adalah sahabat sepermainannya tersebut,membuat Sarah tertawa kecil. Ternyata Andrea juga mengalami penyakit jantung-jantung asmara.


“kau terlihat berbeda,Andy”
“apanya?” seketika Andrea memasang tampang waspada dari pertanyaan Sarah. Ia semakin melotot saat Sarah sama sekali tak berhenti terkekeh. Ohh jangan bilang kalau Sarah menganggap kejadian barusan itu lucu. Andrea menelpon sang suami yang sedang bekerja,mengingatkan kencan malam nanti,dan seperti remaja jatuh cinta.
“yaa..bicaramu,sikapmu,senyummu. Aku berani bertaruh seratus juta untuk sesuatu yang sekarang ada pada dirimu” kekeh Sarah lagi dan masih menatap bukunya walau sepenuhnya tak terbaca.
“apa sih maksudmu,Sarah?!” dan kali ini Andrea mulai geram karena Sarah hanya bertele-tele.

“Andrea yang kukenal bukan Andrea yang terlihat sangat kasmaran hari ini. Kau sangaaattt menawan bila jatuh hati..Ohh akhirnya sahabatku..”
“apa?! siapa yang jatuh hati?! kau jangan sok tahu,Sarah!!” Sarah tersenyum mengejek melihat aksi salah tingkah Andrea.
“Jangan bohongi dirimu sendiri. Kau menyukainya kan? Sang suami-hot-palsumu itu?”
Lubang hidung Andrea kembang kempis.
“tidak! Mengapa aku menyukainya? Aku bisa gila menyukai pria playboy nan brengsek itu” menutupi keanehan yang terjadi pada suhu tubuhnya,Andrea menenangkan diri dengan menyesap teh yang Sarah buat. Wanita itu menyempatkan diri bermain ke rumah sahabatnya setelah beberapa pemotretan di studio. Ia rindu Sarah dan alasan lain yang ia tutup-tutupi adalah..ia tengah membuncah.

Barulah Sarah menutup diktatnya dan meletakkannya dimeja teh. Memajukan badannya untuk memberi tatapan misterius membuat Andrea mati kutu.
“kau bahkan tak bisa menutupi raut muka bahagia itu dengan topeng dinginmu. Ayo,mengakulah. Kau memang tampak berbeda akhir-akhir ini,sayang. Dan aku..sangat senang padamu..” Sarah meraih dagu Andrea yang langsung ditampik wanita itu.
“aku tidak seperti itu!”
“Apakah kau merasa senang ketika berdekatan dengannya?”
GLEK! Tak bisa menjawab.

“apa kau merasa gembira,hangat,dan nyaman bila hanya bersama dirinya?”
DEG! Mati rasa.
“dan apakah kau..merasa sedih dan kosong bila dia tak ada bersamamu?”
GLEK! Gagal jantung.
“ekspresi wajahmu sudah menjawabnya dengan jelas,sayang. Kau menyukainya...” kata Sarah bijaksana dan tersenyum hangat. membuat Andrea terkesiap tanpa bisa bicara. Bibirnya terbuka tapi tak satu patah katapun terucap. Ia mencoba meresapi dan mencocokkan dari yang sahabatnya katakan dengan..realita perasaannya.
“aku..aku tidak tahu..hanya..beberapa minggu ini..terasa..menyenangkan..” Sarah bahkan dalam hati syok,melihat Andrea menjadi malu? Oh Tuhan,Andrea malu? tersipu? suatu hal yang langka bukan?

“teruskan”
“...hubungan kami..begitu..manis. Dan kami juga lumayan akur. Baiklah aku akui,aku menyukainya. tapi sedikit. hanya sedikit” ucap Andrea mantap dan meluber dengan kata-katanya sendiri.
“tapi bukan itu yang aku lihat”
“apa?”
“kau berbicara dengan Alfian ditelpon tadi,amatlah berbeda. Dan aku dengan cepat menyimpulkan satu hal..”
“apa itu?” Andrea bertanya waspada dan Sarah tersenyum begitu lembut.
“kau..jatuh cinta padanya”
“APA?! Semudah itukah kau menyimpulkan? tidak tidak. Aku tidak akan terlibat dalam suatu hubungan berlebihan dengan seorang lelaki seperti itu. Tak akan pernah dan aku..”

“apa dia sering membuat jantungmu berdebar kencang? membuatmu lebih memilih bersikap manis hanya untuk disisinya terus? dan apakah kau ingin dia hanya akan bersamamu? tidak dengan yang lain?”
“a..aku..” Nafas Andrea terengah,dan kepalanya pening tapi dalam konteks membingungkan.
“itukah yang kau rasakan Andrea?”
Karena Andrea tak tahan memandang Sarah,ia hanya menunduk dan berpikir. Benarkah ia mempunyai semacam perasaan itu? Perasaan asing yang..terkesan indah?
“kau bisa menyangkal perasaanmu sendiri,tapi yang jelas..kau tetap telah jatuh cinta..”
“aku..aku tak suka seperti itu,Sarah. Aku tidak menginginkan perasaan gila itu. Kau tahu,jatuh cinta,aku tak percaya cinta,takdir,bahagia selamanya seperti dongeng sakhibul hikayat..”

Perkataannya putus saat sang sahabat meraih telapak tangan dan menggenggamnya erat serta tersenyum ramah.
“tak ada salahnya untuk jatuh cinta,Andy. Semua orang pasti akan jatuh cinta. Dan cinta itu indah. Jangan takut untuk membiarkan dirimu jatuh akan hal itu”
“..be..benarkah?” bahkan ia tak sadar bertanya seperti itu dan rasanya Andrea takjub pada diri sendiri.
“percayalah,dan semakin kau berjalan untuk menikmatinya. Hatimu akan semakin terasa hangat. Dan aku sangaattt senang melihat sahabatku seperti ini” canda Sarah dengan nada amat bahagia.
Tapi Andrea tak membalas tawanya. Dia hanya berpikir dan mencoba memahami. Bertanya pada diri sendiri,benarkah perasaan asing yang biasa muncul ketika dia bersama Alfian adalah..perasaan cinta?

“tapi..Alfian..”
“kau ragu akan perasaannya padamu?” mengapa sih Sarah mempunyai insting yang kuat,batin Andrea tak percaya. Wanita itu hanya mengulum bibirnya.
“pulang..dan cari tahu..tapi setelah aku melihat percakapanmu dengannya ditelpon,aku rasa..dia juga merasakan hal asing yang sama sepertimu”

Tanpa sadar oleh keduanya,William berdiri disitu,bersembunyi dari balik dinding gelap. Membisu,bahkan hampir tak bernafas. Apakah harapannya hancur lebur? Mendengar Andrea yang ia cintai selama belasan tahun..akhirnya menemukan sosok pria yang ia cintai. William tak sanggup. Dia memejamkan mata dan pergi darisuti tanpa suara berisik. Bahkan ia akhirnya menyadari,dari awal..harapannya pada Andrea sudahlah tak berarti.

**o0o**

“Natalie?”
Jantung Alfian terasa mengembang cepat dan seperti mau meledak. Kerinduan yang lama ia pupuk hadir kembali ke permukaan dan ia tak mempercayai apa yang dia lihat. Perlahan ia berdiri tapi masih diam diposisinya.

Wanita itu cantik,lebih dari cantik,tinggi,berambut merah panjang sepinggang-begitu lurus dan jatuh,gaun putih bersihnya berkilau karena beberapa payet seperti berlian,hanya sepaha membuat kaki tak kalah putih tersebut terekspos. Dan senyuman mengejek-atau menghina-mungkin bahagia juga-tersungging tanpa batas.
“merindukanku?”
Ya,Ya,sangat. Teriak Alfian dalam hati.

Dan hanya butuh waktu tiga detik untuk Alfian menghampiri,dan meraup tubuh gadis ramping tersebut dan memutarnya,memeluknya erat dan dengan tawa.
“Astaga,Alfian. Turunkan aku!!” dengking sang wanita geli.
“benarkah ini kau? Natalie? Ya tuhan,setelah sekian lama kau kembali?”
“tenanglah,dan turun kan aku. Kita masih bisa berpelukan tanpa perlu berputar seperti ini”
“aahh maafkan aku,sayang” Alfian begitu senang. Stressnya hilang dan ia menurunkan Natalie ke lantai tanpa mengalihkan pandangan rindu yang begitu dalam.

Natalie Ella Bouman. Mendadak kembali dari perjalanan jauhnya-Australia. Perbedaan dua benua yang teramat jauh dan hilangnya komunikasi diantara mereka,dan kini..Natalie muncul di kedua bola mata Alfian. Natalie,Natalienya!
“hei,ada apa Alfian?” wanita itu menyentuh pipi halus Alfian dengan telapak tangannya yang lembut membuat Alfian terenyuh. Ia memejamkan mata,menikmati belaian Natalie yang amat ia rindukan.
“semuanya baik?” tanya Natalie khawatir.
“aku..hanya rindu padamu,Nat. Sangat rindu padamu” bisik Alfian mendesah.

“oh Alfi..aku juga,setiba disini hanya kau orang pertama yang ingin aku temui” keduanya berpelukan erat tanpa perlu berputar seperti tadi. Alfian tersenyum dari balik bahu Natalie dan mengayunkannya ke kiri dan kekanan hingga Natalie terkekeh.
Dan saat mereka melepas jarak,tangan halus tersebut masih melingkar dibelakang leher Alfian dan yang pria itu lakukan menatapnya begitu dalam. Tanpa senyum dan meresapi situasi yang ada hingga Natalie ingin memberhentikan jarum jam.
“maaf tak bisa hadir dipesta pernikahanmu”
Dan sedetik kemudian,Alfian tertawa kecil tapi lama-kelamaan air matanya hampir jatuh karena merasa lucu.
“hanya pesta kecil. Aku tak berharap banyak untuk kau datang”

“tapi kau dengan Andrea Blunt,Alfian. Astaga..ratu angkuh nomor satu yang terkenal. Bagaimana bisa kau mendapatkannya? dan kau..menikah? seperti bukan Alfianku yang selibat dan bergaya one night stand dengan gadis-gadis? Kemana teman lamaku yang kucintai?” canda Natalie heboh. Alfian tertawa lebar,ia menggiring Natalie untuk ikut duduk disofa kantornya.
“suatu hal..kau tahukan hanya orang tua lah yang bisa mengendalikan hidupku seperti ini” kepala Alfian menggeleng merendahkan ayahnya.
“dan Charles begitu pintar mendapatkan Andrea. maukah kau kenalkan dia padaku?”
“tentu saja. Kau tahu..Andrea adalah..”

Natalie terdiam,suara Alfian terasa hilang ditelinganya. Dalam hati ia sakit. Ia mencoba bertahan untuk tidak menangis dan berteriak marah karena Alfian lebih memilih menikah,ohh dengan wanita murahan-paling sombong di Inggris. Siapa sih yang tidak kenal reputasi jelek Andrea? Ia menggeretakkan giginya tapi berusaha untuk tak terlihat. Apa dikira setelah lelaki yang ia cintai lebih dari belasan tahun tersebut telah menikah,membuat usaha Natalie goyah tuk mendapatkannya? Tidak akan pernah. Dan saat Alfian terus saja mengoceh,tiba-tiba ia membeku. Pipinya terasa hangat dan basah. Ia stop dan memandangi Natalie dengan linglung.

“aku..begitu merindukanmu”
Yang bisa dilakukan Alfian hanyalah membalas kecupan dipipi merona Natalie dan memeluknya sekali lagi lebih erat. Sangat erat.
“aku juga sangat merindukanmu”

Keduanya membiarkan hening menyelimuti sampai perasaan mereka hanyut dalam kehangatan yang familiar diantara mereka.
“apakah kau sibuk? aku ingin kau menemaniku makan siang. Aku rindu akan kota ini. Setelah sekian lama kembali” bujuk Natalie manja dan menarik lengan kekar Alfian membuat pria itu terkekeh.
“apapun yang kau mau,sayang. Aku juga sedang tidak mood untuk bekerja,setelah bertemu denganmu”
Kedua insan tersebut tertawa dan berjalan bersama mencoba menebus beberapa tahun yang hilang.

**o0o**

Sepulang dari rumah Sarah,Andrea lebih banyak diam dan berpikir. Bahkan mencium aroma Alfian dikamar mereka sudah membuat jantungnya berdegub kencang. Ia kira Alfian sudah pulang lebih dulu. Tapi hanya baunya saja yang hadir. Aroma yang memabukkan Andrea. Bagaimana jika pria itu sudah bertatap muka dengannya,dan Andrea ingat. Ia sudah dibuat meleleh akan sikapnya yang manis-beberapa minggu ini. Dia tersenyum simpul dan mengingat hari-hari kemarin.

Bangun dari lamunan,ia terkejut mendapati sudah hampir petang dan setengah jam lagi ia bisa dimarahi Alfian kalau belum juga siap. Ohh makan malam,bibir Andrea lagi-lagi tersungging senyum menawan tapi kali ini lebih lebar. Dia pun berlari membuka lemari memilih gaun apa yang ia kira membuat Alfian menyukainya. Mendadani dirinya secantik mungkin dengan bayangan kalau ia akan diperlakukan manis. Bahkan sudah beberapa jam ia rindu pada pria playboy itu. Jadi..apakah Andrea jatuh cinta? Entahlah. Andrea masih belum memikirkan hal itu terlalu jauh. yang pasti,ia menikmati saat-saat ini.

Pukul 6 petang,Andrea turun tampil cantik dengan gaun coklat gelap senada dengan rambut bergelombangnya yang indah. Mendapat lirikan kagum dari beberapa pelayan membuat dia sangat percaya diri. Jika ia bisa membuat orang sekitar begitu takjub,sudah pasti Alfian akan merasakan hal yang sama. Dia tersenyum kemenangan.
6.15 petang,hanya terlambat 15 menit. Mungkin jalanan macet dan Andrea mencoba untuk tidak terus memeriksa ponselnya. Ia duduk di osfa permadani ruang tamu besar tersebut. Menyilangkan kakinya yang indah dan mendengus kecil. Awas saja kalau dia terlambat lebih dari setengah jam,Andrea tak akan mau melayani pria berlibido seperti kelinci horny tersebut.

6.45. Sial!! Mungkin sebentar lagi. Andrea mencoba sabar,tapi perutnya yang rata memang tak bisa dibohongi. Ia belum makan sejak pagi. Maklum,sebagai model ia dituntut untuk memproporsikan makanan. Tapi kali ini dia hampir muntah.
7.05,Rose meletakkan secangkir teh wangi dihadapan Andrea dengan sopan.
“Rose,apakah suamiku menelpon ke rumah?” tanya Andrea penasaran.
“tidak,nyonya”
“baiklah,terima kasih” barulah Andrea memencet tombol nomor sialan tersebut. Terlambat satu jam demi tuhan. Andrea berjanji akan melemparkan stiletto seksinya kepada hidung mancung anak sialan itu.

Telpon teralihkan pada mailbox. Terjadi sesuatukah?Tidak mungkin. Sampai dunia terbelah dua pun Lelaki itu tak akan terjadi apa-apa. Mulai kesal,Andrea melepas hak tingginya dan meluruskan kaki pada sofa. Agak berbaring dan berharap seseorang yang ia nanti segera datang dan tersenyum seperti biasa,menggodanya,atau sedikit harapan kalau pria itu minta maaf. Wanita itu mencoba mengingat kejadian menyenangkan beberapa hari lalu. Ohh tiada malam tanpa seks bila bersama suaminya. Seperti bulan madu ke dua dan jujur,itu membuat Andrea senang.
Dia menatap langit-langit rumah sembari tersenyum kecil. Apakah benar dirinya jatuh cinta? Apakah benar jatuh cinta? Apakah benar,Andrea?

Suara mobil semakin jelas terdengar dipelataran rumah membuat Andrea yang sedang rebah terlonjak-gembira. Ia tersenyum,lekas memakai high heels dan sempat merapikan gaunnya lalu melangkah dengan percaya diri ke pintu utama rumah. Ya ampun,santai Andrea. Kau terlihat begitu tak sabaran. Andrea mencoba untuk menurunkan sedikit semangatnya agar tak terlihat begitu antusias bertemu Alfian supaya dia tak kena ledekannya. Meraih gagang pintu-membukanya lebar-lebar dan tersenyum. Dalam waktu dua sampai tiga detik saja.

Disitu,Alfian membukakan pintu mobil penumpang dengan amat ramah dan keluarlah seorang wanita,cantik,dan tak dikenal. Wanita? Cantik,terlalu cantik bahkan. Sangat indah dengan gaun putih berpayet kristalnya. Membuat kedua mata Andrea melebar tak mengerti,dan semangat itu kini turun drastis sepenuhnya. Agak mencelos melihat kejadian didepan mata. Apa ini..mengapa begitu..
Alfian mengajak Natalie untuk masuk ke rumahnya dan baru sadar Andrea sudah berada di ambang pintu,menatapnya penuh tanya membuat lelaki ini semakin tersenyum lebar.
“hai” sapanya senang.
“hei” balas Andrea sekenanya dan melirik Natalie dengan linglung.
“Andrea,kau takkan percaya apa yang baru saja kutemukan” Alfian menarik lengan Natalie sedikit mesra dan bangga membuat wanita tinggi itu cemberut.
“kau pikir aku barang?”
“hahaha. Andrea,kenalkan,ini Natalie. Sahabat kecilku. Dan Natalie,Andrea-istriku” perkenalan panjang lebar dari Alfian yang teramat lancar dilidah membuat Andrea benar-benar merasakan mual. Apalagi melihat wanita itu tersenyum jahat-mungkin hanya bayangan Andrea sajakah?

“halo,Andrea. Aku tahu kau,model Inggris paling fenomenal” Natalie menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dan diterima Andrea pura-pura mantap. Tak henti-hentinya wanita itu juga tersenyum riang seperti Alfian. “ngomong-ngomong aku Natalie Bouman”
“senang..bertemu denganmu” hanya itu yang Andrea bisa ucapkan,dengan nada parau dan sangat kecewa. Jadi..terlambat satu jam karena..wanita ini? Padahal seluruh bayangan khawatir berkecamuk akan Alfian,tapi toh seperti dihempaskan,ada sebuah perasaan sakit yang aneh muncul dalam hatinya. Dan Alfian melupakan acara makan malam mereka? Andrea mencoba memasang raut senang menyambut tamu tak terduga.

“ayo masuklah. Kita bicara didalam saja” saran Alfian disambut kikikan geli genit dari Natalie yang entah sengaja atau tidak,menabrak bahu Andrea hingga dia oleng sedikit. Apa-apaan wanita itu..bahkan Alfian juga tak melihatnya? Butakah? Andrea mengusap bahunya yang terasa nyeri,menutup pintu dan dia jalan paling belakang mengikuti Alfian-Natalie seolah mereka lah yang punya rumah besar ini.

Sesampai diruang tamu,Alfian masuk ke dalam meninggalkan Natalie yang menatap interior rumah dengan kagum. Bagus,sekarang dia tinggalkan Andrea dengan Natalie? Dimana topeng angkuhmu
Andrea?
“rumah ini sama sekali tak berubah yaa..” puji Natalie tiba-tiba. Mengalihkan Andrea yang menatap lantai dan terpekur.
“kau..pernah kemari..sebelumnya?” tanya Andrea dengan nada terdengar waspada. Dan wanita cantik itu tersenyum menang sekarang.
“tentu saja. Bahkan aku sangat hafal seluk beluk tempat ini. Sangat-sangat hafal” Andrea sangat yakin dia syok. Apakah hubungan mereka sedekat itu? Satu hal yang pasti,Andrea langsung tak menyukai senyum congkak Natalie yang sekarang ia tunjukkan.  Andrea yang terkejut tak dapat berkutik.

“..benarkah?”
“ngomong-ngomong,selamat atas pernikahan kalian. Maaf aku tak bisa hadir dipesta kalian,padahal Alfian begitu berharap aku menemaninya untuk menikah” Natalie berucap seolah sedih sembari mengibaskan rambut merah panjangnya ke belakang bahu dengan sombong. Tak terpengaruh akan picingan mata tajam dari Andrea.
“hmm..tak masalah”
Tiba-tiba Alfian muncul,terima kasih Tuhan. Andrea mengucap dalam hati. Alfian penolongnya.
“..duduklah. Aku baru saja menyuruh Rose untuk membuatkanmu capucino” Dia ingat minuman kesukaannya? Ohh ayolah Andrea,mereka sahabat lama-sejak kecil. Jangan rusak moodmu hanya dengan itu yang nyatanya-Alfian sama sekali tak tahu kan apa makanan atau minuman yang kau suka? Batin Andrea berkecamuk.

Andrea menggeser duduknya tahu kalau suaminya pasti akan duduk disebelahnya tapi yang terjadi...harapan itu sia-sia dan kembali terbuang dengan remasan yang semakin perih. Melihat Alfian lebih memilih duduk disamping Natalie dan gadis seksi itu cekikikan senang seolah mengatakan dialah pemenangnya,dan Andrea lah keledainya. Tapi apa mau dilakukan,dia Cuma bisa diam dan mengusir pandangannya yang kabur karena sedikit muncul air mata tak diharapkan.
Merasa serba salah,Andrea akhirnya membuka pembicaraan.
“jadi..Natalie,mengapa kau..tak bisa hadir diacara pernikahan kami?” tanyanya antusias.Sedikit memojokkan dan menekankan bahwa Alfianlah yang menikahi dirinya.

“Natalie sekolah di Australia. Dia mengambil jurusan seni dan saat itu tenagh bekerja.Sekarang dia sudah menjadi pelukis professional,Andrea” ohh Bung,aku tak bertanya padamu! Geram Andrea marah. Natalie terkekeh puas.
“semenjak aku sudah bekerja,aku sangat disibukkan dengan lukisan hingga membuatku susah untuk kembali ke London. Jadi..beginilah kami..tak pernah bertemu semenjak aku pertama pergi,dan..sangat terkejut melihat perubahan besar Alfian. Menikah? tahukah kau kalau aku pingsan membaca undangan yang kau kirimkan padaku,Alfi?” goda Natalie yang jelas terdengar menyindir. Lelaki itu tertawa enggan,mengingat pernikahannya hanyalah palsu semata.

“waktu mengubah segalanya,sayang”
Demi Tuhan,Andrea. Natalie adalah kawan karib Alfian.Wajar kalau dia memanggilnya sayang dan berhenti merasa cemburu akan sikap konyolmu ini!!! Batin Andrea berteriak lantang.
“kalian..sangat akrab sekali” puji Andrea parau. Percuma,Alfian tak menyadarinya.
“ohh yaa,kami teman lama sejak kami masih balita. Sebenarnya ada dua lagi” terang Alfian mulai bercerita.
“ohh ya ampun,Benjamin dan Johannes? Kemana saja mereka ? Ohh setiap kali aku mendengar nama Johannes,ingatan tentang dia ngompol pada saat sekolah membayang-bayangiku” jerit Natalie kagum membuat tawa Alfian meledak.
“ya ampun,kau masih ingat itu? Ketika kita sekolah ditahun ke dua. Hahaha dan Miss Andersen yang membawakan dia celana ganti? Ingat?”
“ahahaha ya ya,lalu Johannes..”

Andrea sepenuhnya terabaikan. Alfian dan wanita itu seolah memiliki dunia sendiri yang sama sekali tak berniat untuk mengajak Andrea bergabung. Semuanya terasa abu-abu dan lagi-lagi perasaan Andrea seperti dipelintir habis-habisan. Alfian tertawa dengan wanita lain dihadapannya. Bagaimana acara kencan makan malam mereka? Apakah lelaki itu benar-benar lupa? Tak sadarkah Andrea menanti kedatangannya dengan antusias dan sekarang..terhempas?
Pandangan Andrea semakin rusak saat tiba-tiba ia melihat Alfian meletakkan tangannya dipaha Natalie-entah sengaja atau tidak. Nampak mesra dan serasi. Natalie tertawa bahagia dan keduanya melupakan kalau ada seorang lagi yang terabaikan didepan mereka.

“..ingat ketika kita bermain ditaman dan tanpa sengaja Ben menginjak buntut seekor herder?”
“ahaha ya,lalu Ruben dan Johannes lari terbirit-birit. Aku tak habis pikir mengapa anjing itu malah mengejar Ruben dan Johannes..”
“dan saat itu hujan..kita berbagi selimut berlima..astaga kenangan yang menyenangkan..”
“Ya. Dan ketika kita..”
“maaf”

Dua orang yang asik bernostalgia tersebut mendadak mendongak,menatap pada Andrea yang sudah berdiri dengan raut datar mencoba tersenyum.
“ada apa Andrea?” tanya Alfian berubah cemas. Ya ampun,dia melupakan wanitanya.
“aku..sedikit pusing. Aku akan ke atas duluan. Nikmatilah waktu kalian” hanya itu dan Andrea segera berjalan pergi walau teramat pelan dan mata Alfian dengan ekspresi terkejut mengikuti setiap langkah yang dibuat Andrea.
Saat ia hendak bangkit untuk mengikutinya,cengkraman erat membuat pantatnya kembali menduduki sofa. Natalie cemberut.

“biarkan saja,istrimu tidak akan apa-apa”
“tapi..aku hanya sebentar,Natalie” pinta Alfian.
“kau akan meninggalkan teman lamamu yang jarang sekali kau temui ini? kau tidak rindu padaku ya?” nada Natalie begitu sedih membuat Alfian terenyuh merasa bersalah karena hilangnya waktu mereka. Dia tersenyum kecut dan mengangguk.
“baiklah,semuanya untukmu. Ini harimu. Selamat datang kembali”
Dan bibir Natalie tersungging tanpa batas.

**o0o**

Kamar begitu gelap. Hanya cahaya bulan yang mengintip dari balik gorden dan rasa dingin nan hampa sangat kentara hadir. Andrea meremas ujung gaunnya yang sebatas lutut atas. Sia-sia dia berdandan habis-habisan kali ini. Tapi ia masih belum mau berganti piyama. Siapa tahu..mendadak Alfian mengajaknya makan malam yang ia janjikan dan mengantarkan Natalie pulang kehabitatnya. Tapi harapan hanyalah sebuah harapan. Jam menunjukkan pukul sepuluh dan suara-suara tawa yang penuh kerinduan tersebut masih terdengar jelas bahkan dilantai dua membuat kebisingan ditelinga dan dihati Andrea.

Hatinya seperti dibanting,diremas. Astaga,mengapa kau kini begitu lemah Andrea? Kemanakah jiwa supermu yang dulu? Keangkuhan yang kau prioritas utama kan? hilangkah? Dan itu semua karena...
Perlahan namun pasti,tangan itu terangkat dan memukul pelan dadanya. Mengapa dada ini begitu sakit? Begitu sesak hingga sulit untuk bernafas. Berulang kali Andrea melakukan itu dan mengambil nafas teratur. Tapi tetap saja. Sesuatu jauh disana seolah menangis tidak ingin merasa kesepian seperti ini,hampa,dingin,terasingkan.

Tiba-tiba suara itu kini beralih. Ia cepat-cepat bangkit dan menuju jendela kamar untuk mengintip dan benar saja. Andrea melihat,suaminya merangkul satu lengan dibahu Natalie-membukakan pintu mobil untuknya juga. Tanpa menghilangkan tawa lepas mereka. Alfian lalu masuk pada kursi kemudi dan jaguar itu meluncur riang dikabut tengah malah. Kemana mereka pergi? Dan..sungguhkah Alfian melupakannya?
Ia ingin sekali berlari mengejar. Tapi untuk apa?
Yang bisa dilakukan Andrea kini hanyalah termenung pedih,membiarkan perasaan sakit yang sangat berlebih menggerogoti hatinya.

**o0o**

Hati Alfian sedang membuncah. Ia bersenandung ringan dan menutup pintu kamar hati-hati ketika langkahnya tersentak tiba-tiba.
“Andrea! Kau ..mengagetkan saja..” katanya terkejut dan langsung berubah geli. Melihat bayangan Andrea yang muncul tiba-tiba dari sudut gelap dengan gaun tidur putih. Tanpa memperhatikan banyak yang sepenuhnya saat ini wajah istrinya tersebut sangat terluka,Alfian beralih ke arah sofa-melemparkan jas dan melepas dasinya sembarangan masih tersenyum konyol.

“kau belum tidur?”
“apakah kalian tadi mengadakan pesta semalam suntuk?” sindir Andrea main-main.
“apa?”
“kenapa kau tidak tidur saja dikamar Natalie? untuk apa kembali kesini malam-malam”
Dan barulah Alfian sadar kalau pertanyaan yang tidak biasa ini karena Andrea sedang tidak beres.
“apa maksudmu?” hanya meninggalkan kemeja putih dan celana hitam,Alfian menoleh waspada.

“demi Tuhan,Alfian!! INI PUKUL 2 PAGI!! Kau dengan seenak perutmu berkeliaran sedini ini bersama wanita asing! Bagaimana kalau kau sampai tertangkap paparazi?! Lalu mereka membuat skandal kotor yang menghancurkan kita berdua!!” Andrea tak kuasa menahan amarah dan nadanya semakin meninggi berucap yang menyayatkan hatinya.
“apa..katamu?” desis Alfian mulai tersulut marah. Dia melangkah mendekat melotot pada Andrea yang berantakan.
Sekuat tenaga Andrea menahan air matanya untuk jatuh dan terus berjuang mempertahankan keadilannya.

“sore ini..aku menunggumu. Menunggu kau pulang,karena kau sudah berjanji akan mengajakku makan malam diluar hanya berdua,selesai kau bekerja. Aku terus menunggumu dan bertanya-tanya..mengapa kau tak kunjung pulang..” suara Andrea tersendat,merasa sesak dibagian dadanya mengungkap semua kekesalannya. Sementara pria itu hanya menyipitkan mata. Geli dengan segala perkataan Andrea. Bagus,remehkan saja aku terus!
“dan akhirnya kau datang..lewat dari jam janji kita,malah membawa pulang seorang wanita..dan kau begitu mudahnya sudah melupakan janji kita. Kau mengajaknya bicara dan sepenuhnya mengabaikanku,tak melibatkanku dalam nostalgia memuakkan kalian! apa kau tahu BETAPA MERANANYA AKU AKAN SEMUA PERILAKUMU!” Teriak Andrea kencang-kencang. Ia tak peduli lagi. Ia sakit hati,kecewa,dan cemburu. Dan Alfian menganga dibuatnya.

“LALU MENGAPA KAU MENUNGGUKU? AKU TIDAK PERNAH MENYURUHMU MENUNGGU! Ini sepenuhnya kesalahanmu sendiri,jangan tumpahkan masalah ini padaku karena ini urusanmu. Sudah tahu aku akan pulang telat,masih saja memelas merengek minta dikasihani. Dasar bodoh!” dan Alfian ikut emosi.  Ada keheningan sejenak yang menyelimuti mereka dan ketika Andrea mengangkat kepalanya,ekspresi yang menyedihkan dari wanita itu yang pertama kali dilihat oleh Alfian.
“apakah itu dia..?”
“apa?”
“..wanita..yang sebelumnya pernah..kau tiduri diranjangmu itu..ranjang yang sama ketika kau melakukan seks padaku juga?” suara Andrea teramat getir membuat Alfian seperti dihantam batu keras. Merasa bodoh karena pernah mengatakan suatu hal yang harusnya ia simpan,tapi malah menceritakannya pada Andrea.

“aku punya satu taruhan lagi,pasti tempat ini kotor..maksudku..banyak wanita tidur disini..hah aku yakin itu..”
“tidak ada..”
“tidak ada?”
“..hanya ada satu..”
Satu? apakah itu dirinya?
“siapa?”
“seorang teman..dan itu..terjadi cukup lama..” –(bab 6)

Melihat dari ekspresi terkejut Alfian dan tanpa harus menjawabpun,Andrea bisa mengerti jawaban apa yang tepat akan pertanyaannya. Natalie..adalah wanita yang pernah diajak bercinta disini..diranjang Alfian..sebagai wanita pertama..sebelumnya..Membuat seluruh hatinya remuk parah.
“kau melupakan janjimu padaku hanya karena..wanita itu? WANITA MURAHAN YANG KEMBALI INGIN MENDAPATKANMU DITEMPAT TIDUR..”

PLAKKK
Suara tamparan yang keras,menyengat dan sangat menyakitkan. Alfian menatap Andrea begitu dingin dan pandangannya menggelap.
“jangan pernah lagi kau menyebut Natalie seperti itu! Justru wanita murahan yang sebenarnya adalah kau,Andrea! Apa aku harus mengingatkanmu siapa pertama kali yang membuat skandal menjijikkan? Pertama kali,Andrea?!” bisik Alfian mengerikan. Andrea sama sekali tak mampu bergerak. Pandangannya tak berubah setelah menerima tamparan menyakitkan barusan dan matanya melebar ditutup kabut.

“Kau bersama pria banci itu berciuman,dan aku membelamu habis-habisan! Dan sekarang kau mengatakan Natalie adalah wanita murahan?! Kau sungguh lebih menjijikkan!” Syaraf Andrea membeku seluruhnya.
Sempat terdengar tawa menghina keluar dari bibir Alfian yang marah.
“..dan ya. Wanita yang pernah kutiduri selain kau diranjang ini,benar dia. Natalie! Natalie-ku!!”
Hancur sudah hati Andrea. Ia tak sanggup lagi mendengarkan. Hati kecilnya meraung sakit dan tanpa disadari Alfian,mata indah itu akhirnya meneteskan setitik air mata. Mendengar nada kepemilikan itu,bahkan Alfian tak pernah menganggap Andrea adalah miliknya.

“lagipula..apa kau juga sudah lupa tentang pernikahan kita hanyalah..palsu? Hanya seks untukku,dan kau juga setuju. Apa perlu kita buat kontrak dan mengajukan kepada pengacara bahwa kita tidak menikah sungguhan? Kita hanya bermain rumah-rumahan! Tak lebih dari seks!! Aku bebas berhubungan dengan wanita lain..Jadi jangan PERNAH LAGI MENGANGGU DAN MENCAMPURI URUSANKU LAGI!!”
Pecahlah amarah Alfian berupa api. Membentak Andrea lebih lantang yang mungkin seluruh penghuni rumah dapat mendengarnya dimalam selarut itu. Nafas Alfian terengah-engah dan dia menggeretakkan giginya. Merasa marah karena Andrea berani menghina Natalie yang ia sayangi.
“ Kau pikir kau siapa? Jangan sok sempurna hanya karena kau..”

“baik. aku minta maaf”                                                                                               
DEG! Ucapan yang diluar dugaan. Alfian siap bertarung,Alfian siap adu mulut dengan wanita ini,Alfian siap menumpahkan segala makian pada wanita sombong ini yang seperti biasa mereka lakukan jika bertengkar. Tapi nyatanya..bisikan kecil nan pedih terdengar begitu menohok hati Alfian dan terasa seperti disiram balok es.
Setelah sekian lama,Andrea berpaling menatap lelaki ini dengan tubuh gemetar dan disitulah Alfian menyadari kalau Andrea..telah menangis..

“mulai sekarang..aku tak akan mengganggumu,mencampuri urusanmu,dan...mempedulikan hidupmu lagi..”
Saat air mata itu jatuh semakin banyak,lenyaplah rasa menang atas kemarahan tadi. Satu isakan kecil yang teramat putus asa, Andrea menunduk dan segera pergi dari situ,meninggalkan memori menyakitkan dibenak Alfian ketika wajah cantik yang pucat tersebut-yang biasa ia cumbu dengan senyum manis-kini menangis untuk pertama kali yang ia lihat. Dan jantung Alfian berhenti berdetak.

Hampa..dingin..sepi..kosong..Marah. Alfian berlari mengambil sesuatu yang bisa ia raih dan membantingnya ke lantai dengan wajah sakit. Menghapus memori menyakitkan akan wajah itu,wajah yang tak pernah ia lihat menangis,dan mencoba mengontrol emosinya. Karena sekarang,Alfian menyesal hanya karena dibutakan oleh kemarahan. Sangat-sangat menyesal atas apa yang semua ia katakan pada Andrea .

TBC

4 komentar: