Sabtu, 16 November 2013

Me,You,and Us.. (bagian dua)



Created by Aii D.Luffi or Aii Cicuit





Sembilan buah televisi pengamanan terpasang berurutan,dan layar menampakkan aktivitas wilayah sekitar yang dihubungan melalui sebuah kamera kecil dibalik rimbunanan pohon maupun benda-benda yang dapat menyembunyikannya. Pria itu menyeringai kecil sembari membuka kemeja kerjanya saat perbincangan tiga ibu-ibu konyol tengah membicarakan keluarganya sendiri masuk ke dalam layar persegi.


Bertelanjang dada yang terlihat sangat atletis,kedua telapak tangan bertumpu pada meja dan memperhatikan satu persatu pada monitor tv. Pintu kamar terbuka,dia menoleh. Suasana hangat merebak dan aroma kopi pekat tercium. Pria tersebut tersenyum ketika wanitanya semakin dekat dan menyerahkan satu mug berisi cairan hitam. Menerimanya dengan senang hati lalu menyeruput sedikit.

Si wanita mengawasinya dengan bulu mata lentik,matanya menyalurkan hasrat cinta yang begitu besar. Membuat hati pria yang ada didepannya membengkak dan siap meledak. Tak sampai 3 menit,mug itu hampir saja terbanting di meja,pelakunya malah sibuk mendorong tubuh sang istri hingga ke dinding dan bibirnya turut serta menempel,memagut,menyatukan dengan bibir manis berpoles istrinya.
Tangan kotor mencengkram kuat pinggang ramping,naik dan naik meraba apa yang ada pada lekuk tubuh indah tersebut. Ciuman panas mereka dalam,basah,menggelitik. Hingga wanita itu terkikik sexy luar biasa,dan siap untuk merebah ditempat tidur bersama.

“IBU!!!!” satu teriakan kencang dari luar tak mampu menghentikan segalanya. Dirasa harus berhenti,sang wanita mencoba mendorong kuat dada seperti dinding beton itu tapi sia-sia. Lelakinya sama sekali belum mau melepas ciuman indah mereka. Terus menyesapnya sampai-sampai dia harus mengangkat kepalanya tinggi-tinggi lalu menjijit. Satu jalan keluar,dia menangkup wajah garang didepannya,melepas koneksi dan saling menatap dalam.
Tuh kan..bibir si wanita bengkak. Merengut,tapi kemudian saling menertawakan.

“IBU!!!!” si bocah ternyata tidak terima karena ibunya tak kunjung datang. Apakah kau tak tahu kalau ibumu ini sedang sibuk bersama ayahmu,nak?! Hampir saja bibir padat itu menempel tapi gagal total.
“nanti..” bisiknya menenangkan telinga si pria. Mengusap dada telanjangnya,mengecupnya dengan bibir yang basah sampai pria itu mengerang pendek. 
“iya,sayang. Ibu datang!” Tampaknya berat bagi si pria melepas bidadarinya. Pegangan tangannya pun harus dikoyak dulu,hingga terlepas. Waktu untuk bermesraan begitu sedikit kali ini.
Mata yang selalu menyiratkan pandangan tajam tersebut berubah layu dan sinarnya meredup. Kembali pada apa yang ada dipikirannya. Sebuah map hitam misterius dan menakutkan. Layaknya catatan kematian.

**o0o**

Malam larut yang gelap nan kelam. Rumah luas itu tampak sunyi dan mengerikan tanpa adanya satu cahaya pun. Sebuah suara dingin menyelinap. Si wanita cantik memiliki muka putih pucat,seperti hantu. Tengah memeluk putra semata wayang,mendekap kepala didada,sembari menyenandungkan lagu aneh untuk menidurkan bayinya. Bukan lagu nina bobo,tapi terdengar mirip dengungan setan. Sepertinya bocah itu telah terbiasa,ia bahkan mulai memejamkan mata dan menikmati hangatnya aliran darah sang ibu.

Dia mengecup kening anaknya,sesaat sebelum melebarkan kedua bola mata karena dicelah pintu kamar yang terbuka sedikit—bayangan seorang pria familiar muncul menatap tajam ke arahnya. Ia terkesiap,menerima maksud lelaki tersebut dan mengangguk pelan. SI bocah kembali terjaga ketika merasakan goncangan di sampingnya. Pandangannya langsung berubah bingung plus mengantuk.

“ayah dan ibu..akan pergi lagi?” tanyanya parau—tak kuasa menahan kantuk sekaligus kesal. Ibunya memandangnya pilu. Mengecup bibir mungilnya yang imut dan mengusap sayang rambut lebat keturunan dari suaminya.
“kami akan segera kembali..kau tidur ya? tak perlu cemas,disini aman”
Sang bocah pun mengangguk. Mau apalagi,toh dia juga sudah biasa sendirian. Serta merta membiarkan orang tuanya pergi saat ia akan tidur.

Menyelimuti,satu lagi ciuman dalam dan penuh cinta,akhirnya dia bisa melepaskannya. Dan anak itu sekejap kembali tidur. Ia biarkan pintu kamar si kecil terbuka lebar,dan segera menghadapi pria tersebut dengan pandangan mantap namun terselip keragu-raguan juga. Saling menatap dan seolah saling memberi kekuatan dan keyakinan melebihi apapun. Dalam kegelapan,siluet pria itu tertangkap tengah meraih tangan istrinya,kemudian mengecupnya tanda terima kasih.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar