Aku suka ketika akhirnya
mataku jatuh hanya pada dirimu. Saat itu musim gugur. Dan kau adalah pengganti
Summer ku (musim panas ku) yang pergi dan kau adalah Autumn ku (musim gugur
ku).
Aku suka saat aku diam-diam melirikmu dari segerombol manusia yang
mengagumiku,dan melihatmu tertawa lepas oleh candaan teman-temanmu disana.
Aku suka saat mataku selalu mengawasimu tajam dan terpesona akan
kecantikan alami mu tanpa dibuat-buat. Kau apa adanya dengan segala yang kau
punya.
Aku suka saat hari berikutnya,bibirmu yang semanis rona merahmu itu
menyampaikan sesuatu padaku dengan tulus dan serius. Diiringi senyum gelimu
ketika kita sama-sama canggung berduaan.
Aku suka ketika kau tidak berpaling saat aku mendekatimu begitu frontal
dan terlihat. Aku suka ketika mata hazelmu yang cantik itu berseri-seri tatkala
menerima ajakan kencan dariku,hanya aku.
Aku suka ketika kau dengan wajah malu-malu mu yang mempesonaku itu
membisikkan ucapan bahwa kau mau menjadi teman cintaku. Aku begitu suka saat
aku menyentuhmu,memelukmu,menciummu,dan menatapmu tanpa ada rasa bosan.
Aku suka mengubur hidungku dikumpulan helai rambut
coklat-wangimu,lehermu,dan pelukanmu. Aku suka ketika jemarimu mengusap setiap
jengkal wajahku yang menurut orang-tampan. Tapi selama kau yang
mengatakannya,aku menjadi lebih dari percaya diri dan bahagia.
Aku sangat suka ketika kau marah dan ngambek padaku,saat dimana aku
harus bekerja sama dengan para wanita lain yang menjadi kerabat. Aku suka
ketika kau bertindak menangis kesal,bagiku itu lucu dan menggembirakan. Karena
itu tanda bahwa kau menyayangiku,merasa bahwa aku ini milikmu. Aku suka
membuatmu cemburu.
Aku suka saat kau membeberkan setiap detail impianmu padaku tanpa ada
rahasia dan ditutupi. Aku suka ketika kepalamu bersandar dibahuku yang kokoh
ini dan kau bercerita ngalur ngidul sementara aku menjadi pendengar setia yang
tersenyum hangat. Aku suka ketika kau memberikanku tanda sayang berupa tautan
manis jari jemari kita,menjadi satu seperti hati kita yang terpaut satu.
Aku suka saat kau mengucapkan tanda perpisahan,”selamat malam,mimpi
indah. Mimpikan aku”. Aku akan selalu memimpikanmu tiap malam tidurku. Aku
begitu suka ketika bibirmu yang selalu manis itu menempel di pipi maupun di
bibirku yang menggetarkan setiap relung jiwa ragaku.
Aku suka ketika aku tersenyum idiot membayangkan setiap kecupan
indahmu.
Aku suka ketika kau lebih memilih pakaian sopan dan menutupi lekuk
tubuhmu yang berubah menggiurkan. Aku suka ketika kau menggelayutkan lenganmu
pada lenganku menjadi satu dan melenggang bersama di acara besar itu. Itu
sebuah pernyataan bahwa aku milikmu dan kau milikku.
Aku suka menemukan barang-barang kecil wanita yang tak pernah aku
punya,tersebar bebas dimeja,lemari,dan disekitar ruangan milikku. Aku suka
memandang tumpukan bajuku tercampur dengan tumpukan bajumu. Aku suka ketika
melihatmu sebagaimana kau adalah objek pertamaku dipagi hari. Aku suka
mendengar bisikanmu yang berucap “selamat pagi,sayang”
Aku suka dengan aromamu yang menyerbak di sudut rumahku,aku suka
mendapati helaian rambut rontokmu di sprei bantal kuning gadingku. Aku suka
melihatmu menyambut pagiku dengan segelas kopi susu hitam dan dua buah roti
bakar kesukaan pagiku. Dan aku suka akan senyum mautmu yang hangat sehangat
mentari.
Aku suka memungut setiap baju dalam mu yang tercecer dilantai
sembarangan,aku suka tertawa nakal sendiri. Aku suka kau memergokiku mengambil
celana dalammu dari lantai dan pipi putih cantikmu itu akan semakin memerah
layaknya tomat. Lalu tawaku akan semakin bertambah keras.
Aku suka mengingat kejadian malam lalu saat aku telah duduk dikursi
raja kantorku. Aku suka menutup mataku,dan bayangan indah saat kau mengenakan
pakaian seksi dan merangsangku itu bermunculan di otakku yang mesum. Aku suka
melihat kenyataan bahwa kau hanya berani tampil telanjang bulat hanya padaku.
Memperlihatkan seluruh mahkota indah dari dirimu dan memberikan
sepenuhnya-pasrah hanya padaku seorang.
Aku suka saat kau terjatuh keras terlentang dibawahku-diranjangku dan
aku merangkak menuju tubuh keabadian cintaku.
Aku begitu menyukai saat kau
mendesah dan berteriak..”Minho..”-namaku. Terus menerus yang menghangatkan
gendang telingaku.
Aku suka menonton wajahmu yang mengerang nikmat dan menggeliat liar
seperti bukan dirimu yang lugu,semakin memeluk tubuhku erat tak ingin aku pergi
darimu. Dan aku semakin bahagia menusuk ratuku dan mendapati jalan surga dunia
kami bersama-sama. Itu indah..itu nikmat..aku suka itu.
Aku suka ketika akhirnya kau dan aku bertemu selepas membanting tulang.
Mulutmu yang selalu kubuat bengkak setiap hari dan malam itu terbuka menyerocos
tentang harimu yang sibuk dan berat. Ditambah embel-embel “akhirnya usai. Dan
kembali ke rumah bersamamu” membuatku melambung tinggi dan hampir menabrakkan
audi mahalku pada becak yang baru melintas. Aku suka ketika tanpa sengaja
melihatmu berkutat didapurku,serius dengan segala macam bumbu,ayam,sayur,bahkan
panci dan wajan lainnya. Aku suka ketika kau dan aku duduk berdampingan di meja
bundar dan menyantap hidangan istimewa penuh cinta darimu dan kita sama-sama
bercanda dalam kemesraan yang tak pernah ada habisnya. Tanpa terkecuali
menyentuhmu,dan sesekali menciummu.
Aku suka menghabiskan waktu sore denganmu menunggu malam tiba. Seperti
ini. Bahuku menopang kepala cantik-pintarmu,tubuhmu dan tubuhku menempel dengan
kaki terpintal seperti benang kusut. Meluruskan kaki kita ke sofaku yang
nyaman,dan tangan kananku merengkuh tubuhmu,memelukmu erat sesekali menghirup
aroma harum khas milikmu dibagian puncak kepalamu. Menonton acara televisi sore
dari berita,musik,opera sabun,maupun drama percintaan favoritmu. Sesekali kau
berteriak jengkel karena kalut akan alur cerita drama televisi tersebut,dan
juga berkomentar cerdas yang mengatakan seharusnya tokoh utama melakukan ini
dan itu. Tapi aku lebih tertarik pada dirimu,bukan drama. Sehingga yang aku
tonton sejak tadi hanyalah dirimu yang sibuk dengan drama wanitamu itu.
Satu hal yang pasti,aku sangat suka melakukan hal-hal sepele nan
kecil,bila itu bersamamu.
Satu malam lagi,aku begitu suka dengan malam. Karena aku bisa
memilikimu seutuhnya. Kau kuraih dalam asa pelukanku,dan kau menyerahkan diri
lesu dan penuh cinta akan raihanku. Kau yang terbaik setiap apa yang kuraih,kau
tahu itu kan.
Aku suka melihat kelopak matamu yang redup dari kegelapan,menantiku
untuk mencumbui setiap apa yang kau punya.
Keningmu,hidungmu,bibirmu,lehermu,dadamu,perutmu yang kusukai,dan area
terlarang untuk pria yang kini sudah kau izinkan aku tuk menjamahimu. Karena
kau mengakui kau..adalah milikku.
Dan aku sangat mencintai..disaat
milikku masuk ke dalam dirimu yang panas,hanya aku yang pertama,dan kuharap aku
yang terakhir untukmu. Milikmu adalah tempat terindah kedua setelah surga
Tuhan,bagi diriku.
Kau tahu..
Aku sangat sangat menyukai melihat ekspresimu yang syok dan seolah
membeku diam membisu.
Tapi jujur,aku cukup takut juga. Menanti apa jawabanmu kali ini dengan
perasaan berdebar dan sedikit geli karena bibirmu yang terkadang cerewet itu
kini tak bisa bicara.
Aku suka ketika diriku seperti melayang naik tinggi terus ke langit ke
tujuh. Aku suka mendapati diriku sesak nafas dan dengan gugup yang berkeringat
berlebih menarik sebuah cincin berlian tak kalah indahnya seperti dirimu,lalu
menautkannya dijemarimu. Aku suka melihatmu meneteskan air mata bahagia akan
pengajuanku pada dirimu yang tak terduga.
Aku begitu menyukai dua huruf “Ya”-mu. Aku suka jawabanmu atas dasar
lamaranku.
Aku suka ketika kau ribut-ribut mengenai rencana pernikahan. Dan itu
pernikahan kita. Aku suka melihatmu mondar-mandir dari satu agen ke agen lain
dan aku dengan suka hati paling dalam bersiap menjadi sopir pribadimu. Aku suka
ketika kau menanyai apa pendapatku mengenai segala urusan masalah pernikahan KITA. Kau jelas begitu menghargai
pendapatku,walaupun sepenuhnya pilihanmu adalah yang terkabulkan dan lagi-lagi
aku dengan suka hati menerimanya. Karena apapun yang kau sukai,aku pun juga
menyukainya.
Aku suka melihat gaun pengantin—seperti Ratu itu terpajang di manekin.
Dan aku lebih dari sekedar suka,saat gaun itu berpindah..ketubuhmu. Melekat pas
dan sangat cocok dengan dirimu. Membuat dirimu menjadi benar-benar seorang
Ratu,Ya,Ratuku seorang.
Aku suka melihat Ayahmu akhirnya
muncul..bersamamu..menggandengmu..berjalan dikarpet merah menuju altar dimana
aku sudah berdiri lemas menantimu. Altar kita.
Aku suka saat Ayahmu tersenyum meyakini bahwa aku adalah satu-satunya
pria yang pantas untuk putrinya,membisikkan sesuatu yang teramat aku sukai.
“Jagalah putriku ini..” dan aku menyetujui dengan menerima serahan lengannya
dan sepenuhnya memberikan anaknya yang indah itu padaku. Menjadi tanggung
jawabku,menjadi hakku. Menjadi pendampingku..selamanya..
Aku suka melihat senyum malu-malu gadisku dari tudung gaunnya. Aku
begitu suka saat kami saling berucap sumpah yang akan kami hadapi untuk membina
mahligai rumah tangga yang aku dan kau bangun. Terlebih lagi..aku suka suara
pendeta dan para tamu yang memerintahkanku untuk segera mencium
pengantinku,istriku,belahan jiwaku. Dengan senang hati,tentu saja.
Aku suka memiliki pantai ini sendiri,aku suka memiliki suasana indah
ini sendiri,dan aku teramatlah menyukai ketika kau menjadi milikku sepenuhnya
untukku. Aku suka membawamu bulan madu ke tempat eksotis yang belum pernah kau
pijaki.
Aku suka jeritan kebahagiaanmu yang berseri-seri,aku suka mengejarmu
bersama helaan angin sejuk dan guyuran air asin yang menggelitiki jengkal kaki
kita. Aku suka memotretmu dalam segala pose. Aku suka menyisipkan bunga
berwarna kuning nan mekar ini diantara daun telingamu dan kau akan tampak
semakin cantik dari bikinimu yang menggodaku setiap saat itu.
Aku suka hari dimana kau hanya memikirkanku,dan aku memikirkanmu tanpa
ada pikiran-pikiran lain yang mengganggu. Aku suka membawamu berdansa di tengah
malam bersama iringan musisi yang disewa dan kau jatuh bahagia didadaku dan
yang aku bisa lakukan hanyalah memelukmu serta menciummu.
Dan aku juga suka,malam kita benarlah malam kita. Pertama kali sebagai
sepasang suami istri dan setiap malam aku mengklaim diriku padamu. Aku suka
memberikanmu banyak cupang dan bengkak diseluruh tubuhmu,itu adalah stempel
bukti.Kau hanyalah milikku dan sudah menjadi milikku.
Lagi-lagi aku suka mendengar jeritan kenikmatanmu dan namaku..sebagai
sebuah doa dan gumaman.”Minho..”itulah desahmu.
Aku suka saat testpack dan dokter kandungan menyatakan bahwa kau telah
divonis...mengandung 3 minggu. Aku suka ketika kita berdebat antara anak lelaki
atau perempuan. Kau meneriakiku bahwa seorang bocah lelaki lebih baik untuk
dilahirkan duluan karena bisa menjaga adik-adiknya kelak. Dan aku suka saat aku
menyatakan dengan percaya diri bahwa aku ingin anak perempuan terlebih dahulu.
Kalau alasan sih..karena aku ingin memiliki satu lagi gadis seperti
dirimu,replika dirimu. Dan kau hanya menangis cemberut-geli,terlalu senang
karena kau benar-benar hamil,dan aku berhasil mengamilimu,Yesss bukan?
Aku suka sekali mengingat tanggal dimana aku akan mengantarmu kontrol
rutin,karena aku suka dan tidak sabar melihat anak kita yang semakin tumbuh
dari hari ke hari. Yang pertama jari-jari,lalu kaki,kepala,ohhh si kecil milikku
dan milikmu sudah memiliki degub jantung. Aku suka ketika aku tak kuasa menahan
tangis gembira,tapi aku tidak suka menangis didepanmu. Jadi aku lebih memilih
bersembunyi di toilet dan meneteskan air mata kebahagian. Sialan. Hanya karena
mendengar suara jantung kecil nan lemah itu aku jadi cengeng,tapi aku suka itu.
Aku suka melihat tubuhmu jadi gendut dan bulat. Aku suka melihatmu
berjalan seperti permain maching band pembawa tambur. Dan aku suka saat aku
memapahmu kemanapun kau pergi sembari menahan tawa,Ahhh istriku begitu cantik
walau bulat.
Aku suka dengan pekerjaan malam ku saat ini. Menciumi perut bundar itu
dan tanggapan yang paling indah ketika dua kali tendangan dari anakku membuat
ibunya kegelian. Kau dan aku pun tertawa penuh suka cita. Aku suka menempelkan
telinga kananku diperutmu yang membengkak itu dan bercakap-cakap dengan anakku.
Mengucapkan jangan nakal,tidur yang nyenyak,atau menyatakan cinta pada anakku
agar dia dapat mimpi indah. Dan aku akan dapat usapan lembut darimu di rambutku
yang lebat penuh sayang.
Entah aku suka atau tidak. Yang pasti,aku menderita. Bagaimana
tidak..kau menggeram dan mengejan kuat-kuat disana sementara aku hanya bisa
duduk seperti pria pengangguran. Yang bisa kulakukan hanyalah berdoa dan semoga
kerja kerasmu ini sepadan akan hasilnya,kita bisa melihat anak kita nanti. Aku
merasa sedih,yang mana peristiwa ini adalah sepenuhnya ulahku. Kalau saja
melahirkan itu tidak sesakit yang kau rasakan,seandainya melahirkan itu tak
perlu menghabiskan banyak darahmu. Maafkan aku,sayang. Tapi aku tak bisa
berbohong kalau aku suka hal ini. Karena kau ternyata memperjuangkan hidupmu
demi anak kita,buah hati kita pertama kalinya.
Perasaanku lebih dari kata..’suka’. Ketika melihat sebuah tubuh begitu
mungil,amat kecil,dan rapuh itu penuh darah. Bibirku membisu. Keringat dingin
gugup mengalir saat dokter berjubah membawa bayi yang masih asing dipandanganku
dan baru. Dia kecil,dia seperti sangat mudah dihancurkan karena teramat tak
berdaya. Ya Tuhanku..Air mata berkumpul di kedua pelupuk mataku. Bayi polos
yang masih bau darah dan mempunyai kulit berkerut ini adalah...anakku.
“selamat tuan. Bayinya cantik. Sehat”
Apa kata dokter itu? Cantik? YESS....Aku suka perkataannya dan aku
menyeringai menang penuh kepuasan. Hanya sekejap merasa menang dan tiba-tiba
aku kembali gugup saat dokter itu mendesakku menimang gadisku,gadis kecilku.
Dengan hati takut dan ragu,pelan-pelan aku menerimanya. Menyentuhkan kulitku
pada kulitnya. Dan aku suka perasaan ini. Desiran Damai terasa menyelubung diseluruh
jiwa ku yang terdalam. Bayi rapuh ini adalah separuh dari darah dagingku dan
darah dagingmu. Astaga..aku baru ingat dirimu..
Aku suka ketika melihatmu terjaga dalam kelelahan yang masih membalut
dirimu setelah proses perjuangan hebatmu. Baru kusadari suatu pepatah
mengatakan Ibu adalah segala-galanya,orang paling hebat sedunia,aku
menyukainya. Aku suka kenyataan aku telah menjadi seorang ayah dan kau..menjadi
ibu..dari anakku ini. Aku suka senyum lemahmu yang masih terpancar sinar cinta.
Saat aku menunjukkan bayi kita,aku suka melihatmu menangis bahagia. Akupun ikut
menangis..dan aku suka ketika kita tertawa dan menjadi kelimpungan saat gadis
kecilku menangis lagi.
Aku suka melihatmu menyusui bayi kita. Aku suka melihatmu memandikan
bayi kita. Aku suka melihatmu menimang gadis kecilku yang secantik dirimu serta
menyanyikan lagu nina bobo dengan lembut dan sesekali menciumi keningnya.
Aku suka ketika aku dan kau harus berbagi ranjang dengan bayi kecil
kita. Gadis kecilku tertidur lelap ditengah-tengah kita seolah dia adalah
berlian diantara kita. Aku sangat suka itu.
Aku suka ketika mencium aroma bayi dimana-mana,bahkan jasku sekalipun.
Aku suka menggendong gadis tercintaku sebelum aku berangkat bekerja sementara
kau menyiapkan bekal makan siangku untuk dibawa ke kantor nanti. Aku suka
kembali menyanyikan lagu anak-anak zaman kanak-kanakku dulu bersama ibuku,dan
kini aku ulang untuk kuberikan pada gadisku yang bermata besar mirip
kau,istriku.
Aku suka dan merasa sedih ketika gadisku merengek kencang saat aku
hendak pergi membanting tulang sebagai seorang ayah. Aku suka melihat kau
menenangkan gadisku dan cepat-cepat menyuruhku pergi agar sikecil tidak
menangis lagi.
Aku lebih suka memandangi foto-foto bayiku dan kau diponsel
canggihku,dikomputerku,bahkan di empat pigura yang bertengger manis disebelah
papan nama Direktur milikku—ketimbang mengerjakan pekerjaanku. Aku suka saat
lelahku yang terkuras habis dikantor-hilang saat aku kembali menggendong gadis
kecilku seraya menciumi dia..dan kau,ibunya.
Aku suka saat bayiku dikerubungi segerumbul kerabat serta keluarga
dekat. Aku suka memamerkan gadis kecilku pada mereka semua kalau gadisku adalah
gadis paling cantik dari bayi lain. Tapi aku tidak suka saat bayiku banyak
dicium orang lain dan berpindah tempat dari satu tangan ke tangan lain. Maaf
tuan dan nyonya,gadisku..milikku. Aku suka ketika aku jadi posesif kepada
sesuatu yang memang milikku.
Aku suka menemanimu belanja dibutik anak-anak,sementara kau yang
memilih segala pakaian,dan aku menggendong gadisku. Aku suka ketika gadisku
tertawa keras saat wajah tampanku sengaja memasang wajah konyol untuknya.
Aku suka ketika anak-anak tetangga meramaikan ruang bermain menemani
gadis kecilku yang sudah beranjak dewasa. Aku suka melihat kau mengepang rambut
coklatnya—mirip dirimu—dan aku suka ketika kau dan gadisku bersama-sama membuat
kue malam minggu untuk akhir pekan kita. Aku suka ketika aku membacakan gadisku
sebuah dongeng pangeran dan putri ketika dia hendak tidur. Aku suka menyelimuti
lalu menciuminya banyak-banyak seperti aku menciumi kau.
Aku suka ketika gadisku mulai tidur di kamar lain yang sudah ku cat
berwarna sesuai keinginannya,kuning,warna favorit kau dan gadisku. Ternyata aku
memiliki dua gadis kembar disini.
Itu berarti..aku dan kau akan menikmati malam-malam kita berdua
kembali.
Aku suka saat kau tidur diatas dadaku,menenggelamkan hidungmu
dileherku,dan kau berbisik.
“aku mencintaimu..Lee Minho..”
Aku suka ketika tanpa sadar aku tersenyum hangat nan lebar. Aku suka
mencium bibir manismu yang tak pernah berubah manisnya dan berkata.
“aku juga mencintaimu..Goo Hyesun..terima kasih..”
Aku suka ketika kau dan aku saling bertukar pernyataan cinta kita. Aku mencintai setiap kumpulan kata-kata
suka ku yang kini telah berubah..Aku cinta..
Aku suka ketika kau mencintaiku dengan tulus,yang kian hari kian
menambah. Teruslah seperti itu,Hyesun ku,Autumn ku.. Karena aku akan melakukan
hal yang sama untukmu.
Dan aku suka itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar