Created by Aii D.Luffi or Aii
Cicuit
Bab 9
Aroma kopi yang manis menusuk ke dalam hidung Alfian,membuat tidur
lelapnya terbangun. Agak linglung, ia mengerjap mata. Mengingat kejadian malam
tadi..ohh..
Kepalanya berpaling ke samping kanan dan mendapati wanita cantik
disitu, duduk ditepi ranjang, membawa satu mug putih dan meniup-niupnya dengan
sabar.
“sudah bangun?” tanya Andrea tenang. Alfian bangkit untuk duduk.
Mengusap rambut tebalnya yang acak-acakan melihat senyum cantik istrinya..ya
ampun,terasa aneh dan..hangat.
“apa kau..mau kopi?” tanya Andrea ragu-ragu. Wow,Alfian ingat semalam
Andrea berperilaku seperti istri sungguhan. Melepas pakaiannya untuk
tidur,menyelimutinya,dan kini..membawakan kopi selamat pagi? Tanpa
sadar,jantung Alfian berdegub kencang merasakan kebahagiaan yang lucu.
Dan entah otaknya habis terkena timpukan batu atau masih dalam keadaan
mabuk, dia memutuskan untuk berjalan dan tidur memeluk tubuh Andrea yang malam
tadi sudah terlelap dalam kesepiannya. Bergabung dengan istrinya di satu
selimut yang sama dan sempat menggeleng tak percaya. Kata Ben,dia jatuh cinta
pada Andrea? Begitukah? Kenapa begini.
“jam berapa ini?” tanya Alfian dingin dan datar. Mengkhawatirkan
perasaannya. Saat Andrea mendengar suara tak ramah dari Alfian,sebuah tusukan
cukup kuat menusuk dihatinya. Masih marahkah Alfian? Lalu..mengapa dia bisa
tidur disini kalau dia saja belum memaafkannya? Raut wajah wanita itu sedikit
cemberut.
“jam tujuh kurang lima”
Tanpa babibu Alfian beranjak bangkit dari ranjang dan berjalan menuju
kamar mandi. menutup pintu secara angkuh yang langsung menohok akal sehat
Andrea. Dia mengacak rambutnya kesal.
Kenapa sih pria itu sekarang jadi sok ngambek? Bukannya yang membuat
permainan rumah-rumahan ini dia? Yang menciptakan aturan kurang ajar itupun
juga dia. Dan kenapa sekarang Andrea merasa begitu bersalah. INI PERKAWINAN
PALSU!! Sadar Andrea sadar,kau juga tidak harus memikirkan si bodoh bermuka dua
itu.
Semua jeritan yang ada dipikiran Andrea keluar walau hanya dalam hati.
Menyuruhnya untuk tidak peduli dengan Alfian yang masih tidak mau memaafkannya.
Tapi..mengapa hatinya yang tidak pernah ia pakai—berkata lain? Kau bersalah
Andrea. Kau harus tetap mengejarnya. Dia sudah melakukan yang terbaik tapi
kau..tidak..dan kau mengabaikannya. Tidak tahukah kau kalau Alfian sedang
cemburu. Apa? Cemburu? Alfian..cemburu padanya? Benarkah?
Seluruh pernyataan dari hatinya yang bertolak belakang dengan pikiran
cerdas Andrea,bermusuhan. Dia tak tahu,harus meyakini dan menuruti yang mana.
Tapi tentu saja..seorang ratu seperti Andrea Blunt jelas memilih pikirannya
yang diatas batas rata-rata. Hanya saja..mengapa ia merasa terbuncah dengan sebuah
keyakinan..kalau Alfian..cemburu padanya.
Dari balik sinar lembut matahari pagi, ada sedikit senyum gembira
wanita itu, ia menggigit bibir dan meneguk kopinya perlahan—tak tahu harus
bagaimana melihat lelakinya..cemburu.
Alfian memejamkan mata setelah menyandarkan kepala pada bantalan bath
up. Air hangat menyelimuti seluruh tubuhnya yang telanjang beserta aroma
lavender dari sabun. Kepalanya pening, menerima beberapa kenyataan yang ia
dirasa konyol—seumur hidup. Tidak! Alfian tidak mungkin mencintai Andrea. Ia
hanya mengenalnya beberapa hari,dan kemudian perasaan suka pada wanita itu
hanyalah sebatas pelepas gairah belaka. Tak ada unsur lain.
Mungkin satu kepastian yang tidak bisa disangkal oleh seorang playboy
seperti Alfian,mengapa ia tidak ingin menikmati wanita lain semenjak dia
bersama Andrea? Padahal wanita itu licik,sombong,angkuh,suka merendahkan kaum
lemah,dan sok nomor satu. Apa karena sikap itulah yang menantang Alfian untuk
jatuh ke dalam jebakannya? Tidak,bukankah Alfian yang memasang jebakan beranjau
itu.
Cinta adalah sesuatu yang membosankan,buang-buang waktu dan terlalu
berlebihan. Lagipula,itu bukan termasuk misi dari tindakan Alfian. Sama sekali
tidak ada dalam daftarnya. Tapi mengapa..ia dapat bebas mengejek seseorang
seperti Ben yang percaya dengan cinta, tapi faktanya,ia galau memikirkan Andrea
yang sudah jatuh dipelukan pria lain. Merasa tidak rela,dan hak vetonya muncul
begitu saja. Alfian marah, bingung, tak bisa berbuat apapun. Tapi jelas,ia
hanya ingin Andrea seorang. Suatu kondisi asing yang belum pernah Alfian
rasakan.
Mengusap wajah dengan kedua tepalak tangan yang basah,ia menyisirkan
rambutnya ke belakang frustasi. Kalau ayah sampai tahu,mampuslah dia. Ia tidak
akan pernah bisa mencintai Andrea. Bahkan jika ia inginpun, ia tidak akan
pernah bisa.
Mata kelam tersebut terbuka dan menampakkan keterkejutan luar biasa.
Andrea masuk tanpa permisi,melenggang santai seperti tak pernah tahu kalau
Alfian sedang berendam disitu. Dalam air,ia merasa pangkal pahanya nyeri.
Bagaimana tidak? Andrea muncul hanya dengan bra hitam kecil tipis dan celana
dalam ungu berenda. Rambut cantiknya tergerai,membingkai seluruh paras ayu nan
sombong tersebut untuk berjalan cuek menuju shower. Membuat pangeran kecil
Alfian tanpa diminta,mengeras. Sialan,sudah berapa hari ia tidak menyetubuhi
Andrea? sejak pertengkaran itu,ia bahkan jarang pulang ke rumah.
Mulut Alfian terbuka layaknya orang bodoh terpesona,jakunnya sulit
turun untuk menelan ludah. Dalam kaca yang sedikit buram,terlihatlah Andrea dalam
posisi membelakangi Alfian yang masih menegang dibath up,menghadap ke kran
shower,meraih kaitan branya dan..ia lepas. Wanita itu membuangnya ke luar
shower dan bra seksi tersebut teronggok lembut dilantai dimana Alfian
sepenuhnya terangsang dengan adegan yang menurutnya begitu erotis.
Ketika punggung Andrea nampak seksi,sungguh,Alfian ingin
menjilatnya,semuanya,tanpa ada sisa. Dia rindu melakukan sex tanpa ampun pada
Andrea. Celana dalam itupun juga Andrea buang ke lantai,mata Alfian melebar
penuh sinar,menyaksikan guyuran air jatuh diseluruh tubuh belakang Andrea
hingga kulitnya semakin berkilau. Saat Andrea mulai menggosok rambut dengan
shampo, tangan Alfian pun turun meraba miliknya sendiri. Nafasnya
terengah,bermain pada dirinya sendiri sembari melihat gerakan erotis wanitanya
disana,meliuk-liuk menggoda,padahal yang ia lakukan hanyalah mandi dalam posisi
membelakangi.
Erangan tidak nikmat Alfian keluar begitu saja tanpa bisa ia tahan saat
Andrea menggosok payudaranya—masih tidak membalikkan diri. tapi cukup membuat
Alfian membayangkan hal itu. Alfian terus bermain dengan pangeran kecilnya yang
menegak menggunakan tangannya sendiri yang sekarang usapannya semakin cepat. Ia
merasa kalau orgasme dari perbuatan menjijikkannya itu akan datang. Benar saja,Andrea
didalam shower tengah sibuk dengan pantat indahnya lalu keluarlah benih Alfian
tanpa adanya wadah. Bahkan lenguhan itu sama sekali tidak menunjukkan kalau
Alfian merasa puas. Tiba-tiba saja Alfian merasa risih dengan air
rendamannya,bercampur menjadi satu dengan cairannya. Itu menggelikan.
Andrea telah selesai mandi,rambutnya basah berkilau dan hanya
menggunakan handuk sebatas paha,ia melenggang keluar bersiap untuk gosok gigi.
Dililitkannya ujung handuk di belahan dadanya yang tersembul,sedikit merapikan
rambut lalu berkumur memeriksa gigi putihnya. Alfian masih saja mengawasi dari
bath up—dengan tajam dan pikiran campur aduk. Wanita ini sama sekali tidak
menyapanya mungkin sengaja menggodanya,begitukah? Ia tahu kelemahan Alfian
adalah tidak bisa menahan lama untuk tidak tidur dengan seorang wanita.
Merasa giginya sudah bersih,Andrea membungkuk pada wastafel berkeramik
tersebut untuk membuang sisa-sisa pasta gigi yang dimana Alfian harus menarik
nafas kasar melihat pantatnya terlihat lagi dan lagi. Apakah setelah ini,Alfian
kuat menahannya? Sebelum menjawab itu, Alfian dibuat tercengang karena memang
Andrea sedang mengabaikannya. Ia keluar kamar mandi tanpa repot-repot menatap
Alfian yang memerah karena menahan nafsu. Hentakan keras dan pukulan di air
membuat air itu menyibak kemana-mana. SIALAN!!
Baru kali ini Alfian memuaskan dirinya sendiri. Ia benci melakukan itu
dan sangat merasa jijik dengan dirinya sendiri. Andrea telah menjungkir
balikkan hidupnya. Sial sial sial,sekarang ia ingin sekali bercinta. Ia
harus,kalau tidak ia akan gila! Alfian menendang kakinya sendiri pada air dan
melangkah keluar cepat menghindari air hangat yang kotor tersebut. Melilitkan
handuk pada pinggang yang hanya menampilkan dada basahnya yang berotot kokoh,
lalu pergi menyusul wanita licik disana.
Ketika ia datang, Andrea sudah lengkap dengan kaos santai berwarna
putih dipadukan bersama hot pants ketat coklat tua. Dandanannya tipis membuat
ia nampak natural,semakin cantik dan tak tersentuh. Ia tengah memasang anting berlian
putih ditelinga sebelah kiri,memandang sejenak pada Alfian dan kembali menatap
cermin.
Alfian tiba-tiba tercenung. Apa yang akan ia katakan? Ia jadi bingung.
Salah tingkah,ia berjalan bak robot menuju ke lemari pakaiannya sendiri.
“besok malam ada pesta kebun. Apa kau mau ikut?” tanya Andrea sambil
memoles lipgloss pink pucat pada bibir mungilnya. Pria itu menyipit.
“pesta kebun?”
“seorang model kenalanku, Alex Pendeghast, dia selalu mengundangku
diacara lelang tahunannya. Dia mengoleksi banyak barang langka yang unik dari
seluruh dunia. Dia selalu mengundang para petinggi di London. kau mau datang
bersamaku?” tanya Andrea dengan nada riang sembari mengenakan sepatu kets
berwarna sama dengan celananya. Wanita itu nampak casual sekali,membuat Alfian menggigil
melihat kaki mematikan itu.
Alfian sudah tidak marah,tapi masih kesal. Ia mengenakan kemeja
kerjanya agak gemetar mencoba menghilangkan bayangan kotor wanita ini saat
beberapa menit lalu telanjang dan menari bersama air. Tuhan..
“aku sibuk” jawab Alfian singkat dan berharap bahwa dasi yang ia pasang
tidak mecekik lehernya. Ia dapat mendengar dengusan Andrea sejenak dan sempat
berbisik pada dirinya sendiri.
“aku pergi dengan William saja”
Lantas,Andrea menyadari keceplosannya. Otaknya sedang tidak singkron.
Tidak tidak,ia biasa pergi dengan William saat muda dulu. Jadi mungkin ini
sudah menjadi kebiasaan Andrea menyebut nama itu lagi, tapi sekarang dikondisi
yang salah. Andrea tahu,Alfian disampingnya memandang tajam dan tak mengerti.
“..siapa?” tanyanya parau dan waspada. Andrea menggigit bibir—tak bisa
menjawab.
Alfian sepenuhnya mengerti. Menembus tatapan elangnya itu untuk
mengintimidasi Andrea.
“ohh jadi..namanya William? Kau tidur dengannya kan?” Pertanyaan macam
apa itu? Mengapa Alfian bertingkah seolah dialah yang paling marah dan menuduh
Andrea sembarang. Wanita itu melotot.
“apa? tidak. Kenapa kau menuduhku seperti itu? Aku tidak sama
denganmu!” bentaknya tidak terima. Ekspresi Alfian mengejek—mengangkat kedua
bahu dan menyeringai getir.
“coba kau ingat sekali lagi, Andrea. Apa mungkin kau tidak sadar sudah
tidur dengan pria bangsat itu? siapa yang beberapa hari lalu tertangkap
paparazi,berciuman di taman...hah sungguh menggelikan..” sambut Alfian dengan
tawa aneh. Andrea tercengang. Kemana kemanisan dari pelukan hangat lelaki ini malam
tadi? Secepat itukah pudar? Membuat Andrea sekarang tak akan pernah percaya
dengan segala janji pria itu berikan.
“aku sudah bilang padamu..aku sudah putus dengannya..lagipula,tidakkah
kau ingat semua yang pernah kau katakan padaku? Aturan permainan kita? Apa aku
yang harus mengingatkanmu kembali,Alfi?” dengan nada lelah Andrea berani
menantang suaminya tersebut. Menyadarkan Alfian dimana posisi mereka bermain.
Tapi apa yang ia dapat? Alfian memasang raut sinis dan dingin.
“terserah kau mau berbuat apa. Aku tak akan peduli..” Ia lalu pergi
dengan sejuta perasaan perih. Tuhan,apa Ben mengatakan kebenaran? Alfian berharap,itu
semua salah. Alfian tidak dan tidak akan jatuh cinta dengan wanita ini. Mereka
berbeda. Bukan tujuan Alfian. Tapi mengapa..ada rasa marah ketika harus melihat
Andrea bersama dengan yang lain. Ini membingungkan. Rumit.
Andrea membanting pintu lemari kencang-kencang. Bodoh,masa bodoh! Ia
juga tidak akan peduli dengan Alfian. Hanya karena ia lepas bicara,Alfian
mengamuk kembali. Memangnya siapa dia? Berhak mengatur,toh pria itu juga suka
sembarang bicara.
Ingat Andrea,dia hanya suami palsu. Kau juga tak usah repot-repot
peduli dengannya. Bahkan meminta maaf. Ohh Andrea menyesal,mengapa ia bisa
mudahnya meminta maaf pada pria berkepala batu itu. Andrea bersiap untuk pergi
kerja,agak gusar mengambil ransel mahalnya dan meraih ponselnya. Ia teringat
akan sesuatu. Memencet sebuah nomor,tapi menunggu beberapa menit,tidak ada
jawaban. Apa dia sibuk ya?
“dengan kantor pengacara Mr William Stevan Moon. Ada yang bisa saya
bantu?” seorang wanita bersuara ramah menjawab panggilan Andrea. Karena ponsel
Willy tak kunjung diangkat,Andrea memutuskan untuk menelpon kantornya saja.
“ehmm bisakah aku disambungkan dengan Mr William sekarang?” tuntut
Andrea seperti biasa. Menjadi wanita penuntut dan perfeksionis,itulah dia.
Sang sekertaris sedikit mengeluarkan pekikan kecil.
“maaf,Mr Moon sedang berada di luar kota,Miss. Mungkin kau ingin
meninggalkan pesan? Saya akan menyampaikannya” tanyanya santai. Andrea
meneleng. Alamat..
“apa kau tahu kapan dia kembali ke London?”
“jadwal ia kembali adalah hari Jumat. Tapi kami tidak bisa
memprediksinya,Mr Moon bisa saja pulang lebih awal atau bisa jadi pulang lebih
lama”
Nah..Sekarang Andrea tidak punya pasangan untuk ke acara lelang. Alfian
dalam kondisi ngambek akut,William bekerja jauh disana. Dia menggeleng bosan.
Melihat arloji dan seharusnya ia sudah berangkat sekarang.
“tidak usah. terima kasih”
“maaf,Miss. Saya berbicara dengan siapa..”
TUTTT.. Andrea berjalan kesal membanting pintu.
**o0o**
Dia memutuskan akan memakai gaun merah darah yang keren,elegan,dan
pastinya mahal—dengan meneleng lesu. Bukan Andrea yang biasanya bila diundang
dalam suatu pesta mewah. Bertemu orang-orang terkenal,popularitas,ajang pamer
penampilan,gosip,wartawan,ohh sungguh itu sukaannya.
Tapi..argumen dan tolakan suaminya telah membuatnya tidak bersemangat
untuk hadir.
“ohh tidak tidak,sayang. Kau harus datang! akan ada banyak koleksi
perhiasan yang aku lelang disini. Kau akan melewatkannya?” pekik Alex,sang
pengada pesta lelang mewah sekalikus sahabat dekat Andrea. Pekerjaannya ialah
model laki-laki dimajalah dewasa. Wanita itu mendengus ditelponnya terdengar
putus asa.
“Alex,aku tak punya pasangan” katanya frustasi.
“dimana suami terhebatmu itu?”
“dia..sibuk..” Andrea menarik-narik kain gaunnya manyun seperti gadis
remaja.
“tak perlu pasangan. Hanya hadir dan ikuti pestaku. Kau akan menemukan
ratusan laki-laki disana. Ayolah.. Mengapa kau jadi tidak seminat ini? Mau jadi
suster di gereja ehh?”
Ohh sesungguhnya,Andrea baik-baik saja dengan tanpa pasangan . Karena
percecokan dengan Alfianlah yang membuatnya untuk malas pergi.
“..entahlah..aku..sedang tidak ingin pesta..” jawabnya murung.
Terdengar Alex mendesah. “lalu ajak saja pengacaramu itu”
“William? dia sedang diluar kota dan tak bisa kuhubungi. Alex..aku..”
“aku menunggumu sejak tadi,mengapa kau belum siap?!” suara geraman
kesal muncul tanpa diduga. Andrea berpaling. Disitulah berdiri pria yang
menyebalkan. Bersandar pada kusen pintu,jas abu-abu gelap,kemeja hitam legam
yang terbuka dua kancing atas. Ya ampun..nafas Andrea terhirup kasar dan ia hampir
meneteskan air liurnya. Alfian nampak begitu tampan. Dengan wajah angkuh serta
dingin.
“Andrea? kau disitu?” tanya Alex bingung. Andrea menjauhkan ponsel dan
menutupnya dengan tangan.
“tentang apa?” tanya Andrea konyol. Pria berambut acak-acakan itu
berdecak lelah menatap sembarang tempat.
“kalau tidak jadi datang ke pesta ya sudah” jawabnya dingin dan
beranjak pergi.
“tunggu!!” Andrea menahannya,membuat Alfian harus berdiri menunggu
lagi. Wanita itu gugup menyambung perbincangan dengan Alex.
“okey Alex,aku akan datang sebentar lagi” sedikit melirik Alfian di
sudut matanya. Pria ganteng itu menyeringai lalu memasukkan kedua tangan ke
dalam saku celana.
“10 menit lagi..” dan dia keluar. Andrea mengatupkan bibir menutupi
kegembiraannya.
“okey,sayang. Kutunggu di kediamanku. Sampai jumpa”
“bye,Alex” Dia mencengkram erat ponselnya linglung harus melakukan apa.
Tapi perlahan..senyum itu mengembang. Andrea menatap ke sekeliling. Oh
tidak..sepuluh menit? Ia harus cepat berdandan. Dengan tergesa-gesa namun mahir,dia
memoles wajahnya sendiri dengan segala make up briliant yang ia punya. Tertawa
geli pada cermin yang membuat bayangan itu sangat cantik dan semakin cantik.
**o0o**
Malam itu,yang Alfian bisa lakukan hanyalah berdoa agar ia tidak lepas
kendali dalam menyetir. Berharap ia tidak membelokkan setir tiba-tiba pada
mobil lain hanya karena melirik paha mulus yang tersampir disamping duduknya.
Bodohnya bos satu ini. Mengapa ia tak menggunakan sopir? sok-sok an mau
menyetir sendiri. Lihat kan,Andrea yang luar biasa menakjubkan kecantikkannya
membuat akal cerdasnya lenyap tak bersisa. Yang ada hanya gairah,nafsu,ingin
bercinta,disini,dimobil!
Wanita itu duduk dengan tenang. Wajahnya memancarkan aura seksi,menatap
pemandangan malam dari kaca mobil,dan tidak sadar kalau penampilannya membuat
Alfian rusak. Rambut berkeriting gantung tergerai indah, Gaun merah berpotongan
rendah dibagian dada,satu tali tebal terikat dipunggung dengan bahu yang putih
terbuka. Panjang gaunnya sih hampir semata kaki. Tapi belahannya..mencapai paha
atas yang sangat-sangat merangsang siapapun. Entah pria maupun wanita. Dan kali
ini,Alfianlah orang pertama yang terangsang hebat.
Tamu yang hadir merupakan manusia kelas atas yang mengaku kenal dekat
dengan sang pemilik pesta. Semuanya berkilau,gemerlap,dan ekslusif hanya untuk
sebuah acara lelang. Ketika pasang mata jelalatan menatap Andrea
menggoda,genit,maupun merayu,dengan posesif dan sembarangan,tangan kokoh pria
itu terjulur melingkar dipinggang ramping wanitanya.
“aku ingin acara ini segera selesai dan kita bisa pulang” keluhan kecil
Alfian yang sebal membuat Andrea melongo dan berikutnya ia terkekeh manis.
Apalagi merasakan pelukan suaminya itu bertambah erat. Ia membalas pria itu
dengan mendekatkan tubuhnya yang beraroma mawar ke tubuh beraroma maskulin
tersebut.
“itu Alex” tunjuk Andrea riang yang membuat Alfian berpaling. Rambut
pirang terang,tingginya seinci lebih pendek dari dirinya. Kemeja biru dengan
jaket bad boy hitam,celana jeans necis,dan cara jalannya yang Alfian benci
melihat itu. Pria itu mengeluarkan deretan gigi putih,keluar dari kerumunan
lain,membawa gelas kristal sampagne,dan memeluk tubuh kecil Andrea.Wow dia HOT!
“kau datang sayangku. akhirnya..” ia tertawa lebar-lebar seakan dunia
miliknya sendiri.
“kau sudah puas? Tapi terima kasih telah memaksaku datang” seru Andrea
memukul perutnya santai. Alfian mengernyit heran,seberapa dekatkah model
majalah porno ini dengan istrinya?
“kembali,sayang. Dan ini...pasti suami hebatmu..Mr..” Alex menampilkan
tatapan mengingat disambut uluran tangan dingin Alfian.
“Alfian James Dunkan,Sir. Terima kasih”
“ahaha ya. Mr Dunkan,kembali. Aku Alex Pendeghast. Kau bisa panggil
aku..Lexy” yaikksss sumpah. Alfian baru saja melihat mata menggoda dari si
pirang. Apakah Alfian sangatlah ganteng sehingga mampu menarik hati seorang
jantan? Dia mengkerutkan kening jijik melepas jabatan tangannya. Alex tertawa
dan Andrea tersenyum kecut.
“Alex..gay,Alfi..”
SUDAH KUDUGA! DIA JANTAN JADI-JADIAN!
Alex melambaikan satu tangan kocak dengan sisa tawanya yang lebar.
Menyaksikan raut Alfian yang berubah drastis.
“maaf kan aku,Mr Pendeghast. Aku tidak. Ya kan sayang?” sepenuhnya
Andrea linglung ketika bibir tebal itu mencium bibirnya mesra. Hanya satu
kecupan,tapi sudah membuat gairahnya yang sempat tidur,meletup. Betapa ia
merindukan sentuhan suaminya.
Si pirang menggelengkan kepala,tersenyum ramah melihat kebahagiaan
terpancar dari pasangan ini. Bahagia apanya..
“aku tahu. Dan sayangku inilah yang menjadi tautanmu,Mr Dunkan..”
Kepala Alfian miring setuju.
“aku harus pergi,sayang. Aku mau menyambut yang lain.
Bersenang-senanglah,kau juga Mr Dunkan”
“bertemu di acara inti” ucap Andrea membiarkan bocah tengil itu
berjalan pergi. Ia kembali berpaling pada Alfian yang lebih banyak
diam,menyeringai geli dan menggenggam tangannya.
“apa kau baik?” Alfian mengangkat kedua bahu melengos.
“aku merinding” Membuat Andrea lagi-lagi tertawa lepas. Alfian melihat
semua itu,ketika bibirnya tertarik lebar dan mengeluarkan suara tawa yang
indah. Dia menyukainya,ia menyukai tawa,desahan lenguhan Andrea yang
menggetarkan setiap relung jantungnya.
“ayolah kita ke dalam. Beberapa koleksi Alex dipamerkan dan dilelang..”
“apa pria itu selalu mengadakan pesta begini?” keduanya berjalan
sembari bergandengan tangan.
Andrea mengangguk. “Setiap tahun. Ia cukup kaya dengan bisnis seperti
ini. Dan Alex..” penjelasan Andrea terhenti. Matanya melebar terkejut,bibirnya
terbuka dan suara bising disekitarnya memudar hilang. Suami disebelahnya
memandang heran,apa yang dilihat? Ketika ia mengikuti arah tatapan Andrea,darah
berpacu lebih cepat seolah akan pecah. Sepenuhnya membeku.
“William?” Entah sebuah firasat magis darimana,pria tak kalah gagah itu
menoleh dari percakapannya dengan seorang kerabat. Menjalin satu pandangan
kagum pada Andrea dan ia tersenyum
terpesona.
“Andrea..kau..” tapi senyum itu menghilang. Langkahnya stop belum
sempat menjangkau wanita yang ia cintai. Saat seekor serigala menatapnya buas
seolah hendak mengoyak tubuhnya habis-habisan. William tahu siapa serigala ini.
Dan begitu juga sebaliknya..Alfian tahu..siapa buaya ini..
Tubuh Andrea yang mungil terhimpit akan pandangan mematikan keduanya
yang sama sekali tak berucap apapun. Alfian dan William,sama-sama ingin
membunuh,hanya dengan koneksi tajam di mata mereka. Andrea menciut ngeri.
Sialan,kenapa William muncul di waktu yang tidak tepat?
Dan Alfian..ohh sepertinya dia tahu William. Tentu saja tahu! Wajahnya
muncul di headline news media,dengan judul besar “Selingkuhan Andrea Blunt!”
Terima kasih.
Tubuh mungil itu terkepung oleh dewa kesucian dan dewa kejahatan.
“eggh..Willy kau..datang?” tanya Andrea ragu-ragu. Pria itu ikut
menatap Andrea tajam bercampur tak suka. Jadi..dia bersama suaminya? Bagus.
“aku diundang nyonya besar. Kau lupa kalau Miss Pendeghast kenal dekat
denganku ya,Andrea?” mampus kau. Andrea merutuki dirinya sendiri,mengapa ia
memanggil William tadi.
“dan kau..membawa..seseorang,Andy?” William bertanya manis. Tapi
nadanya terdengar sinis. Mengejek pada sudut matanya dan yang Alfian pancarkan
ialah kemarahan besar. Benar,dia adalah selingkuhan Andrea yang itu!
Andrea yang salah tingkah,berusaha menetralkan nafasnya yang memburu.
Mengapa ia harus gelisah? Ohh takut Alfian marah padanya lagi? Mimpi buruk!
“Willy,kenalkan. Ini..Alfian. dan Alfi,dia...” Sebelum melanjutkan
perkenalannya,seorang Alfian yang nampak santai,tersenyum di sudut bibirnya
seolah menantang—maju dan mengulurkan tangan.
“Alfian James Dunkan. Suami Andrea. Dan kau pasti William?” tanyanya
terdengar meremehkan. Mati Andrea! Mengapa Alfian cerdas sekali.
Pria berjas putih itu menatap tak suka pada Alfian,meremas jabatan
tangan itu seperti akan mengajaknya bergulat disini!
“kau tahu aku ya? William Steven Moon. sahabat,bisa dibilang..teman
dekat Andrea..” ya Tuhan..tubuh Andrea benar-benar kisut diantara pria jangkung
yang sejajar dengan sapaan pedas mereka. Dan disinilah Andrea. Bingung,terapit
oleh dua pria yang ia BUTUHKAN..dan dia INGINKAN!
“Alex sempat bertanya,kenapa aku tidak bersamamu. Biasanya kan..kita
selalu datang berdua” ujar William manis hanya terfokus pada Andrea. Bukan pada
buaya busuk dihadapannya yang saat itu juga menatapnya garang. Wanita itu
mengkerut sebal.
“maaf,tapi tentu saja ia tak akan mengajakmu pergi. Ada aku,jadi akulah
yang diajaknya. Ayo,sayang. Acara akan segera dimulai” balasan yang sungguh tak
ingin didapatkan Williiam,sebelum Alfian menggandeng tangan kecil tersebut—atau
menyeret dengan paksa—dia menyempatkan diri untuk mencium lagi bibir berlipstik
milik Andrea. Darah panas mengalir akan kecemburuan. Ia benci pria ini,suami
palsu Andrea! Enyahlah kau!
“William..aku..pergi dulu..”
Tanpa ada pelukan hangat,kedua pasangan yang paling dibenci
William,pergi. Terlihat mesra dan serasi. Beberapa kilatan kamera kuli tinta
sejenak mengabdikan pasangan sensasional tersebut. Dan ketika suatu sinar
cepat,William sadar. Dia akan dijadikan berita di tabloid besok. Selingkuhan
Andrea akhirnya bertemu dengan suami asli Andrea! Sial. Ia segera beranjak dari
situ.
**o0o**
“Terjual..! Selamat untuk Tuan kaya yang disana” tepuk tangan riuh yang
membosankan Alfian bergemuruh seolah itu acara tahun baru. Dia mulai suntuk.
Tak suka dengan pesta begini. Lebih bagus ia ke klub,minum vodka,dan
lagi...sejak pertemuan dengan pria memuakkan tadi,moodnya menjadi sangat turun.
Bahkan Andrea tak berniat menjelaskan. Sudahlah,toh Alfian tak ingin
mendengarnya. Ia hanya diam dan murung. Istrinya dapat merasakan itu.
Mengerucutkan bibir dan berbisik.
“kenapa?”
Alfian melengos jenuh.”aku bosan. Bisakah kita pulang lebih awal?”
Dia mengerutkan kening heran. “kalau bosan pulang saja sendiri” sungguh
jawaban yang tak ingin Alfian dengar. Jadi..Andrea ingin pulang bersama pria
itu?!
“ohh..lalu kau bisa pacaran lagi dengannya?! Itu tujuanmu?!” desis
Alfian ditengah-tengah mc yang membuat suatu penawaran—entahlah barang apa.
Andrea tak memperhatikan,perutnya melilit merasakan nada menantang sang suami.
“aku sudah putus dengannya,Alfian!”
“tapi nyatanya?” tanya Alfian tersenyum mengejek. Wanita itu menggeleng
frustasi.
“dia sahabatku! Bukan berarti aku akan benar-benar menjauh darinya!”
“apa matamu buta? Lihat ratusan paparazi didekat kita! Aku yakini
fotomu yang jelek itu akan terpampang bersama pecundang itu!”
“STOP! Aku benci sifat kekanak-kanakanmu!” Andrea menarik keras tangan
kirinya yang sejak tadi dicengkram kuat oleh Alfian. Menggeser duduknya,menjauh
dan marah. Berani-beraninya Alfian membuat adegan disini. Banyak orang,itu
memalukan dan Andrea tidak suka itu. Ia hampir saja berdiri kalau tidak karena
Alex muncul di panggung dengan membawa mic,tersenyum sumringah.
Dan tanpa kedua pasangan sombong itu sadari,diseberang
sana,William,mengawasinya serius. Tajam,dan tersenyum menang.Ia memang kalah
tak bisa mendapatkan Andrea. Tapi satu yang pasti,Alfian sebenarnya juga bukan
pemenang!
“Kau memiliki suatu barang menakjubkan untuk dilelang,Alex?” Mc
bertanya penasaran. Alex si gay itu terkikik dalam microphone. Membuat para
tamu ikut tertawa.
“ya. Suatu barang langka kebanggaanku. Hanya ada satu dan sulit
mendapatkannya. Siapapun yang menawar dengan harga sangat tinggi,aku akan merelakannya..”
ujar Alex senang.
Andrea mencoba menyimak setiap kata yang diucapkan sahabatnya itu.
Tidak menghiraukan pria yang disamping—yang sibuk melototinya kesal.
“baiklah! Ini dia..dibuka dengan harga..?”
“40 juta dolar!”
Seruan Alex disertai sebuah meja berkain gelap muncul diiringi sorot
lampu putih terang. Hingga membuat bibir Andrea terbuka kagum. Matanya berkilau
bagai harimau mendapatkan mangsa.
“Diamond of Scar.Kalung berlian yang Alex dapatkan dari penjelajahannya
di Rusia. Dulu..kalung ini dimiliki oleh ratu Rusia pertama. Lalu beberapa
bangsawan yang lain mencoba mencuri serta memperebutkannya. Tak ada kisah indah
dibalik kalung berlian ini. Namun..kau akan terasa indah bila memakainya..untuk
para wanita..wuuu siapkan uang kalian..” rayu MC gembira. Hati Andrea membucah
melihat perhiasan itu. Kalung perak berbandul berlian biru bundar bertengger
angkuh dimanekin. Ia hampir saja mengangkat tangannya tapi..
“55 juta!” semua menatap kepada orang itu. Termasuk Alfian yang
tercengang bukan main. William menawarkan pertama. Tersenyum puas,lalu bola
mata lembut kembali pada Andrea yang terkejut. William? Ia tersenyum hangat dan
menggunakan bahasa tubuh..jari telunjuknya menunjuk pada Andrea dengan pesan angin..For
you..
APA? Alfian melihat itu! Hidungnya melebar mengeluarkan asap marah dan
kecemburuan. Ketika Andrea malah menggeleng tidak menyangka pada
musuhnya,Alfian menggeretakkan gigi lalu..
“60 juta!”
WAHHH..para tamu berwah ria dengan aksi gratis ini. Alfian menyeringai
puas pada William. Dia menyipitkan mata kesal,ia tak akan kalah oleh plaboy
oversex itu.
“70”
“85!”
“92! Andrea tak bisa berbuat apa-apa. Bibirnya tercekat. Ia ingin
sekali menyela,tapi tak ada ruang bagi dua pria yang terngah berduel berebut
sebuah kalung? Untuk apa?
MC nampak kebingungan dengan tawaran William yang paling akhir,ketika
pandangan menusuk Alfian ditujukan olehnya. Keningnya berperluh.
“well,92 juta dolar..untuk tuan berjas putih disana. Ada..tawaran
lain?”
“100 juta!” Mata Andrea tidak melotot. Hanya redup tidak mengerti.
Sebuas inikah Alfian berebut mainan dengan pria lain?
“atau akan kutambahi,110?” katanya lantang ditengah kesunyian acara. MC
itu berdeham sejenak,melirik Alex yang terkekeh geli sembunyi-bunyi.
“110 juta dolar. TERJUAL..untuk Mr..”
“Dunkan!” tepuk tangan riuh menggema seperti menyudutkan William yang
melongo tak percaya. Dia kalah. Dia dipaksa kalah oleh Alfian. Apa hebatnya
dia? William hanya duduk membeku,menatap pahit pada Alfian yang tersenyum lebar
seolah-olah ia mencetak poin tertinggi dalam permainan bola sekolah.
Setelah menerima banyak sanjungan, ia berpaling. Semakin menyeringai
seksi saat Andrea membuka bibirnya tak bisa berucap apapun. Ekspresi tak
terbaca,dengan segala kemarahan yang bersisa dan juga tak menyangka.
“menghilangkan rasa bosanku” papar Alfian senang.
“lalu kau apakan kalung wanita itu?” Andrea bertanya risih. dalam
hati..ia berharap kalau Alfian membelinya karena untuk dirinya. Tapi..
“entah..mungkin kubuang..aku tak begitu suka berlian..”
Gagal total! Sia-sia Andrea berharap. Pria ini tak akan peka. Wanita
itu mendesah bengis,menatap yang lain. Tidak ingin terlibat dalam kemenangan
pria itu. Alfian sungguh tidak dapat ditebak.
**o0o**
Baru saja Alfian tiba,ketika Andrea sedang duduk di ruang tamu. Bersama
Naomi,dan dia tengah membaca sebuah dokumen dengan amat serius. Ia melonggarkan
dasi kerjanya ketika melewati mereka.
“apa itu?”
“kontrak kerja” jawab Andrea cuek memegangi keningnya seolah akan
pecah—tanpa melihat sang suami. Ohh..Alfian hendak pergi ke atas ketika
kupingnya tak sengaja menangkap sebuah perkataan yang haram bagi dirinya.
“baiklah.aku terima naked photoshoot itu” suara yang seksi nan dingin
berpengaruh kepada indra kesetanan Alfian yang tidak jadi menapak pada tangga.
Ia dapat melihat,manajer sok pintar itu tersenyum lebar seolah dapat lotre.
“kau akan sangat memikat seluruh masyarakat London..kau bisa
mengalahkan Paris Hilton,Andy” pekik Naomi gembira bertepuk tangan riang.
Wanita itu melirik seluruh tubuhnya sendiri dengan bangga. Mengedikkan mata
genit nan sombong.
“akan kutunjukkan seluruh tubuh cantikku..”
“TIDAK AKAN KUIZINKAN!!”
APA? Suara itu menggelegar mengalahkan petir membuat Naomi terlonjak
sangat dan Andrea..tercengang. Alfian berjalan cepat dengan nafas
terengah,mendekati istri liciknya itu dan serta menatapnya buas.
“apa maksudmu?” jerit Andrea tak terima.
“..Kau..tidak akan menerima pekerjaan kotor itu!” Desis Alfian mencekam.
“siapa kau berani-beraninya mengaturku?!”
“aku suamimu,Andrea! Aku bisa melakukan apa saja untuk menggagalkan
foto telanjangmu itu! Kau..tidak akan kubiarkan..” Kedua orang keras kepala ini
sama-sama mendelik marah. Andrea yang benci akan aturan curang Alfian, dan
Alfian yang marah karena merasa tidak mau pria lain bernafsu hanya gara-gara
memandang tubuh telanjang wanitanya. MILIKNYA!
“aku tak peduli padamu! Ini bukan pekerjaan kotor,ini kesempatan emasku
didunia model! Hanya karena kau..aku tak akan berhenti! Jadi tutup mulutmu dan
MUNDUR!” Andrea melengkingkan suara sumbangnya. Mengepalkan tangan ketika ia
sadar,tantangan itu..membuat Alfian terkesiap..mengabulkan permintaannya.
“ya..kau benar..kau tak peduli padaku,tapi aku..peduli
padamu..terserah,kau mau berbuat apa..kali ini aku juga tak akan peduli
padamu!” bisik Alfian menyerah tepat saat bibir mereka yang hampir
bersentuhan,lalu menjauh..pergi..bayangan punggung yang dirindukan dan dibenci
Andrea..benar-benar pergi. Ia frustasi,dia mengumpat kata-kata kotor. Sejak
hidup dengan buaya itu,Andrea merasa terkontrol. Jiwanya yang bebas dipenjara
dan diperbudak oleh seorang Alfian?! Sialan! Andrea membanting dokumen projek
foto telanjangnya—ke meja dengan keras. Wajahnya sangat terlihat marah besar.
Lagi-lagi..ia harus dijauhi oleh suaminya itu..
“kau masih tetap akan menerima pekerjaan ini kan?” suara Naomi mengalihkan
kekesalannya. Menatap Naomi yang raut mukanya tegas,dan seolah mengatakan
‘jangan menuruti perintah pria itu!’. Andrea bercekak pinggang,mengatur
nafasnya yang kasar karena pertengkaran.
“tentu saja. sudah kubilang aku tak akan berhenti hanya karena ..dia..”
sang menajer menyeringai puas. Lihat Alfian!Andrea itu bukan wanita polos lugu
yang bisa kau kendalikan seperti yang lain! Dia angkuh,dan dia suka kesempatan
langka ini.
Wanita itu menghempaskan tubuh kakunya ke sofa besar dengan keras.
Melempar sepatu kencang-kencang seakan ia menimpuk bocah nakal yang ada
dilantai atas dengan segala rasa ngambeknya!
**o0o**
Dia bukanlah tawanan. Dia bukan narapidana. Dia bukan tersangka yang
siap dihukum mati. Tapi mengapa Naomi merasa seperti itu? Diseret paksa ke
sebuah gedung yang baginya saat ini seperti penjara disudut pulau terpencil.
Segala kesibukannya ia tinggalkan dan akhirnya terhambat hanya karena satu..
Pria tinggi itu,duduk mengerikan bersama aura angkuh-geramnya dikursi
panas. Menatap tajam seolah Naomi itu santapan siang. matilah kau..
“aku harus membayarmu berapa agar kau bisa membatalkan kerjaan kotor
Andrea,Naomi?” nada serak yang terdengar menyengat,Alfian membuka bolpoin
peraknya,siap untuk menulis cek beratus juta—mungkin. Naomi sudah tahu,tujuan
Alfian membawanya kemari hanya untuk ini. Ia mendengus dan mengejek.
“tak akan bisa kau melakukan itu padaku,Mr Dunkan!” jawaban yang salah.
Membuat kemarahan Alfian kini memuncak. Dia menggebrak meja kerjanya dan
bangkit bersiap bertarung—demi wanitanya.
“bisa-bisanya kau memberi pekerjaan menjijikkan itu padanya! aku
SUAMINYA! Aku berhak untuk mengatur Andrea apapun itu. Bukan kau! Foto
telanjang? Aku tidak ingin setiap pria meneteskan air liur pada tubuh ISTRIKU..”
“Dia Menolaknya!!” suara jeritan yang tak kalah lantang. Apa? Apa
tadi..yang ia katakan? Alfian mengernyit bingung diiringi aliran darah yang
berhenti.
Naomi memasang raut masam yang berlebih. Menerima banyak ancaman dari
bermacam pihak.
“..apa katamu?” tanya Alfian tidak paham yang disambut desisan lelah.
“istrimu yang plinplan itu ntah kenapa berubah pikiran. Untuk
dirimu..terima kasih Mr Dunkan yang terhormat. Kau sudah membuatku diamuk satu
gedung agensi kami,gagalnya kesempatan besar dimana Andrea bisa menapaki karir
yang lebih tinggi. Itu musnah..semua karena suami bodohnya!!”
“Jadi..dia..menolak?” semua ceramah Naomi tidak masuk ke dalam otak
Alfian yang luar biasa cerdas. Hanya satu yang ia tangkap. Andrea menolak? Iya
kan?
“kau dan dia sama-sama stress. Aku pergi! Terima kasih lagi padamu
karena logam emasku tidak jadi terkirim. Aku gagal jadi kaya!” Naomi dengan
nafas memburu seperti habis berlari marathon,pergi mendobrak pintu gagah ruang
kerja Tuan muda Dunkan tersebut—yang saat ini..hampir pingsan. Kedua tangannya
bersandar pada meja,membungkuk dan
merenung. Ia tak peduli,mau karirnya hancur atau tidak. orang-orang yang tidak
mendukung. Tapi..Andrea menolak? Dia menuruti kemauannya?
Senyum yang beberapa hari ini menghilang,muncul lagi. Senyum senang
khas Alfian,menyeringai genit,lalu serakah. Ya..dia serakah..sangat serakah
pada Andrea.
**o0o**
Langkah lesu itu terus bergemelatuk pada sepatu berhaknya. Andrea kesal
setengah mati. Ia sendiri juga tak tahu,apa yang membuatnya kesal. Sikapnya
yang nyeleneh seperti bukan Andrea atau..dia menyanggupi perintah banteng itu?
Sialan. Sejak pertemuan dengan William,lalu masalah ini..bencinya semakin
meningkat. Darimana asalnya tingkah ini—ketika ia dengan ragu-ragu menolak pekerjaan
yang sudah ia dambakan? Wow..tubuh eksotisnya gagal dipamerkan pada seluruh
orang.
Andrea baru saja berniat untuk mengasingkan diri sebelum pria itu
pulang,tapi...yang ia hindari malah muncul seperti setan disana. Bersandar
santai pada pintu kamar,menyekap tangan didada,kemeja hitam tampan yang
digulung dan dibuka dua kancing atas, wajah bak dewa Yunani yang menyeringai
senang melihat kehadiran Andrea. Gigi wanita itu bergemelatuk. Ia
kalah,mengapa..mengapa sih ia selalu jatuh pada kontrol Alfian? Bukankah ia
sudah berniat untuk tidak peduli dan tidak akan memikirkan urusan pria ini?!
“aku menunggumu pulang,sayang..” kata-kata sambutan yang malah
memanaskan kobaran api dihati Andrea.Rahang yang mengeras, Jalannya seperti
berlari dan dia sepenuhnya mengacuhkan pria ganteng itu. Ia sengaja menabrakkan
sebelah bahunya keras dan berlalu ke dalam kamar. Alfian terkekeh,istrinya kini
yang ngambek. Bagaimanapun..ia suka.. Lupakan masalah cinta konyol Benjamin
tempo lalu. Alfian sungguh menyukai situasi ini. Perasaannya meluap hebat
mendengar penolakan Andrea pada kerjaan kotor itu. Rasanya asik.
Mata pria itu melirik ke sekitar,sebelum menutup pintu,ada senyum mesum
yang tersembul disudut bibirnya dan pintu pun dikunci.
Saat ia masuk,Andrea sedang melepaskan blazer hitamnya,membuangnya
kencang lalu mencari sebuah pakaian tenang untuk tidur. Lebih tepatnya sih
mengoyak isi lemari. Dia berjalan tenang,bersandar lagi pada lemari,menatap
lembut pada wanita yang memasang muka ingin berkelahi,garang. Tapi toh dia sama
sekali tak mau bicara pada Alfian brengsek.
“kau mengambil keputusan yang benar,kau tahu,cantik?” Andrea dapat
melihat alis tebalnya terangkat penuh kemenangan,ia tak tahan! Sungguh tak
tahan. Dia bukan wanita yang suka memendam amarah. kalau marah ya marah saja.
“jangan menyombongkan diri dulu. Aku menolaknya bukan untukmu..aku
memikirkan bagaimana perasaan ibuku nanti melihat tubuh telanjangku terpampang
di majalah sukaannya. Dan aku juga telah sadar..tidak akan aku menjual tubuh
menawanku pada setiap bola mata pria bernafsu diluar sana. Itu rendah..aku
tidak melakukan hal yang rendah seperti dirimu.” sahut Andrea manis dan
kejam,tapi ia gagal bangga karena tak mendapat amukan pedas dari Alfian yang
sangat ia tunggu-tunggu. Dia malah terkekeh sinis.
“kau benar! maka dari itu..aku akan memberimu hadiah”
“hadiah seperti apa sih yang bisa kau berikan? hmm? aku punya dunia dan
aku bisa mendapatkan yang aku suka. Jadi hadiahmu mungkin tidak berarti apa-apa
buatku..”
BRAKKK!!
Ocehan bengis Andrea berhenti sampai disitu. Punggungnya menempel pada
pintu lemari merasa tubuhnya tersudut. Ketika banteng itu mendekat,mengunci
tubuhnya sangat dekat,Andrea menatapnya waspada. Lengan kanan bersandar di atas
kepala Andrea sedangkan lengan kiri bertengger manis di sabuknya. Mata hitam
itu seolah menembus ke dalam jantungnya yang kini berdentam hebat. Ia tahu
tatapan itu. Dan Andrea cukup familiar dengan sorot mata itu.
“hadiah dimana..kau tidak bisa mendapatkannya kecuali ketika kau
bersamaku..” Andrea sulitmenelan ludah .
Badannya menggigil harus menerima nafas hangat yang keluar dari lubang hidung
Alfian yang sangat dekat dengan wajahnya. Bibir mereka hampir
bersentuhan,Andrea masih marah dan risih,ia memalingkan mukanya kesamping tapi
Alfian bisa mendapatkannya kembali.
“akuilah,Andrea..hanya aku...yang bisa..memberimu..hadiah fantastis
ini..”jari-jari panas itu turun dari cengkraman dagu,merambat pada bibir mungil
manis Andrea yang terkesiap. Dan saat rangsangan sangat panas tiba saat rabaan itu
menyentuh tenggorokannya,Andrea menantang dengan mengangkat dagu- berani.
“sebegitu yakin kah dirimu?”
“kau sungguh tak sabar ya? Mau kutunjukkan?”
Alfian menyeringai puas melihat jawaban dari bola mata Andrea yang
melebar,dia membuka kancing kemejanya hanya dengan satu tangan. Andrea kembali
berhadapan dengan dada bidang berotot yang paling tak bisa membendung nafsunya.
Sialan,kenapa jadi begini?! Umpat Andrea dalam hati.
Setelah selesai,jemari itu kembali pada pekerjaan semula. Merayu sang
wanita agar luluh ditangannya. Usapan pelan dan erotis berputar diseluk beluk
rahanganya yang Andrea masih menahan desahan seksinya. Mata Alfian
membuncah,bibirnya merekah senyum cabul dan menggiurkan. Belaiannya semakin
turun dan turun..bermain dibelahan dada yang tersembul karena gaun ketat milik
wanita itu. Ya tuhan..jari dan mulut Alfian terasa gatal untuk tidak
mengecupnya.
Sengaja ia mengorek tempat indah itu dengan lihai,keluarlah erangan
indah di telinga Alfian. Andrea menggeliat tanpa sadar yang mendekatkan dadanya
itu pada tubuh Alfian yang tercium aroma pria jantan asli. Merasakan dirinya
basah.
“Alfi..an..” lenguh Andrea terengah-engah hanya karena jari itu
menyentuh meremas titik sensitif pada payudaranya. Pria itu melambung
menang,iblis dari balik punggungnya pun ikut berbisik.
“nikmati hadiah dan hukumanmu dariku,sayang!”
Dan..gelap.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar