Minggu, 17 November 2013

LOVE FROM THE HELL (bab 9)



Created by Aii D.Luffi or Aii Cicuit



Bab 9



Aroma kopi yang manis menusuk ke dalam hidung Alfian,membuat tidur lelapnya terbangun. Agak linglung, ia mengerjap mata. Mengingat kejadian malam tadi..ohh..
Kepalanya berpaling ke samping kanan dan mendapati wanita cantik disitu, duduk ditepi ranjang, membawa satu mug putih dan meniup-niupnya dengan sabar.
Merasa ada yang memperhatikan,dia menoleh dan mengulum senyum lambat-lambat.

“sudah bangun?” tanya Andrea tenang. Alfian bangkit untuk duduk. Mengusap rambut tebalnya yang acak-acakan melihat senyum cantik istrinya..ya ampun,terasa aneh dan..hangat.
“apa kau..mau kopi?” tanya Andrea ragu-ragu. Wow,Alfian ingat semalam Andrea berperilaku seperti istri sungguhan. Melepas pakaiannya untuk tidur,menyelimutinya,dan kini..membawakan kopi selamat pagi? Tanpa sadar,jantung Alfian berdegub kencang merasakan kebahagiaan yang lucu.

Dan entah otaknya habis terkena timpukan batu atau masih dalam keadaan mabuk, dia memutuskan untuk berjalan dan tidur memeluk tubuh Andrea yang malam tadi sudah terlelap dalam kesepiannya. Bergabung dengan istrinya di satu selimut yang sama dan sempat menggeleng tak percaya. Kata Ben,dia jatuh cinta pada Andrea? Begitukah? Kenapa begini.

“jam berapa ini?” tanya Alfian dingin dan datar. Mengkhawatirkan perasaannya. Saat Andrea mendengar suara tak ramah dari Alfian,sebuah tusukan cukup kuat menusuk dihatinya. Masih marahkah Alfian? Lalu..mengapa dia bisa tidur disini kalau dia saja belum memaafkannya? Raut wajah wanita itu sedikit cemberut.
“jam tujuh kurang lima”
Tanpa babibu Alfian beranjak bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. menutup pintu secara angkuh yang langsung menohok akal sehat Andrea. Dia mengacak rambutnya kesal.
Kenapa sih pria itu sekarang jadi sok ngambek? Bukannya yang membuat permainan rumah-rumahan ini dia? Yang menciptakan aturan kurang ajar itupun juga dia. Dan kenapa sekarang Andrea merasa begitu bersalah. INI PERKAWINAN PALSU!! Sadar Andrea sadar,kau juga tidak harus memikirkan si bodoh bermuka dua itu.

Semua jeritan yang ada dipikiran Andrea keluar walau hanya dalam hati. Menyuruhnya untuk tidak peduli dengan Alfian yang masih tidak mau memaafkannya. Tapi..mengapa hatinya yang tidak pernah ia pakai—berkata lain? Kau bersalah Andrea. Kau harus tetap mengejarnya. Dia sudah melakukan yang terbaik tapi kau..tidak..dan kau mengabaikannya. Tidak tahukah kau kalau Alfian sedang cemburu. Apa? Cemburu? Alfian..cemburu padanya? Benarkah?

Seluruh pernyataan dari hatinya yang bertolak belakang dengan pikiran cerdas Andrea,bermusuhan. Dia tak tahu,harus meyakini dan menuruti yang mana. Tapi tentu saja..seorang ratu seperti Andrea Blunt jelas memilih pikirannya yang diatas batas rata-rata. Hanya saja..mengapa ia merasa terbuncah dengan sebuah keyakinan..kalau Alfian..cemburu padanya.
Dari balik sinar lembut matahari pagi, ada sedikit senyum gembira wanita itu, ia menggigit bibir dan meneguk kopinya perlahan—tak tahu harus bagaimana melihat lelakinya..cemburu.


Alfian memejamkan mata setelah menyandarkan kepala pada bantalan bath up. Air hangat menyelimuti seluruh tubuhnya yang telanjang beserta aroma lavender dari sabun. Kepalanya pening, menerima beberapa kenyataan yang ia dirasa konyol—seumur hidup. Tidak! Alfian tidak mungkin mencintai Andrea. Ia hanya mengenalnya beberapa hari,dan kemudian perasaan suka pada wanita itu hanyalah sebatas pelepas gairah belaka. Tak ada unsur lain.

Mungkin satu kepastian yang tidak bisa disangkal oleh seorang playboy seperti Alfian,mengapa ia tidak ingin menikmati wanita lain semenjak dia bersama Andrea? Padahal wanita itu licik,sombong,angkuh,suka merendahkan kaum lemah,dan sok nomor satu. Apa karena sikap itulah yang menantang Alfian untuk jatuh ke dalam jebakannya? Tidak,bukankah Alfian yang memasang jebakan beranjau itu.

Cinta adalah sesuatu yang membosankan,buang-buang waktu dan terlalu berlebihan. Lagipula,itu bukan termasuk misi dari tindakan Alfian. Sama sekali tidak ada dalam daftarnya. Tapi mengapa..ia dapat bebas mengejek seseorang seperti Ben yang percaya dengan cinta, tapi faktanya,ia galau memikirkan Andrea yang sudah jatuh dipelukan pria lain. Merasa tidak rela,dan hak vetonya muncul begitu saja. Alfian marah, bingung, tak bisa berbuat apapun. Tapi jelas,ia hanya ingin Andrea seorang. Suatu kondisi asing yang belum pernah Alfian rasakan.
Mengusap wajah dengan kedua tepalak tangan yang basah,ia menyisirkan rambutnya ke belakang frustasi. Kalau ayah sampai tahu,mampuslah dia. Ia tidak akan pernah bisa mencintai Andrea. Bahkan jika ia inginpun, ia tidak akan pernah bisa.

Mata kelam tersebut terbuka dan menampakkan keterkejutan luar biasa. Andrea masuk tanpa permisi,melenggang santai seperti tak pernah tahu kalau Alfian sedang berendam disitu. Dalam air,ia merasa pangkal pahanya nyeri. Bagaimana tidak? Andrea muncul hanya dengan bra hitam kecil tipis dan celana dalam ungu berenda. Rambut cantiknya tergerai,membingkai seluruh paras ayu nan sombong tersebut untuk berjalan cuek menuju shower. Membuat pangeran kecil Alfian tanpa diminta,mengeras. Sialan,sudah berapa hari ia tidak menyetubuhi Andrea? sejak pertengkaran itu,ia bahkan jarang pulang ke rumah.

Mulut Alfian terbuka layaknya orang bodoh terpesona,jakunnya sulit turun untuk menelan ludah. Dalam kaca yang sedikit buram,terlihatlah Andrea dalam posisi membelakangi Alfian yang masih menegang dibath up,menghadap ke kran shower,meraih kaitan branya dan..ia lepas. Wanita itu membuangnya ke luar shower dan bra seksi tersebut teronggok lembut dilantai dimana Alfian sepenuhnya terangsang dengan adegan yang menurutnya begitu erotis.

Ketika punggung Andrea nampak seksi,sungguh,Alfian ingin menjilatnya,semuanya,tanpa ada sisa. Dia rindu melakukan sex tanpa ampun pada Andrea. Celana dalam itupun juga Andrea buang ke lantai,mata Alfian melebar penuh sinar,menyaksikan guyuran air jatuh diseluruh tubuh belakang Andrea hingga kulitnya semakin berkilau. Saat Andrea mulai menggosok rambut dengan shampo, tangan Alfian pun turun meraba miliknya sendiri. Nafasnya terengah,bermain pada dirinya sendiri sembari melihat gerakan erotis wanitanya disana,meliuk-liuk menggoda,padahal yang ia lakukan hanyalah mandi dalam posisi membelakangi.

Erangan tidak nikmat Alfian keluar begitu saja tanpa bisa ia tahan saat Andrea menggosok payudaranya—masih tidak membalikkan diri. tapi cukup membuat Alfian membayangkan hal itu. Alfian terus bermain dengan pangeran kecilnya yang menegak menggunakan tangannya sendiri yang sekarang usapannya semakin cepat. Ia merasa kalau orgasme dari perbuatan menjijikkannya itu akan datang. Benar saja,Andrea didalam shower tengah sibuk dengan pantat indahnya lalu keluarlah benih Alfian tanpa adanya wadah. Bahkan lenguhan itu sama sekali tidak menunjukkan kalau Alfian merasa puas. Tiba-tiba saja Alfian merasa risih dengan air rendamannya,bercampur menjadi satu dengan cairannya. Itu menggelikan.

Andrea telah selesai mandi,rambutnya basah berkilau dan hanya menggunakan handuk sebatas paha,ia melenggang keluar bersiap untuk gosok gigi. Dililitkannya ujung handuk di belahan dadanya yang tersembul,sedikit merapikan rambut lalu berkumur memeriksa gigi putihnya. Alfian masih saja mengawasi dari bath up—dengan tajam dan pikiran campur aduk. Wanita ini sama sekali tidak menyapanya mungkin sengaja menggodanya,begitukah? Ia tahu kelemahan Alfian adalah tidak bisa menahan lama untuk tidak tidur dengan seorang wanita.

Merasa giginya sudah bersih,Andrea membungkuk pada wastafel berkeramik tersebut untuk membuang sisa-sisa pasta gigi yang dimana Alfian harus menarik nafas kasar melihat pantatnya terlihat lagi dan lagi. Apakah setelah ini,Alfian kuat menahannya? Sebelum menjawab itu, Alfian dibuat tercengang karena memang Andrea sedang mengabaikannya. Ia keluar kamar mandi tanpa repot-repot menatap Alfian yang memerah karena menahan nafsu. Hentakan keras dan pukulan di air membuat air itu menyibak kemana-mana. SIALAN!!

Baru kali ini Alfian memuaskan dirinya sendiri. Ia benci melakukan itu dan sangat merasa jijik dengan dirinya sendiri. Andrea telah menjungkir balikkan hidupnya. Sial sial sial,sekarang ia ingin sekali bercinta. Ia harus,kalau tidak ia akan gila! Alfian menendang kakinya sendiri pada air dan melangkah keluar cepat menghindari air hangat yang kotor tersebut. Melilitkan handuk pada pinggang yang hanya menampilkan dada basahnya yang berotot kokoh, lalu pergi menyusul wanita licik disana.

Ketika ia datang, Andrea sudah lengkap dengan kaos santai berwarna putih dipadukan bersama hot pants ketat coklat tua. Dandanannya tipis membuat ia nampak natural,semakin cantik dan tak tersentuh. Ia tengah memasang anting berlian putih ditelinga sebelah kiri,memandang sejenak pada Alfian dan kembali menatap cermin.
Alfian tiba-tiba tercenung. Apa yang akan ia katakan? Ia jadi bingung. Salah tingkah,ia berjalan bak robot menuju ke lemari pakaiannya sendiri.

“besok malam ada pesta kebun. Apa kau mau ikut?” tanya Andrea sambil memoles lipgloss pink pucat pada bibir mungilnya. Pria itu menyipit.
“pesta kebun?”
“seorang model kenalanku, Alex Pendeghast, dia selalu mengundangku diacara lelang tahunannya. Dia mengoleksi banyak barang langka yang unik dari seluruh dunia. Dia selalu mengundang para petinggi di London. kau mau datang bersamaku?” tanya Andrea dengan nada riang sembari mengenakan sepatu kets berwarna sama dengan celananya. Wanita itu nampak casual sekali,membuat Alfian menggigil melihat kaki mematikan itu.

Alfian sudah tidak marah,tapi masih kesal. Ia mengenakan kemeja kerjanya agak gemetar mencoba menghilangkan bayangan kotor wanita ini saat beberapa menit lalu telanjang dan menari bersama air. Tuhan..
“aku sibuk” jawab Alfian singkat dan berharap bahwa dasi yang ia pasang tidak mecekik lehernya. Ia dapat mendengar dengusan Andrea sejenak dan sempat berbisik pada dirinya sendiri.
“aku pergi dengan William saja”
Lantas,Andrea menyadari keceplosannya. Otaknya sedang tidak singkron. Tidak tidak,ia biasa pergi dengan William saat muda dulu. Jadi mungkin ini sudah menjadi kebiasaan Andrea menyebut nama itu lagi, tapi sekarang dikondisi yang salah. Andrea tahu,Alfian disampingnya memandang tajam dan tak mengerti.

“..siapa?” tanyanya parau dan waspada. Andrea menggigit bibir—tak bisa menjawab.
Alfian sepenuhnya mengerti. Menembus tatapan elangnya itu untuk mengintimidasi Andrea.
“ohh jadi..namanya William? Kau tidur dengannya kan?” Pertanyaan macam apa itu? Mengapa Alfian bertingkah seolah dialah yang paling marah dan menuduh Andrea sembarang. Wanita itu melotot.
“apa? tidak. Kenapa kau menuduhku seperti itu? Aku tidak sama denganmu!” bentaknya tidak terima. Ekspresi Alfian mengejek—mengangkat kedua bahu dan menyeringai getir.

“coba kau ingat sekali lagi, Andrea. Apa mungkin kau tidak sadar sudah tidur dengan pria bangsat itu? siapa yang beberapa hari lalu tertangkap paparazi,berciuman di taman...hah sungguh menggelikan..” sambut Alfian dengan tawa aneh. Andrea tercengang. Kemana kemanisan dari pelukan hangat lelaki ini malam tadi? Secepat itukah pudar? Membuat Andrea sekarang tak akan pernah percaya dengan segala janji pria itu berikan.
“aku sudah bilang padamu..aku sudah putus dengannya..lagipula,tidakkah kau ingat semua yang pernah kau katakan padaku? Aturan permainan kita? Apa aku yang harus mengingatkanmu kembali,Alfi?” dengan nada lelah Andrea berani menantang suaminya tersebut. Menyadarkan Alfian dimana posisi mereka bermain. Tapi apa yang ia dapat? Alfian memasang raut sinis dan dingin.

“terserah kau mau berbuat apa. Aku tak akan peduli..” Ia lalu pergi dengan sejuta perasaan perih. Tuhan,apa Ben mengatakan kebenaran? Alfian berharap,itu semua salah. Alfian tidak dan tidak akan jatuh cinta dengan wanita ini. Mereka berbeda. Bukan tujuan Alfian. Tapi mengapa..ada rasa marah ketika harus melihat Andrea bersama dengan yang lain. Ini membingungkan. Rumit.
Andrea membanting pintu lemari kencang-kencang. Bodoh,masa bodoh! Ia juga tidak akan peduli dengan Alfian. Hanya karena ia lepas bicara,Alfian mengamuk kembali. Memangnya siapa dia? Berhak mengatur,toh pria itu juga suka sembarang bicara.

Ingat Andrea,dia hanya suami palsu. Kau juga tak usah repot-repot peduli dengannya. Bahkan meminta maaf. Ohh Andrea menyesal,mengapa ia bisa mudahnya meminta maaf pada pria berkepala batu itu. Andrea bersiap untuk pergi kerja,agak gusar mengambil ransel mahalnya dan meraih ponselnya. Ia teringat akan sesuatu. Memencet sebuah nomor,tapi menunggu beberapa menit,tidak ada jawaban. Apa dia sibuk ya?

“dengan kantor pengacara Mr William Stevan Moon. Ada yang bisa saya bantu?” seorang wanita bersuara ramah menjawab panggilan Andrea. Karena ponsel Willy tak kunjung diangkat,Andrea memutuskan untuk menelpon kantornya saja.
“ehmm bisakah aku disambungkan dengan Mr William sekarang?” tuntut Andrea seperti biasa. Menjadi wanita penuntut dan perfeksionis,itulah dia.
Sang sekertaris sedikit mengeluarkan pekikan kecil.
“maaf,Mr Moon sedang berada di luar kota,Miss. Mungkin kau ingin meninggalkan pesan? Saya akan menyampaikannya” tanyanya santai. Andrea meneleng. Alamat..
“apa kau tahu kapan dia kembali ke London?”
“jadwal ia kembali adalah hari Jumat. Tapi kami tidak bisa memprediksinya,Mr Moon bisa saja pulang lebih awal atau bisa jadi pulang lebih lama”

Nah..Sekarang Andrea tidak punya pasangan untuk ke acara lelang. Alfian dalam kondisi ngambek akut,William bekerja jauh disana. Dia menggeleng bosan. Melihat arloji dan seharusnya ia sudah berangkat sekarang.
“tidak usah. terima kasih”
“maaf,Miss. Saya berbicara dengan siapa..”
TUTTT.. Andrea berjalan kesal membanting pintu.

**o0o**

Dia memutuskan akan memakai gaun merah darah yang keren,elegan,dan pastinya mahal—dengan meneleng lesu. Bukan Andrea yang biasanya bila diundang dalam suatu pesta mewah. Bertemu orang-orang terkenal,popularitas,ajang pamer penampilan,gosip,wartawan,ohh sungguh itu sukaannya.
Tapi..argumen dan tolakan suaminya telah membuatnya tidak bersemangat untuk hadir.

“ohh tidak tidak,sayang. Kau harus datang! akan ada banyak koleksi perhiasan yang aku lelang disini. Kau akan melewatkannya?” pekik Alex,sang pengada pesta lelang mewah sekalikus sahabat dekat Andrea. Pekerjaannya ialah model laki-laki dimajalah dewasa. Wanita itu mendengus ditelponnya terdengar putus asa.
“Alex,aku tak punya pasangan” katanya frustasi.
“dimana suami terhebatmu itu?”
“dia..sibuk..” Andrea menarik-narik kain gaunnya manyun seperti gadis remaja.
“tak perlu pasangan. Hanya hadir dan ikuti pestaku. Kau akan menemukan ratusan laki-laki disana. Ayolah.. Mengapa kau jadi tidak seminat ini? Mau jadi suster di gereja ehh?”

Ohh sesungguhnya,Andrea baik-baik saja dengan tanpa pasangan . Karena percecokan dengan Alfianlah yang membuatnya untuk malas pergi.
“..entahlah..aku..sedang tidak ingin pesta..” jawabnya murung.
Terdengar Alex mendesah. “lalu ajak saja pengacaramu itu”
“William? dia sedang diluar kota dan tak bisa kuhubungi. Alex..aku..”

“aku menunggumu sejak tadi,mengapa kau belum siap?!” suara geraman kesal muncul tanpa diduga. Andrea berpaling. Disitulah berdiri pria yang menyebalkan. Bersandar pada kusen pintu,jas abu-abu gelap,kemeja hitam legam yang terbuka dua kancing atas. Ya ampun..nafas Andrea terhirup kasar dan ia hampir meneteskan air liurnya. Alfian nampak begitu tampan. Dengan wajah angkuh serta dingin.

“Andrea? kau disitu?” tanya Alex bingung. Andrea menjauhkan ponsel dan menutupnya dengan tangan.
“tentang apa?” tanya Andrea konyol. Pria berambut acak-acakan itu berdecak lelah menatap sembarang tempat.
“kalau tidak jadi datang ke pesta ya sudah” jawabnya dingin dan beranjak pergi.
“tunggu!!” Andrea menahannya,membuat Alfian harus berdiri menunggu lagi. Wanita itu gugup menyambung perbincangan dengan Alex.
“okey Alex,aku akan datang sebentar lagi” sedikit melirik Alfian di sudut matanya. Pria ganteng itu menyeringai lalu memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.

“10 menit lagi..” dan dia keluar. Andrea mengatupkan bibir menutupi kegembiraannya.
“okey,sayang. Kutunggu di kediamanku. Sampai jumpa”
“bye,Alex” Dia mencengkram erat ponselnya linglung harus melakukan apa. Tapi perlahan..senyum itu mengembang. Andrea menatap ke sekeliling. Oh tidak..sepuluh menit? Ia harus cepat berdandan. Dengan tergesa-gesa namun mahir,dia memoles wajahnya sendiri dengan segala make up briliant yang ia punya. Tertawa geli pada cermin yang membuat bayangan itu sangat cantik dan semakin cantik.

**o0o**

Malam itu,yang Alfian bisa lakukan hanyalah berdoa agar ia tidak lepas kendali dalam menyetir. Berharap ia tidak membelokkan setir tiba-tiba pada mobil lain hanya karena melirik paha mulus yang tersampir disamping duduknya. Bodohnya bos satu ini. Mengapa ia tak menggunakan sopir? sok-sok an mau menyetir sendiri. Lihat kan,Andrea yang luar biasa menakjubkan kecantikkannya membuat akal cerdasnya lenyap tak bersisa. Yang ada hanya gairah,nafsu,ingin bercinta,disini,dimobil!

Wanita itu duduk dengan tenang. Wajahnya memancarkan aura seksi,menatap pemandangan malam dari kaca mobil,dan tidak sadar kalau penampilannya membuat Alfian rusak. Rambut berkeriting gantung tergerai indah, Gaun merah berpotongan rendah dibagian dada,satu tali tebal terikat dipunggung dengan bahu yang putih terbuka. Panjang gaunnya sih hampir semata kaki. Tapi belahannya..mencapai paha atas yang sangat-sangat merangsang siapapun. Entah pria maupun wanita. Dan kali ini,Alfianlah orang pertama yang terangsang hebat.

Tamu yang hadir merupakan manusia kelas atas yang mengaku kenal dekat dengan sang pemilik pesta. Semuanya berkilau,gemerlap,dan ekslusif hanya untuk sebuah acara lelang. Ketika pasang mata jelalatan menatap Andrea menggoda,genit,maupun merayu,dengan posesif dan sembarangan,tangan kokoh pria itu terjulur melingkar dipinggang ramping wanitanya.
“aku ingin acara ini segera selesai dan kita bisa pulang” keluhan kecil Alfian yang sebal membuat Andrea melongo dan berikutnya ia terkekeh manis. Apalagi merasakan pelukan suaminya itu bertambah erat. Ia membalas pria itu dengan mendekatkan tubuhnya yang beraroma mawar ke tubuh beraroma maskulin tersebut.

“itu Alex” tunjuk Andrea riang yang membuat Alfian berpaling. Rambut pirang terang,tingginya seinci lebih pendek dari dirinya. Kemeja biru dengan jaket bad boy hitam,celana jeans necis,dan cara jalannya yang Alfian benci melihat itu. Pria itu mengeluarkan deretan gigi putih,keluar dari kerumunan lain,membawa gelas kristal sampagne,dan memeluk tubuh kecil Andrea.Wow dia HOT!
“kau datang sayangku. akhirnya..” ia tertawa lebar-lebar seakan dunia miliknya sendiri.
“kau sudah puas? Tapi terima kasih telah memaksaku datang” seru Andrea memukul perutnya santai. Alfian mengernyit heran,seberapa dekatkah model majalah porno ini dengan istrinya?

“kembali,sayang. Dan ini...pasti suami hebatmu..Mr..” Alex menampilkan tatapan mengingat disambut uluran tangan dingin Alfian.
“Alfian James Dunkan,Sir. Terima kasih”
“ahaha ya. Mr Dunkan,kembali. Aku Alex Pendeghast. Kau bisa panggil aku..Lexy” yaikksss sumpah. Alfian baru saja melihat mata menggoda dari si pirang. Apakah Alfian sangatlah ganteng sehingga mampu menarik hati seorang jantan? Dia mengkerutkan kening jijik melepas jabatan tangannya. Alex tertawa dan Andrea tersenyum kecut.
“Alex..gay,Alfi..”

SUDAH KUDUGA! DIA JANTAN JADI-JADIAN!
Alex melambaikan satu tangan kocak dengan sisa tawanya yang lebar. Menyaksikan raut Alfian yang berubah drastis.
“maaf kan aku,Mr Pendeghast. Aku tidak. Ya kan sayang?” sepenuhnya Andrea linglung ketika bibir tebal itu mencium bibirnya mesra. Hanya satu kecupan,tapi sudah membuat gairahnya yang sempat tidur,meletup. Betapa ia merindukan sentuhan suaminya.
Si pirang menggelengkan kepala,tersenyum ramah melihat kebahagiaan terpancar dari pasangan ini. Bahagia apanya..
“aku tahu. Dan sayangku inilah yang menjadi tautanmu,Mr Dunkan..” Kepala Alfian miring setuju.
“aku harus pergi,sayang. Aku mau menyambut yang lain. Bersenang-senanglah,kau juga Mr Dunkan”
“bertemu di acara inti” ucap Andrea membiarkan bocah tengil itu berjalan pergi. Ia kembali berpaling pada Alfian yang lebih banyak diam,menyeringai geli dan menggenggam tangannya.


“apa kau baik?” Alfian mengangkat kedua bahu melengos.
“aku merinding” Membuat Andrea lagi-lagi tertawa lepas. Alfian melihat semua itu,ketika bibirnya tertarik lebar dan mengeluarkan suara tawa yang indah. Dia menyukainya,ia menyukai tawa,desahan lenguhan Andrea yang menggetarkan setiap relung jantungnya.
“ayolah kita ke dalam. Beberapa koleksi Alex dipamerkan dan dilelang..”
“apa pria itu selalu mengadakan pesta begini?” keduanya berjalan sembari bergandengan tangan.
Andrea mengangguk. “Setiap tahun. Ia cukup kaya dengan bisnis seperti ini. Dan Alex..” penjelasan Andrea terhenti. Matanya melebar terkejut,bibirnya terbuka dan suara bising disekitarnya memudar hilang. Suami disebelahnya memandang heran,apa yang dilihat? Ketika ia mengikuti arah tatapan Andrea,darah berpacu lebih cepat seolah akan pecah. Sepenuhnya membeku.

“William?” Entah sebuah firasat magis darimana,pria tak kalah gagah itu menoleh dari percakapannya dengan seorang kerabat. Menjalin satu pandangan kagum pada Andrea  dan ia tersenyum terpesona.
“Andrea..kau..” tapi senyum itu menghilang. Langkahnya stop belum sempat menjangkau wanita yang ia cintai. Saat seekor serigala menatapnya buas seolah hendak mengoyak tubuhnya habis-habisan. William tahu siapa serigala ini. Dan begitu juga sebaliknya..Alfian tahu..siapa buaya ini..
Tubuh Andrea yang mungil terhimpit akan pandangan mematikan keduanya yang sama sekali tak berucap apapun. Alfian dan William,sama-sama ingin membunuh,hanya dengan koneksi tajam di mata mereka. Andrea menciut ngeri. Sialan,kenapa William muncul di waktu yang tidak tepat?
Dan Alfian..ohh sepertinya dia tahu William. Tentu saja tahu! Wajahnya muncul di headline news media,dengan judul besar “Selingkuhan Andrea Blunt!” Terima kasih.

Tubuh mungil itu terkepung oleh dewa kesucian dan dewa kejahatan.

“eggh..Willy kau..datang?” tanya Andrea ragu-ragu. Pria itu ikut menatap Andrea tajam bercampur tak suka. Jadi..dia bersama suaminya? Bagus.
“aku diundang nyonya besar. Kau lupa kalau Miss Pendeghast kenal dekat denganku ya,Andrea?” mampus kau. Andrea merutuki dirinya sendiri,mengapa ia memanggil William tadi.
“dan kau..membawa..seseorang,Andy?” William bertanya manis. Tapi nadanya terdengar sinis. Mengejek pada sudut matanya dan yang Alfian pancarkan ialah kemarahan besar. Benar,dia adalah selingkuhan Andrea yang itu!

Andrea yang salah tingkah,berusaha menetralkan nafasnya yang memburu. Mengapa ia harus gelisah? Ohh takut Alfian marah padanya lagi? Mimpi buruk!
“Willy,kenalkan. Ini..Alfian. dan Alfi,dia...” Sebelum melanjutkan perkenalannya,seorang Alfian yang nampak santai,tersenyum di sudut bibirnya seolah menantang—maju dan mengulurkan tangan.
“Alfian James Dunkan. Suami Andrea. Dan kau pasti William?” tanyanya terdengar meremehkan. Mati Andrea! Mengapa Alfian cerdas sekali.
Pria berjas putih itu menatap tak suka pada Alfian,meremas jabatan tangan itu seperti akan mengajaknya bergulat disini!
“kau tahu aku ya? William Steven Moon. sahabat,bisa dibilang..teman dekat Andrea..” ya Tuhan..tubuh Andrea benar-benar kisut diantara pria jangkung yang sejajar dengan sapaan pedas mereka. Dan disinilah Andrea. Bingung,terapit oleh dua pria yang ia BUTUHKAN..dan dia INGINKAN!

“Alex sempat bertanya,kenapa aku tidak bersamamu. Biasanya kan..kita selalu datang berdua” ujar William manis hanya terfokus pada Andrea. Bukan pada buaya busuk dihadapannya yang saat itu juga menatapnya garang. Wanita itu mengkerut sebal.
“maaf,tapi tentu saja ia tak akan mengajakmu pergi. Ada aku,jadi akulah yang diajaknya. Ayo,sayang. Acara akan segera dimulai” balasan yang sungguh tak ingin didapatkan Williiam,sebelum Alfian menggandeng tangan kecil tersebut—atau menyeret dengan paksa—dia menyempatkan diri untuk mencium lagi bibir berlipstik milik Andrea. Darah panas mengalir akan kecemburuan. Ia benci pria ini,suami palsu Andrea! Enyahlah kau!
“William..aku..pergi dulu..”

Tanpa ada pelukan hangat,kedua pasangan yang paling dibenci William,pergi. Terlihat mesra dan serasi. Beberapa kilatan kamera kuli tinta sejenak mengabdikan pasangan sensasional tersebut. Dan ketika suatu sinar cepat,William sadar. Dia akan dijadikan berita di tabloid besok. Selingkuhan Andrea akhirnya bertemu dengan suami asli Andrea! Sial. Ia segera beranjak dari situ.

**o0o**

“Terjual..! Selamat untuk Tuan kaya yang disana” tepuk tangan riuh yang membosankan Alfian bergemuruh seolah itu acara tahun baru. Dia mulai suntuk. Tak suka dengan pesta begini. Lebih bagus ia ke klub,minum vodka,dan lagi...sejak pertemuan dengan pria memuakkan tadi,moodnya menjadi sangat turun. Bahkan Andrea tak berniat menjelaskan. Sudahlah,toh Alfian tak ingin mendengarnya. Ia hanya diam dan murung. Istrinya dapat merasakan itu. Mengerucutkan bibir dan berbisik.
“kenapa?”
Alfian melengos jenuh.”aku bosan. Bisakah kita pulang lebih awal?”
Dia mengerutkan kening heran. “kalau bosan pulang saja sendiri” sungguh jawaban yang tak ingin Alfian dengar. Jadi..Andrea ingin pulang bersama pria itu?!
“ohh..lalu kau bisa pacaran lagi dengannya?! Itu tujuanmu?!” desis Alfian ditengah-tengah mc yang membuat suatu penawaran—entahlah barang apa. Andrea tak memperhatikan,perutnya melilit merasakan nada menantang sang suami.
“aku sudah putus dengannya,Alfian!”
“tapi nyatanya?” tanya Alfian tersenyum mengejek. Wanita itu menggeleng frustasi.
“dia sahabatku! Bukan berarti aku akan benar-benar menjauh darinya!”

“apa matamu buta? Lihat ratusan paparazi didekat kita! Aku yakini fotomu yang jelek itu akan terpampang bersama pecundang itu!”
“STOP! Aku benci sifat kekanak-kanakanmu!” Andrea menarik keras tangan kirinya yang sejak tadi dicengkram kuat oleh Alfian. Menggeser duduknya,menjauh dan marah. Berani-beraninya Alfian membuat adegan disini. Banyak orang,itu memalukan dan Andrea tidak suka itu. Ia hampir saja berdiri kalau tidak karena Alex muncul di panggung dengan membawa mic,tersenyum sumringah.
Dan tanpa kedua pasangan sombong itu sadari,diseberang sana,William,mengawasinya serius. Tajam,dan tersenyum menang.Ia memang kalah tak bisa mendapatkan Andrea. Tapi satu yang pasti,Alfian sebenarnya juga bukan pemenang!

“Kau memiliki suatu barang menakjubkan untuk dilelang,Alex?” Mc bertanya penasaran. Alex si gay itu terkikik dalam microphone. Membuat para tamu ikut tertawa.
“ya. Suatu barang langka kebanggaanku. Hanya ada satu dan sulit mendapatkannya. Siapapun yang menawar dengan harga sangat tinggi,aku akan merelakannya..” ujar Alex senang.
Andrea mencoba menyimak setiap kata yang diucapkan sahabatnya itu. Tidak menghiraukan pria yang disamping—yang sibuk melototinya kesal.
“baiklah! Ini dia..dibuka dengan harga..?”
“40 juta dolar!”

Seruan Alex disertai sebuah meja berkain gelap muncul diiringi sorot lampu putih terang. Hingga membuat bibir Andrea terbuka kagum. Matanya berkilau bagai harimau mendapatkan mangsa.
“Diamond of Scar.Kalung berlian yang Alex dapatkan dari penjelajahannya di Rusia. Dulu..kalung ini dimiliki oleh ratu Rusia pertama. Lalu beberapa bangsawan yang lain mencoba mencuri serta memperebutkannya. Tak ada kisah indah dibalik kalung berlian ini. Namun..kau akan terasa indah bila memakainya..untuk para wanita..wuuu siapkan uang kalian..” rayu MC gembira. Hati Andrea membucah melihat perhiasan itu. Kalung perak berbandul berlian biru bundar bertengger angkuh dimanekin. Ia hampir saja mengangkat tangannya tapi..

“55 juta!” semua menatap kepada orang itu. Termasuk Alfian yang tercengang bukan main. William menawarkan pertama. Tersenyum puas,lalu bola mata lembut kembali pada Andrea yang terkejut. William? Ia tersenyum hangat dan menggunakan bahasa tubuh..jari telunjuknya menunjuk pada Andrea dengan pesan angin..For you..
APA? Alfian melihat itu! Hidungnya melebar mengeluarkan asap marah dan kecemburuan. Ketika Andrea malah menggeleng tidak menyangka pada musuhnya,Alfian menggeretakkan gigi lalu..
“60 juta!”
WAHHH..para tamu berwah ria dengan aksi gratis ini. Alfian menyeringai puas pada William. Dia menyipitkan mata kesal,ia tak akan kalah oleh plaboy oversex itu.
“70”
“85!”
“92! Andrea tak bisa berbuat apa-apa. Bibirnya tercekat. Ia ingin sekali menyela,tapi tak ada ruang bagi dua pria yang terngah berduel berebut sebuah kalung? Untuk apa?
MC nampak kebingungan dengan tawaran William yang paling akhir,ketika pandangan menusuk Alfian ditujukan olehnya. Keningnya berperluh.
“well,92 juta dolar..untuk tuan berjas putih disana. Ada..tawaran lain?”

“100 juta!” Mata Andrea tidak melotot. Hanya redup tidak mengerti. Sebuas inikah Alfian berebut mainan dengan pria lain?
“atau akan kutambahi,110?” katanya lantang ditengah kesunyian acara. MC itu berdeham sejenak,melirik Alex yang terkekeh geli sembunyi-bunyi.
“110 juta dolar. TERJUAL..untuk Mr..”
“Dunkan!” tepuk tangan riuh menggema seperti menyudutkan William yang melongo tak percaya. Dia kalah. Dia dipaksa kalah oleh Alfian. Apa hebatnya dia? William hanya duduk membeku,menatap pahit pada Alfian yang tersenyum lebar seolah-olah ia mencetak poin tertinggi dalam permainan bola sekolah.

Setelah menerima banyak sanjungan, ia berpaling. Semakin menyeringai seksi saat Andrea membuka bibirnya tak bisa berucap apapun. Ekspresi tak terbaca,dengan segala kemarahan yang bersisa dan juga tak menyangka.
“menghilangkan rasa bosanku” papar Alfian senang.
“lalu kau apakan kalung wanita itu?” Andrea bertanya risih. dalam hati..ia berharap kalau Alfian membelinya karena untuk dirinya. Tapi..
“entah..mungkin kubuang..aku tak begitu suka berlian..”
Gagal total! Sia-sia Andrea berharap. Pria ini tak akan peka. Wanita itu mendesah bengis,menatap yang lain. Tidak ingin terlibat dalam kemenangan pria itu. Alfian sungguh tidak dapat ditebak.

**o0o**

Baru saja Alfian tiba,ketika Andrea sedang duduk di ruang tamu. Bersama Naomi,dan dia tengah membaca sebuah dokumen dengan amat serius. Ia melonggarkan dasi kerjanya ketika melewati mereka.
“apa itu?”
“kontrak kerja” jawab Andrea cuek memegangi keningnya seolah akan pecah—tanpa melihat sang suami. Ohh..Alfian hendak pergi ke atas ketika kupingnya tak sengaja menangkap sebuah perkataan yang haram bagi dirinya.
“baiklah.aku terima naked photoshoot itu” suara yang seksi nan dingin berpengaruh kepada indra kesetanan Alfian yang tidak jadi menapak pada tangga. Ia dapat melihat,manajer sok pintar itu tersenyum lebar seolah dapat lotre.

“kau akan sangat memikat seluruh masyarakat London..kau bisa mengalahkan Paris Hilton,Andy” pekik Naomi gembira bertepuk tangan riang. Wanita itu melirik seluruh tubuhnya sendiri dengan bangga. Mengedikkan mata genit nan sombong.
“akan kutunjukkan seluruh tubuh cantikku..”
“TIDAK AKAN KUIZINKAN!!”


APA? Suara itu menggelegar mengalahkan petir membuat Naomi terlonjak sangat dan Andrea..tercengang. Alfian berjalan cepat dengan nafas terengah,mendekati istri liciknya itu dan serta menatapnya buas.
“apa maksudmu?” jerit Andrea tak terima.
“..Kau..tidak akan menerima pekerjaan kotor itu!”  Desis Alfian mencekam.
“siapa kau berani-beraninya mengaturku?!”
“aku suamimu,Andrea! Aku bisa melakukan apa saja untuk menggagalkan foto telanjangmu itu! Kau..tidak akan kubiarkan..” Kedua orang keras kepala ini sama-sama mendelik marah. Andrea yang benci akan aturan curang Alfian, dan Alfian yang marah karena merasa tidak mau pria lain bernafsu hanya gara-gara memandang tubuh telanjang wanitanya. MILIKNYA!
“aku tak peduli padamu! Ini bukan pekerjaan kotor,ini kesempatan emasku didunia model! Hanya karena kau..aku tak akan berhenti! Jadi tutup mulutmu dan MUNDUR!” Andrea melengkingkan suara sumbangnya. Mengepalkan tangan ketika ia sadar,tantangan itu..membuat Alfian terkesiap..mengabulkan permintaannya.

“ya..kau benar..kau tak peduli padaku,tapi aku..peduli padamu..terserah,kau mau berbuat apa..kali ini aku juga tak akan peduli padamu!” bisik Alfian menyerah tepat saat bibir mereka yang hampir bersentuhan,lalu menjauh..pergi..bayangan punggung yang dirindukan dan dibenci Andrea..benar-benar pergi. Ia frustasi,dia mengumpat kata-kata kotor. Sejak hidup dengan buaya itu,Andrea merasa terkontrol. Jiwanya yang bebas dipenjara dan diperbudak oleh seorang Alfian?! Sialan! Andrea membanting dokumen projek foto telanjangnya—ke meja dengan keras. Wajahnya sangat terlihat marah besar. Lagi-lagi..ia harus dijauhi oleh suaminya itu..

“kau masih tetap akan menerima pekerjaan ini kan?” suara Naomi mengalihkan kekesalannya. Menatap Naomi yang raut mukanya tegas,dan seolah mengatakan ‘jangan menuruti perintah pria itu!’. Andrea bercekak pinggang,mengatur nafasnya yang kasar karena pertengkaran.
“tentu saja. sudah kubilang aku tak akan berhenti hanya karena ..dia..” sang menajer menyeringai puas. Lihat Alfian!Andrea itu bukan wanita polos lugu yang bisa kau kendalikan seperti yang lain! Dia angkuh,dan dia suka kesempatan langka ini.
Wanita itu menghempaskan tubuh kakunya ke sofa besar dengan keras. Melempar sepatu kencang-kencang seakan ia menimpuk bocah nakal yang ada dilantai atas dengan segala rasa ngambeknya!

**o0o**

Dia bukanlah tawanan. Dia bukan narapidana. Dia bukan tersangka yang siap dihukum mati. Tapi mengapa Naomi merasa seperti itu? Diseret paksa ke sebuah gedung yang baginya saat ini seperti penjara disudut pulau terpencil. Segala kesibukannya ia tinggalkan dan akhirnya terhambat hanya karena satu..
Pria tinggi itu,duduk mengerikan bersama aura angkuh-geramnya dikursi panas. Menatap tajam seolah Naomi itu santapan siang. matilah kau..

“aku harus membayarmu berapa agar kau bisa membatalkan kerjaan kotor Andrea,Naomi?” nada serak yang terdengar menyengat,Alfian membuka bolpoin peraknya,siap untuk menulis cek beratus juta—mungkin. Naomi sudah tahu,tujuan Alfian membawanya kemari hanya untuk ini. Ia mendengus dan mengejek.
“tak akan bisa kau melakukan itu padaku,Mr Dunkan!” jawaban yang salah. Membuat kemarahan Alfian kini memuncak. Dia menggebrak meja kerjanya dan bangkit bersiap bertarung—demi wanitanya.
“bisa-bisanya kau memberi pekerjaan menjijikkan itu padanya! aku SUAMINYA! Aku berhak untuk mengatur Andrea apapun itu. Bukan kau! Foto telanjang? Aku tidak ingin setiap pria meneteskan air liur pada tubuh ISTRIKU..”
“Dia Menolaknya!!” suara jeritan yang tak kalah lantang. Apa? Apa tadi..yang ia katakan? Alfian mengernyit bingung diiringi aliran darah yang berhenti.

Naomi memasang raut masam yang berlebih. Menerima banyak ancaman dari bermacam pihak.
“..apa katamu?” tanya Alfian tidak paham yang disambut desisan lelah.
“istrimu yang plinplan itu ntah kenapa berubah pikiran. Untuk dirimu..terima kasih Mr Dunkan yang terhormat. Kau sudah membuatku diamuk satu gedung agensi kami,gagalnya kesempatan besar dimana Andrea bisa menapaki karir yang lebih tinggi. Itu musnah..semua karena suami bodohnya!!”
“Jadi..dia..menolak?” semua ceramah Naomi tidak masuk ke dalam otak Alfian yang luar biasa cerdas. Hanya satu yang ia tangkap. Andrea menolak? Iya kan?

“kau dan dia sama-sama stress. Aku pergi! Terima kasih lagi padamu karena logam emasku tidak jadi terkirim. Aku gagal jadi kaya!” Naomi dengan nafas memburu seperti habis berlari marathon,pergi mendobrak pintu gagah ruang kerja Tuan muda Dunkan tersebut—yang saat ini..hampir pingsan. Kedua tangannya bersandar  pada meja,membungkuk dan merenung. Ia tak peduli,mau karirnya hancur atau tidak. orang-orang yang tidak mendukung. Tapi..Andrea menolak? Dia menuruti kemauannya?
Senyum yang beberapa hari ini menghilang,muncul lagi. Senyum senang khas Alfian,menyeringai genit,lalu serakah. Ya..dia serakah..sangat serakah pada Andrea.

**o0o**

Langkah lesu itu terus bergemelatuk pada sepatu berhaknya. Andrea kesal setengah mati. Ia sendiri juga tak tahu,apa yang membuatnya kesal. Sikapnya yang nyeleneh seperti bukan Andrea atau..dia menyanggupi perintah banteng itu? Sialan. Sejak pertemuan dengan William,lalu masalah ini..bencinya semakin meningkat. Darimana asalnya tingkah ini—ketika ia dengan ragu-ragu menolak pekerjaan yang sudah ia dambakan? Wow..tubuh eksotisnya gagal dipamerkan pada seluruh orang.

Andrea baru saja berniat untuk mengasingkan diri sebelum pria itu pulang,tapi...yang ia hindari malah muncul seperti setan disana. Bersandar santai pada pintu kamar,menyekap tangan didada,kemeja hitam tampan yang digulung dan dibuka dua kancing atas, wajah bak dewa Yunani yang menyeringai senang melihat kehadiran Andrea. Gigi wanita itu bergemelatuk. Ia kalah,mengapa..mengapa sih ia selalu jatuh pada kontrol Alfian? Bukankah ia sudah berniat untuk tidak peduli dan tidak akan memikirkan urusan pria ini?!

“aku menunggumu pulang,sayang..” kata-kata sambutan yang malah memanaskan kobaran api dihati Andrea.Rahang yang mengeras, Jalannya seperti berlari dan dia sepenuhnya mengacuhkan pria ganteng itu. Ia sengaja menabrakkan sebelah bahunya keras dan berlalu ke dalam kamar. Alfian terkekeh,istrinya kini yang ngambek. Bagaimanapun..ia suka.. Lupakan masalah cinta konyol Benjamin tempo lalu. Alfian sungguh menyukai situasi ini. Perasaannya meluap hebat mendengar penolakan Andrea pada kerjaan kotor itu. Rasanya asik.
Mata pria itu melirik ke sekitar,sebelum menutup pintu,ada senyum mesum yang tersembul disudut bibirnya dan pintu pun dikunci.


Saat ia masuk,Andrea sedang melepaskan blazer hitamnya,membuangnya kencang lalu mencari sebuah pakaian tenang untuk tidur. Lebih tepatnya sih mengoyak isi lemari. Dia berjalan tenang,bersandar lagi pada lemari,menatap lembut pada wanita yang memasang muka ingin berkelahi,garang. Tapi toh dia sama sekali tak mau bicara pada Alfian brengsek.
“kau mengambil keputusan yang benar,kau tahu,cantik?” Andrea dapat melihat alis tebalnya terangkat penuh kemenangan,ia tak tahan! Sungguh tak tahan. Dia bukan wanita yang suka memendam amarah. kalau marah ya marah saja.
“jangan menyombongkan diri dulu. Aku menolaknya bukan untukmu..aku memikirkan bagaimana perasaan ibuku nanti melihat tubuh telanjangku terpampang di majalah sukaannya. Dan aku juga telah sadar..tidak akan aku menjual tubuh menawanku pada setiap bola mata pria bernafsu diluar sana. Itu rendah..aku tidak melakukan hal yang rendah seperti dirimu.” sahut Andrea manis dan kejam,tapi ia gagal bangga karena tak mendapat amukan pedas dari Alfian yang sangat ia tunggu-tunggu. Dia malah terkekeh sinis.

“kau benar! maka dari itu..aku akan memberimu hadiah”
“hadiah seperti apa sih yang bisa kau berikan? hmm? aku punya dunia dan aku bisa mendapatkan yang aku suka. Jadi hadiahmu mungkin tidak berarti apa-apa buatku..”
BRAKKK!!
Ocehan bengis Andrea berhenti sampai disitu. Punggungnya menempel pada pintu lemari merasa tubuhnya tersudut. Ketika banteng itu mendekat,mengunci tubuhnya sangat dekat,Andrea menatapnya waspada. Lengan kanan bersandar di atas kepala Andrea sedangkan lengan kiri bertengger manis di sabuknya. Mata hitam itu seolah menembus ke dalam jantungnya yang kini berdentam hebat. Ia tahu tatapan itu. Dan Andrea cukup familiar dengan sorot mata itu.

“hadiah dimana..kau tidak bisa mendapatkannya kecuali ketika kau bersamaku..”  Andrea sulitmenelan ludah . Badannya menggigil harus menerima nafas hangat yang keluar dari lubang hidung Alfian yang sangat dekat dengan wajahnya. Bibir mereka hampir bersentuhan,Andrea masih marah dan risih,ia memalingkan mukanya kesamping tapi Alfian bisa mendapatkannya kembali.
“akuilah,Andrea..hanya aku...yang bisa..memberimu..hadiah fantastis ini..”jari-jari panas itu turun dari cengkraman dagu,merambat pada bibir mungil manis Andrea yang terkesiap. Dan saat rangsangan sangat panas tiba saat rabaan itu menyentuh tenggorokannya,Andrea menantang dengan mengangkat dagu- berani.
“sebegitu yakin kah dirimu?”
“kau sungguh tak sabar ya? Mau kutunjukkan?”

Alfian menyeringai puas melihat jawaban dari bola mata Andrea yang melebar,dia membuka kancing kemejanya hanya dengan satu tangan. Andrea kembali berhadapan dengan dada bidang berotot yang paling tak bisa membendung nafsunya. Sialan,kenapa jadi begini?! Umpat Andrea dalam hati.
Setelah selesai,jemari itu kembali pada pekerjaan semula. Merayu sang wanita agar luluh ditangannya. Usapan pelan dan erotis berputar diseluk beluk rahanganya yang Andrea masih menahan desahan seksinya. Mata Alfian membuncah,bibirnya merekah senyum cabul dan menggiurkan. Belaiannya semakin turun dan turun..bermain dibelahan dada yang tersembul karena gaun ketat milik wanita itu. Ya tuhan..jari dan mulut Alfian terasa gatal untuk tidak mengecupnya.

Sengaja ia mengorek tempat indah itu dengan lihai,keluarlah erangan indah di telinga Alfian. Andrea menggeliat tanpa sadar yang mendekatkan dadanya itu pada tubuh Alfian yang tercium aroma pria jantan asli. Merasakan dirinya basah.
“Alfi..an..” lenguh Andrea terengah-engah hanya karena jari itu menyentuh meremas titik sensitif pada payudaranya. Pria itu melambung menang,iblis dari balik punggungnya pun ikut berbisik.
“nikmati hadiah dan hukumanmu dariku,sayang!”
Dan..gelap.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar